Gita duduk di ruang keluarga, matanya lurus menatap televisi
tapi pikirannya melalang buana. Dia terus kepikiran sama Anita yang rumah
tangganya sedang tidak baik-baik saja.
“Tante.. Rafa datang.” Teriak Fara sambil masuk.
“Hai.. keponakan tante yang cakep.” Gita beranjak dari sofa.
Dia bergegas menyambut keponakannya.
“Uuh.. gemes banget deh.” Gita langsung menciumi pipi Rafa.
“Lagi ngapai lo Git?” Tanya Fara sambil merebahkan tubuhnya
ke sofa, dia terlihat sangat lelah.
“Nggak ngapa-ngapain, lo mau minum apa atau mau makan apa
biar di buatin sama Bik Siti.”
“Em es teh manis saja deh, Bik Siti masak apaan, gue lapar?” tanya
Fara.
“Entah? Bik.. Bik Siti.” Panggil Gita.
“Iya Mbak.”
“Masak apa Bik? Fara lapar.”
“Tadi masak ayam goreng, sambal, sama sayur bening bayam. Mau
makan biar bibik siapin?” tanya Bik Siti.
“Boleh deh Bik.”
“Sini Mas Rafa biar bibik gendong, Mbak Gita sama Mbak Fara
kalau mau makan.” Bik Siti meminta Rafa dari Gita.
“Iya Bik, makasih ya.”
Fara dan Gita pindah ke meja makan, Fara mengambil nasi satu
piring full bikin Gita geleng kepala.
“Lo kesurupan atau apa makan banyak banget.” Gita
mengelengkan kepalanya.
“Gue lapar parah, lo nanti kalau pas nyusuin pasti bakalan makan
banyak. Gue bisa makan berat setiap dua jam sekali. Itupun gue udah sama
ngemil.” Jelas Fara sambil memasukan nasi kemulutnya. Dia benar-benar kelihatan
kelaparan.
“Tadi gue habis ketemuan sama Anita.” Gita membuka
pembicaraan tentang pertemuannya dengan Anita.
“Anita ada di kota ini? kok lo nggak ajak-ajak gue sih?” Fara
manyun.
“Iya kan lo kerja, awalnya gue juga bosen saja di rumah
iseng-iseng telpon Anita tanyain kabar. Eh.. dianya lagi di sini ya gue
langsung ajak ketemuan.”
“Terus..terus gimana keadaan dia sekarang? Sehat kan?”
“Ya sehat, Cuma..” Gita menghentikan ucapannya.
“Kenapa?” Fara penasaran, dia menaruh sendoknya pikiranya
langsung tidak enak.
“Jadi hubungan pernikahan Anita sedang tidak baik-baik saja,
berada di ujung tanduk.” Awalnya dia berat menceritakan tenang Anita. Namun dia
juga tidak bisa menyembunyikan kesedihan sahabatnya sama Fara.
“Kenapa? Kak Bayu selingkuh ya? Awas ya kalau ketemu gue
bejek-bejek itu orang. Berani banget nyakitin teman kita.” Emosi Fara langsung
meluap. Faramasih sama saja meskipun sudah menjadi ibu satu anak namun masih
saja emosinya meledak-ledak.
“Heh.. nerocos aja lo, gue juga belum selesai ceritanya. Jadi
awal mulanya itu karena tahu Anita tidak subur dan di vonis tidak bisa hamil
sama dokter. Sikap Bayu tiba-tiba berubah, bahkan ibu mertuanya menyudutkan dia
terus.”
“Anita tidak subur?”
“Yah..”
“Memangnya kalau dia tidak bisa hamil berhak memperlakukan
Anita seperti itu, dasar tidak tulus. Ih.. gue kesal banget deh sama Kak Bayu.
Tahu dia bakalan seperti ini sama Anita nggak gue ijinin mereka mau nikah.” Fara
benar-benar kesal. Dia tiba-tiba tidak napsu makan.
“Yah,kalau saja tahu. Tapi kan ini juga sudah suratan Tuhan,
kalau jalan hidup Anita itu bakalan seperti ini. Ujian pernikahan dia, kalau
dia sanggup melewati berarti dia lulus.” Kata Gita tiba-tiba bijak.
“Lo benar, tapi gue kasian sama dia. Pasti sekarang ini lagi
sedih.”
“Gimana kalau kita makan bareng, biar dia bisa happy lagi.
Kita ajak Vian, Raka dan juga Kak Gilang.” Gita memberikan ide untuk menghibur
Anita.
“Ah.. ngomong-ngomong soal makan malam. Kak Gilang kan di
undang makan malam sama cewek centil tidak tahu diri itu.”
“Oiya.”
“Iya, tadi di kantin dia genit-genit gitu. Mana ngajakin
dinner dengan alasan urusan kantor. Gue yakin nih dia pasti sengaja mau
ngajakin Kak Gilang.”
“Kok Kak Gilang nggak bilang sama gue ya kalau mau pergi
dinner.” Kata Gita dengan rasa kecewa.
“Nggak ngomong? Ish... benar-benar bikin tambah kesal lagi.”
Kekesalan Fara bertambah lagi.
