Cewek Gendutku 2
Gita berdiri di depan
cermin melihat tubuhnya yang semakin memesar, perutnya pun membuncit. Dia
mengelus perutnya sambil tersenyum.
“Aduh, pasti kamu sudah
tidak sabar ya kelua dari perut mama.” Kata Gita dengan tangannya yang masih
terus mengelus perut saat sang bayi di kandungannya menedang-nendang.
“Baiklah sayang...
tunggu beberapa bulan lagi ya kamu akan segera ketemu mama sama papa. Mama juga
udah pegel nih bawa-bawa kamu kemana-mana.” Katanya lagi.
“Sayang..” Panggil
Gilang dari luar kamar.
“Ya.” Jawab Gita namun
belum beranjak dari depan cermin. Dia masih memandangi tubuhnya.
“Kamu ngapain disitu?
Ayo kita udah telat nih.” Gilang masuk ke kamar dan berdiri di samping Gita.
“Sayang, mending kamu
pergi sendiri saja deh.” Kata Gita.
“Kenapa? Kamu udah
kontraksi?”
“Bukan, aku nggak pede
saja sama penampilan aku. Lihat tubuhku sekarang membesar. Aku di rumah saja,
daripada malu-maluin kamu.” Gita pergi duduk di atas kasur. Dia tidak pede
untuk datang ke pesta-pesta semenjak dia hamil.
“Kamu ngomong apaan
sih. Ayo buruan kita berangkat sekarang.” Gilang tetap mau mengajak Gita pergi.
Dia tidak mau mendengar alasan Gita yang tidak masuk akal itu.
“Sayang, disana itu
pasti banyak cewek-cewek cantik. Sedangkan aku bulat seperti ini. Nanti kalau
kamu jadi omongan bagaimana. Ih.. ganteng-ganteng kok istrinya bulat kayak
bola.” Oceh Gita.
Gilang menatap Gita
lekat,”Coba sini aku lihat.” Gilang meminta Gita berdiri lalu melihat Gita dari
ujung kaki sampai ujung kepala.
“Mana gendut, Ini mah
sexy bukan gendut.” Gilang menyentuh hidung Gita dengan jari telunjuknya.
“Kami bisa saja, pasti
kamu cuma mau menghiburku kan.” Kata Gita dengan bibir yang menahan senyuman.
Ia tersanjung dengan pujian Gilang hanya saja dia tahan.
“Kamu nggak percaya sama
suami kamu ini. Dengar ya, kamu itu selalu cantik di mataku. Dan harusnya
kecantikan kamu itu hanya buat aku bukan buat orang lain. Lagian kan aku juga
yang membuat kamu gendut seperti ini.” Gilang mendekatkan wajahnya kearah Gita.
Dia ingin memberikan kecupan di bibir Gita namun perut Gita sedikit
menghalangi.
“Ah.. kamu masih
disini.” Kata Gilang mengurungkan niatnya untuk mencium Gita. Dia menundukan
kepalanya lalu mencium perut buncit Gita.
“Dasar papa kamu genit
sayang.” Kata Gita sambil tertawa kecil.
“Papa nggak genit sayang,
papa cuma mau minta jatah saja. Jadi kamu jangan lama-lama ya diperut mama.”
“Ish.. apaan sih kamu.
Dah yuk berangkat katanya terlambat.” Kata Gita sembari berdiri.
Gilang membukakan pintu
mobil untuk Gita, dia juga menggandeng erat tangan Gita. Dia tidak pernah lupa
meratukan sang istri dimana pun berada. Tak hanya itu dia juga selalu
menunjukan kepada dunia kalau dia sudah beristri.
“Sayang, aku ketoilet
sebentar ya.” Kata Gita.
“Mau aku anterin?”
“Nggak usah, kamu
duluan nanti aku menyusul.” Gita buru-buru ke toilet.
Gilang kemudian menemui
pemilik acara, sambil menunggu Gita.
“Selamat datang Pak
Gilang, terima kasih sudah menyempatkan datang ke acara saya.” Pak Bimo pemilik
hajat menyambut kedatangan Gilang.
“Sama-sama Pak Bimo,
semoga pembukaan perusahan baru ini bisa cepat berkembang dan sukses.”
“Terima kasih, oiya Pak
perkenalkan ini putri saya Gebrilia Hanita yang akan menjalankan perusahaan
baru saya ini.”
“Gebrilia, panggil saja
Lia.” Lia menjabat tangan Gilang.
“Gilang.”
“Lia, Pak Gilang ini
adalah rekan bisnis papa yang sangat keren. Masih mudah sudah menjadi pengusaha
yang sukses. Jadi kamu harus belajar banyak kepada Pak Gilang. Dan kerjasama
perusahaan kita ini berjalan langgeng. Yah kalau bisa berlanjut ke
kekeluargaan.” Pak Bimo menepuk pelan lengan Gilang sambil tertawa.
“Maksud bapak
kekeluargaan gimana ya?”
“Masa Bapak nggak tahu
maksud saya.”
“Saya memang nggak
mengerti?” Gilang bingung dengan apa yang di maksudkan oleh Pak Bimo.
“Yah kalau jodoh, siapa
tahu putri saya bisa menikah dengan Pak Gilang.” Katanya sambil tertawa kecil.
