Ngambek

Gita duduk di kursi menatap komputer dengan tatapan kosong, tangannya mengusap perutnya. Hatinya kesal banget melihat Gilang yang seakan tidak peduli dengan dirinya.

"Bumil.." Nino memegang pundak Gita, karena kaget dia mengambil tas di sampingnya dan memukulnya.

"Mau ngapain lo pegang-pegang gue, nggak sopan ya." Kata Gita dengan lugas.

"Ampun.. Gita..Gita.. ini gue Nino...!" teriak Nino menyadarkan Gita.

"Eh.. Mas Nino. He..he.. maaf. Kenapa tiba-tiba disini?" Gita cengar-cengir.

"Tiba-tiba kata lo, jelas-jelas aku dari tadi disini." Omel Nino sambil manyun bibirnya.

"Ada apa Mas?" Gita meringis.

"Nggak jadi, udah nggak mood." katanya sambil duduk.

"Idih, gitu aja ngambek. Pantesan masih jomblo."

"Apa hubungannya coba?" Nino mendelik.

"Ada, ya nggak Mbak Ina?" Gita menatap Ina yang baru saja masuk.

"Ada, kalau lo itu ngambekan mana bisa punya pacar. Ingat umur No." Kata Ina.

"Halah.. kalau laki-laki mah bebas mau umur berapa aja kali. Lagian sebenarnya gue nggak jomblo, tapi masih males aja nikah ribet kayak suami-suami kalian." ujar Nino.

"Halah, sok-sokan lo No."

"Mas, mau nggak gue kenalin sama seseorang?" kata Gita.

"Siapa?" Nino antusias.

"Noh ibu kantin." Kata Gita sambil tertawa.

"Sialan lo Git,"

"Git... noh di panggil suami lo." Kata Vian sambil duduk di kursinya.

"Em." jawab Gita kembali menatap layak komputer.

Mereka semua langsung saling berpandangan mendengar jawaban Gita.

"Kok cuma em doang sih Git?" tanya Ina sambil mengerutkan keningnya.

"Ah.. iya." katanya lagi.

"Lo pasti lagi ada masalah ya sama Pak Bos." Tebak Nino.

"Nggak, gue baik-baik saja." Kata Gita sambil tersenyum super manis agar mereka tidak menduga-duga hal yang tidak-tidak.

"Kalau baik-baik saja, di panggil Pak Bos langsung jalan dong. Ini mager banget mana muka lecek." kata Nino lagi.

"Mas Nino nggak lihat ini beban yang gue bawa, udah berat jadi cepat capek. Jadi nanti saja baru saja sampai." Jelas Gita.

Ting! pesan masuk ke ponsel Gita, dia langsung melirik.

Gilang

Sayang...

Gita membalikan ponselnya, dia langsung mengerjakan tugasnya.

Sampai makan siang Gita tak menghiraukan pesan dari Vian untuk mendatangi Gilang. Dia memilih ke kantin dari pada ke ruangan Gilang.

"Git, lo kok nggak ke ruangan Gilang sih?" kata Vian.

"Kan gue lapar, harusnya ke kantin bukan ke ruangan Kak Gilang." Jelas Gita sambil berjalan pelan. Dia memegangi pinggangnya yang lumayan pegal.

"Tapi..."

"Vian, kalau dia butuh pasti kan nyamperin gue. Biarin aja, lagian dia lagi sibuk." katanya terus nyelonong jalan.

"Hah.. cewek kalau ngambek luar biasa..." Vian bergidik.

...************...

Gilang ketar-ketir karena Gita nggak juga kunjung ke ruangannya. Dia mau nyamperin juga sedang ada tamu.

Dia mulai tidak konsen ketemu clien, dia terus menggerakan kakinya. Dia tak sabar ingin segera menemui Gita.

Setelah semua selesai, Gilang segera mengakhiri pertemuan. Setelah mengantar tamu dia bergegas pergi ke kantin sesuai pesan dari Vian.

"Lila, tolong bereskan semua ya. Dan undur meeting dengan clien hari ini." kata Gilang.

"Baik Pak." jawab Lila.

Gilang berlari mendekati Gita, "Sayang." panggil Gilang sambil duduk di samping Gita.

"Iya." jawabnya sambil senyum. Dia tidak mau menunjukan rasa betenya.

"Kok cuma di aduk-aduk doang makanya?" Gilang beralih ke mangkok berisikan mie ayam.