“Far, lo nggak sedang ngompor-ngomporin gue kan?”
“Ya elah Git, ngapain juga gue ngompor-ngomporin lo.”
“Apa Kak Gilang bakalan tinggalin gue ya?” Gumam Gita.
“Heh ngomong apaan sih lo, semua itu tidak akan terjadi. Selama
masih ada gue tidak ada satu orang pun yang bisa mendekati Gilang dan
membuatnya berpaling. Percaya sama gue, dan lo nggak perlu cemas gue akan
selalu memantau Gilang. Dan tadi gue juga sudah kasih pelajaran dia.” Fara
meringis.
“Lo apain dia?” Gita
tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
“Gue siram pakai minum, gue kesel banget bisa-bisanya dia
agenit sama suami orang. Dan sudah sangat jelas dia sudah punya istri lagi
hamil pula.” Kata Fara.
“Lo emang the best deh, nggak ada tandingan. Makasih ya.”
“Siap.”
“Far, kabarin deh Raka sama Vian kita makan malam sama Anita.
Biar gue bilang sama Anita.”
“Ok.”
Gita berjalan cepat saat mendengar mobil Gilang, dia
buru-buru nyamperin Gilang. Gita tersenyum di ambang pintu menyambut Gilang.
Dia mencium tangan Gilang lalu meraih tasnya.
“Nggak usah biar aku saja yang bawa.” Gilang merangkul Gita.
“Kamu mau teh hangat, kopi atau susu hangat?” tanya Gita. “Atau
mau mandi dulu?” tanya Gita lagi.
“Mandi dulu saja deh.”
“Oke suamiku, biar aku siapin dulu.” Gita masuk ke kamar
mandi menyiapkan air hangat.
Gita duduk di sofa menunggu Gilang selesai mandi, dia sudah
menyiapkan teh hangat, cemilan.
“Istriku emang the best deh.” Gilang memeluk Gita dari
belakang.
“Memangnya aku ngapain sampai di bilang the best.” Kata Gita.
“Kamu melakukan banyak hal.” Gilang pindah di samping Gita. “Tadi
kamu kemana?”
“Ke mall, tadi aku ketemu sama Anita.”
“Anita?”
“Iya, dia sedang disini karena aku bosan jadi ketemuan sama
dia.”
“Em, sama Bayu juga?”
“Nggak, soal itu..” Gita memutar tubuhnya sehingga menghadap
ke arah Gilang.
“Ada apa?” Gilang ikut memutar tubuhnya.
“Em, gimana ya Gita ngomongnya.” Mendadak Gita bingung
ngomongnya.
“Ya ngomong saja, kamu tidak menyembunyikan sesuatu kan dari
aku?” Gilang cemas ada hal yang di sembunyikan darinya.
“Enggak, gini hubungan rumah tangga Anita dan Kak Bayu sedang
tidak baik-baik saja. Kata Anita sudah di ujung tanduk, kan Kak Gilang sahabat
dekatnya Bayu bisa nggak ngobrol dan bujuk dia agar kembali lagi sama Anita.”
“Hah.. sayang dengar ya itu kan masalah keluarga mereka kita
nggak bisa masuk begitu saja.”
“Iya Gita tahu, tapi kan kasian Anita.”
“Kamu kan baru dengar dari versinya Anita belum dari versinya
Bayu. Kalau kita mau menyelesaikan masalah harus tahu masalah keduanya jangan
sepihak begitu. Nanti yang ada justru memperburuk keadaan.” Gilang mengelus
rambut Gita. Dia sangat paham kalau Gita mau membantu temannya tapi dia tidak
mau istrinya itu membuat hubungan keluarga Anita semakin kacau.
“Iya sih.Tapi aku nggak tega.”
“Memang masalahnya apa?”
“Anita dia vonis tidak bisa hamil sama dokter, dan dari situ
Bayu dan mertuanya berubah. Bahkan Anita balik kesini juga tidak di cariin.”
Ujar Gita.
“Sayang, nanti malam kan kita berencana diner sama Anita dan
yang lain aku boleh izin ikut nggak?” Gita meminta izin.
“Boleh, kamu nggak ngajakin aku?” Gilang manyun.
“Memangnya kamu nggak ada acara malam ini?” Gita mengerutkan
kening, dia pikir kalau malam ini Gilang akan pergi dinner sama Lia makanya dia
tidak mengajak Gilang.
“Nggak ada.” Jawabnya cepat.
“Ok deh, kita pergi bareng.” Gita tersenyum senang. Tapi juga
bingung kenapa Gilang tidak mengatakan sesuatu tentang makan malam bersama Lia.
“Apa Kak Gilang sengaja mau menyembunyikan semua itu dari
aku.” Batin Gita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
SEMOGA DIANOGSA YG SALAH.....
2024-02-09
1
Susilawati
Git, kalo kamu penasaran kenapa nggak tanya in aja langsung ke Gilang nya, daripada nantinya jadi kepikiran yg nggak2.
komunikasi dan saling terbuka itu sangat penting dlm rumah tangga Git.
2022-09-16
1
Sitihasanah Titi
Gilang menjaga perasaanmu gita maka dia g mau hadir ke undangan hany
2022-09-15
0