Gilang adalah menantu
yang sangat perfek dimata Bimo. Dia ingin sekali menikahkan putrinya dengan
Gilang. Semenjak pertama bertemu dia sudah terpesona dengan kerja keras, dan
pencapaian yang Gilang miliki. Dengan menikahkan putriya dengan Gilang maka
perusahaannya akan semakin besar pula baginya. Akan menjadi keuntungan besar
dan menjadikan orang paling kaya di indonesia.
“Papa, kenapa ngomong
begitu sih.” Wajah Lia langsung memerah. Dia malu meskipun dalam hati dia juga
sudah terpikat dengan ketampanan Gilang.
“Maaf Pak Bimo, tapi saya sudah berkeluarga. Dan
saya datang kesini berserta dengan istri saya.” Kata Gilang.
“Pak Gilang sudah
menikah?” tanya Pak Bimo dengan wajah kaget. Dia tidak pernah tahu kalau Gilang
sudah menikah.
“Benar Pak, itu istri
saya.” Gilang menunjuk Gita yang sedang berjalan menuju dirinya.
Kekecewaan terpancar
dalam wajah Pak Bimo, harapan untuk menjadi mertua Gilang langsung hancur.
“Sayang, kenalkan ini
Pak Bimo rekan bisnis aku.”
“Halo Pak, saya Gita
istrinya Gilang.” Gita mengulurkan tangannya.
“I-iya, saya Bimo. Em
sepertinya saya pernah lihat dimana ya?” Bimo merasa tidak asing dengan Gita.
“Oiya. Ah.. mungkin
bapak melihat saya di kantor kali pak waktu bapak berkunjung di kantor kami.”
Kata Gita.
“Mungkin, pantas saja
saya tidak asing melihatnya.”
“Ah.. jadi istri bapak
ini hanya karyawan di kantor Pak Gilang ya?” kata Lia. Dia menatap Gita dengan
sangat rendah dan tidak selevel dengan dirinya. Jika di bandingkan dia yang
lebih pantas bersanding dengan Gilang.
“Memangnya kenapa kalau
istri saya hanya seorang karyawan?” Gilang mulai tidak suka dengan ucapan Lia.
“Ya tidak apa-apa,
rasanya tidak pantas saja Pak Gilang bersanding dengan seorang karyawan biasa.”
“Lia, kamu ngomong
apaan sih?” Bimo mulai tidak enak dengan Gilang.
“Mungkin menurut anda
seorang karyawan biasa tidak pantas, tapi karena kariyawan biasa lah saya bisa
berdiri seperti ini. Pak Bimo terima kasih atas undangannya saya dan istri saya
mohon permisi dulu.” Gilang menudukan kepalanya lalu mengajak Gita langsung
pergi.
“Eh... sayang kenapa
udah mau pulang. Kita saja belum makan apa-apa.” Kata Gita.
“Nanti kita cari makan
di luar.” Kata Gilang.
“Kamu kenapa kelihatan
marah sih?”
“Sayang, kamu nggak
apa-apa di katain seperti itu?” Gilang heran kenapa dia tidak ada respon ketika
Lia mengatainya dengan kariyawan biasa yang tak pantas bersanding dengan
dirinya.
“Memangnya kenapa harus
marah, memang benarkan apa yang di katakan dia kalau aku karyawan biasa.”
“Ya tapi kan..”
“Sayang, mau apapun
yang di katakan orang aku tidak perduli. Selagi kamu masih mencintaiku dan
hanya milikku.” Katanya sambil meringis.
“Kenapa semenjak hamil
kamu tidak pernah cemburu sama aku, jangan-jangan kamu lagi sudah mulai tidak cinta sama aku.” Gilang
merengut.
Gita selalu berbeda
dengan orang-orang lainnya, biasanya orang hamil akan sangat sensitif tapi Gita
selalu biasa saja. Seperti tidak ada rasa cemburu sedikitpun kepada Gilang.
“Kamu ngomong apaan sih
sayang, kalau nggak cinta sama kamu kenapa ini aku bawa-bawa kemana-mana.” Gita
mengelus perutnya. Gilang terkekeh dengan jawaban Gita.
“Bisa saja.”
“Kamu pikir saja, kalau
bukan cinta akupun tidak akan sudi di buat seperti ini sama kamu.”
“Iya-iya sayangku. Ayo
kita cari makan sekarang.” Kata Gilang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Siti Tanisah
Alhamdulillah akhirnya Nemu lnjutanya..Gilang SM Gita ...baca maraton nih
2023-06-20
1
Uthie
Wahhhh... menyesal saya terlambat tau kalau kisah Gita dan Gilang ada kelanjutannya lagi 😍😍😍👏👏👏
telat saya tau infonya 😢😢😢😢
tapi seneng banget.... akhirnya dapat menikmati Couple kesayangan dan favorit ku lagi 👍👍👍🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗
2023-06-13
0
akhirnya setelah sekian purnama,aku iseng scroll2 ternyata cewek gendutku sdh rilis sesion 2 nya.maksih thor..
yg HANAN ga di buatin session 2 juga?gmna kehidupan hanan dan gina selnjutnya.juga selo dkk
2022-12-04
1