"Iya Pak, dari tadi cuma di aduk-aduk. Padahal dari pagi juga nggak makan apa-apa, cemilannya juga masih utuh, susu masih utuh." adu Ina.

"Sayang." Panggil Gilang dengan nada yang sedikit datar.

"Ah... itu aku sedang tidak napsu makan. Mungkin tadi pas sarapan kebanyakan." katanya berkilah. "Eh.. Vian, gue lupa data tadi belum gue kirim. Bantuin gue berdiri, pasti datanya ditunggu sama Mas Win." Gita ingin pergi menghindari Gilang.

"Ini bocah, mau berbuat apa lagi dah." Batin Vian, jelas-jelas tidak ada kerjaan apapun. Dan dia lagi yang menjadi tumbalnya.

Vian bingung, dia mau bantuin berdiri atau tidak. Jelas-jelas ada Gilang di sebelahnya, tapi Gita meminta tolong sama dirinya sama saja mengajak perang dunia.

"Biar aku bantuin." Kata Gilang. Dia membantu Gita berdiri.

"Makasih." jawabnya sambil jalan. "Vian, buruan." kata Gita.

"Ok." Vian pun bergegas, tak lupa dia mengkode Gilang agar ikut di belakangnya.

"Bumil.."

"Hem.."

"Kenapa sih lo cuekin Gilang, kan kasian dia jadi plonga-plongo kek orang gila." kata Vian.

"Sialan nih Vian, di kata orang Gila gue." Batin Gilang, ingin sekali nempeleng kepala Vian.

"Gue nggak cuekin kok, perasaan lo saja. Kita kan emang sedang ada kerjaan. Lagian nih jam istirahat juga udah selesai." Gita berkilah.

"Bohong banget." Vian tidak percaya. Gita menghela napas panjang, lalu berhenti.

"Kenapa berhenti?"

"Capek gue, kaki gue rasa pegel-pegel. Lo duluan gih ke ruangan gue bisa lima belas menit sampai sana." ocehnya.

Tanpa kata-kata Gilang langsung menggendong Gita.

"Eh..eh..." Gita kaget. "Kak Gilang turuni aku." Gita tengok kanan-kiri malu dilihat karyawan kantor.

"Ok, gue cabut dulu." Vian berjalan cepat tidak mau menjadi nyamuk.

"Kak Gilang, malu." Gita berusaha turun. Namun Gilang tak menbiarkanya, dia membawa Gita ke ruangannya.

Beberapa karyawan menatap iri dengan apa yang di lakukan oleh Gilang. Dia juga menginginkan suami yang kaya, ganteng dan sangat romantis.

Gilang menurunkan Gita di sofa, dia menatap Gita lekat.

"Ada apa?" tanya Gita agak gelagapan di tatap Gilang.

"Kamu kenapa?" tanya Gilang.

"Aku nggak kenapa-kenapa, memangnya ada apa?"

"Kamu cuekin aku, kamu terus berusaha menghindari aku." kata Gilang masih menatap Gita.

"Masih tanya kenapa? dasar suami nggak peka. Jelas-jelas salah masih saja nggak merasa bersalah." Batin Gita kesal.

"Perasaan kamu saja, aku biasa saja." Kata Gita membuat seolah-olah semuanya tidak terjadi.

"Please sayang, jangan buat aku seperti ini. Kamu kalau mau marah-marah saja, aku tahu aku salah karena kemarin nggak ngabarin kamu." Gilang akhirnya mengakui kesalahnnya. Gita hanya diam, tak menanggapi Gilang. Dia bingung mau gimana, mau maafin juga masih kesel nggak di maafin kasian.

"Sayang." Gilang memegang kedua tangan Gita.

"Sayang, bantuin papa dong bujuk mama. Mama ngambek sama papa, kamu tahu kan papa nggak bisa di diemin sama mama." Gilang mengelus perut Gita lalu menciumnya. Dia mengadu sama anak di kandungan Gita. Gilang menepelkan pipinya di perut Gita.

Ujung bibir Gita mulai tertarik sehingga membuat lengkungan. Dia geli saat mendengar aduan dari Gilang kepada anak di kandungannya.

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

cewek banget kalo ngambekan 😂

2023-06-13

1

Susilawati

Susilawati

Gita itu kebiasaan kalo marah atau kesal di pendam, lebih baik di keluarin jadi nya lega dan Gilang juga akan tahu kesalahan nya apa.
ayo dong git, ngomong, ungkapin apa yg nge ganjel di hati kamu.

2022-08-03

2

Nur setia

Nur setia

lanjut Thor ceritanya...

2022-08-03

0

lihat semua
Episodes
1 Babak Baru Gita
2 Kecemburuan
3 Insecrure
4 Overthingking
5 Curiga
6 Ngambek
7 Ngambek II
8 Ngambek III
9 Surprize
10 Penggoda
11 Cuti
12 Cuti II
13 Bertemu Anita
14 Bertemu Anita II
15 Reunian
16 Rencana
17 Rencana II
18 Rencana III
19 Liburan
20 Menjalankan Rencana
21 Pertengkaran
22 Menuju Lahiran
23 Kelahiran
24 Perdebatan Nama Bayi
25 Malam pertama bareng Baby Aiden
26 Perasaan jadi ibu
27 Mak Comblang
28 Kepiluan Anita
29 Kepiluan Anita 2
30 Pisah
31 Pisah II
32 Rutinitas Gita
33 Pengadilan Agama
34 Menghibur Anita
35 Kangen
36 Salah Orang II
37 Salah Orang
38 kerja
39 Survei
40 Keyakinan Anita
41 Gita kesal
42 Gita Ngambek
43 Gita Ngambek II
44 Gita Ngambek III
45 Ngadu
46 Di cuekin Balik
47 Baikan
48 Undangan
49 Barbeque
50 Barbeque II
51 Curhatan Dua Sahabat
52 Sibuk mencari kado
53 Sibuk mencari kado 2
54 Datangnya Masalalu
55 Membeli Gaun
56 Perasaan
57 Pernikahan Bayu dan Vivi
58 Pernikahan Bayu dan Vivi II
59 Hari terberat
60 Vian Sakit
61 Vian Sakit II
62 Pesta
63 Jebakan untuk Gilang
64 Jebankan untuk Gilang II
65 Rencana Gagal
66 Gio setuju
67 Jalan-jalan Vian-Anita
68 Misi komplit
69 Gangguan dari bayu
70 Lembur
71 Gilang Sakit
72 Marah
73 Marah II
74 Mama Wanda datang
75 Tanpa Gita
76 Meminta Restu
77 Anita - Vian
78 Anita - Vian
79 Mantan
80 Mantan II
81 Trik
82 Trik 2
83 Kangen Gilang
84 Kedatangan Gilang -Raka
85 Kedatangan Gilang -Raka II
86 Membujuk
87 Kita baikan
88 Kita Baikan II
89 Kita Berbaikan 3
90 Menyatukan Vian & Anita
91 Menyatukan Vian & Anita II
92 Part Vian - Anita
93 Part Vian & Anita II
94 Part Vian & Anita III
95 Keputusan
96 Keputusan 2
97 Dinner
98 Terakhir kalinya
99 Terakhir kalinya II
100 Jadian
101 Happy Ending
102 Babak Baru (Kisah Aiden)
103 Gebetan
104 Sekolah
105 Masalah
106 Masalah 2
107 Menjomblo
108 Pernyataan Cinta
109 Penolakan
110 Pindahan
111 Pindah Sekolah?
112 Pindah Sekolah 2
113 Awalan
114 Saingan
115 Menghindar
116 Camping
117 Camping II
118 Ketemu Mantan
119 Bertepuk sebelah tangan
120 Begadang
121 Terlambat
122 Terlambat 2
123 Main
124 Main 2
125 Keputusan
126 Berkelahi
127 Skors
128 Skors 2
129 Skors 3
130 Selingkuh
131 menghasut
132 Demi Tiket
133 Takut Jatuh Cinta
134 Jalan Bareng
135 Saingan
136 Menjenguk
137 Kesal
138 Kesal 2
139 Kesal 3
140 Balas dendam
141 Fitnah
142 Fitnah 2
143 keluarga
144 Keluarga 2
145 Anak Baru
146 Salah sangka
147 Obrolan di meja makan
148 Membujuk Nenek
149 Kesal
150 Moodbooster
151 Moodbooster 2
152 Kecemasan Kyra
153 Berat
154 Berat 2
155 Berat 3
156 Berat 4
157 Rencana Kris
158 Olahraga
159 Benjol
160 Benjol 2
161 Menangis
162 Menangis 2
163 Dia milikku
164 Dia miliku 2
165 Masalah Baru
166 Masalah baru 2
167 Masalah 3
168 Perpisahan
Episodes

Updated 168 Episodes

1
Babak Baru Gita
2
Kecemburuan
3
Insecrure
4
Overthingking
5
Curiga
6
Ngambek
7
Ngambek II
8
Ngambek III
9
Surprize
10
Penggoda
11
Cuti
12
Cuti II
13
Bertemu Anita
14
Bertemu Anita II
15
Reunian
16
Rencana
17
Rencana II
18
Rencana III
19
Liburan
20
Menjalankan Rencana
21
Pertengkaran
22
Menuju Lahiran
23
Kelahiran
24
Perdebatan Nama Bayi
25
Malam pertama bareng Baby Aiden
26
Perasaan jadi ibu
27
Mak Comblang
28
Kepiluan Anita
29
Kepiluan Anita 2
30
Pisah
31
Pisah II
32
Rutinitas Gita
33
Pengadilan Agama
34
Menghibur Anita
35
Kangen
36
Salah Orang II
37
Salah Orang
38
kerja
39
Survei
40
Keyakinan Anita
41
Gita kesal
42
Gita Ngambek
43
Gita Ngambek II
44
Gita Ngambek III
45
Ngadu
46
Di cuekin Balik
47
Baikan
48
Undangan
49
Barbeque
50
Barbeque II
51
Curhatan Dua Sahabat
52
Sibuk mencari kado
53
Sibuk mencari kado 2
54
Datangnya Masalalu
55
Membeli Gaun
56
Perasaan
57
Pernikahan Bayu dan Vivi
58
Pernikahan Bayu dan Vivi II
59
Hari terberat
60
Vian Sakit
61
Vian Sakit II
62
Pesta
63
Jebakan untuk Gilang
64
Jebankan untuk Gilang II
65
Rencana Gagal
66
Gio setuju
67
Jalan-jalan Vian-Anita
68
Misi komplit
69
Gangguan dari bayu
70
Lembur
71
Gilang Sakit
72
Marah
73
Marah II
74
Mama Wanda datang
75
Tanpa Gita
76
Meminta Restu
77
Anita - Vian
78
Anita - Vian
79
Mantan
80
Mantan II
81
Trik
82
Trik 2
83
Kangen Gilang
84
Kedatangan Gilang -Raka
85
Kedatangan Gilang -Raka II
86
Membujuk
87
Kita baikan
88
Kita Baikan II
89
Kita Berbaikan 3
90
Menyatukan Vian & Anita
91
Menyatukan Vian & Anita II
92
Part Vian - Anita
93
Part Vian & Anita II
94
Part Vian & Anita III
95
Keputusan
96
Keputusan 2
97
Dinner
98
Terakhir kalinya
99
Terakhir kalinya II
100
Jadian
101
Happy Ending
102
Babak Baru (Kisah Aiden)
103
Gebetan
104
Sekolah
105
Masalah
106
Masalah 2
107
Menjomblo
108
Pernyataan Cinta
109
Penolakan
110
Pindahan
111
Pindah Sekolah?
112
Pindah Sekolah 2
113
Awalan
114
Saingan
115
Menghindar
116
Camping
117
Camping II
118
Ketemu Mantan
119
Bertepuk sebelah tangan
120
Begadang
121
Terlambat
122
Terlambat 2
123
Main
124
Main 2
125
Keputusan
126
Berkelahi
127
Skors
128
Skors 2
129
Skors 3
130
Selingkuh
131
menghasut
132
Demi Tiket
133
Takut Jatuh Cinta
134
Jalan Bareng
135
Saingan
136
Menjenguk
137
Kesal
138
Kesal 2
139
Kesal 3
140
Balas dendam
141
Fitnah
142
Fitnah 2
143
keluarga
144
Keluarga 2
145
Anak Baru
146
Salah sangka
147
Obrolan di meja makan
148
Membujuk Nenek
149
Kesal
150
Moodbooster
151
Moodbooster 2
152
Kecemasan Kyra
153
Berat
154
Berat 2
155
Berat 3
156
Berat 4
157
Rencana Kris
158
Olahraga
159
Benjol
160
Benjol 2
161
Menangis
162
Menangis 2
163
Dia milikku
164
Dia miliku 2
165
Masalah Baru
166
Masalah baru 2
167
Masalah 3
168
Perpisahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!