4 Juta

Juminten terus menggerutu, sepanjang jalan pulang. Hari ini sungguh sial, gara-gara jatuh tadi, bukan hanya keranjang sepedanya yang penyok. Ponsel yang ia kantongi juga retak layarnya, untung saja masih bisa menyala.

"Apes ... Apes ... Hah!" Gerutu Juminten, sambil terus mengayuh sepedanya. Mobil silver yang berjalan lambat membuat Juminten semakin kesal.

Gadis itu pun mengayuh sekuat tenaga untuk menyalip mobil itu. Dari dalam mobil seseorang memperhatikan Juminten, ia menyuruh si sopir untuk meminta gadis bertopi merah untuk menepi.

Mobil silver itu melaju pelan mendekati Juminten, si sopir membunyikan klakson agar Juminten menepi. Juminten yang tidak mengerti kemauan si pengendara mobil merasa geram, ia memberikan tatapan tajam kearah mobil.

Juminten berdecak kesal, mobil itu terus memepetnya, tidak berniat mendahului sama sekali. Kaca mobil diturunkan oleh si sopir, seorang laki-laki tersenyum sambil mengangguk menyapa.

"Nona, bisa Anda berhenti sebentar!" teriak Parman.

Juminten menoleh sekilas, kemudian menatap kedepan lagi. Ia seperti mengenal pria itu, Juminten pun menepikan sepedanya. Mobil itu pun berhenti tepat di depan Juminten.

Parman segera turun dari mobil, ia kemudian membuka pintu untuk majikannya yang tak lain adalah Mayleen Li. Wanita itu turun perlahan, dengan langkah cepat ia menghampiri Juminten yang masih nangkring di atas sepedanya.

"Nyonya! Apa yang Nyonya lakukan?" tanya Juminten terkejut, wanita paruh baya itu langsung memeluknya erat.

"Akhirnya aku menemukanmu, aku menunggumu di tempat kita bertemu kemarin, tapi aku tidak menemukanmu," jawab Mayleen setelah melepaskan pelukannya.

"Saya tidak sering kepasaran Nyonya, hanya hari minggu saja."

"Pantas saja aku tidak menemukanmu, Apa yang terjadi padamu Juminten? Kenapa bajumu kotor seperti ini?"

"Saya tadi sempat jatuh dari sepeda," jawab Juminten apa adanya, ia masih bingung dengan sikap Nyonya besar itu padanya.

"Jatuh! Apa kau tidak apa-apa? Parman kita ke rumah sakit sekarang!" Mayleen seketika cemas mendengar jawaban dari Juminten. Apalagi ia melihat lecet di tangan dan lutut gadis itu.

"Rumah sakit? Tidak Nyonya, saya baik-baik saja." Tolak Juminten.

"Baik bagaimana? Tanganmu berdarah," kekeh Mayleen.

"Darahnya sudah kering, ini hanya luka kecil saja, nanti dikasih obat merah juga sembuh. Saya harus segera pulang sekarang, Ibu saya menunggu sendirian di rumah."

Mayleen menatap wajah Juminten dengan senyum, gadis itu sangat menyayangi ibunya.

"Nyonya kenapa Anda menatap saya seperti itu?" tanya Juminten heran.

Wanita paruh baya itu sangat aneh menurut Juminten, mereka baru bertemu satu kali. Juminten bahwa belum tahu namanya, tetapi wanita kaya itu begitu perhatian pada Juminten.

"Tidak apa-apa Nak, aku hanya sangat menyukainya. Kau begitu menyayangi Ibumu kan?" pertanyaan yang dilontarkan Mayleen terdengar begitu ambigu bagi Juminten.

"Setiap anak pasti menyayangi Ibu, mereka Nyonya."

"Ya, kau benar." Mayleen menunduk, raut wajahnya menunjukkan kesedihan yang mendalam.

"Nyonya Anda baik-baik saja?"

"Aku sangat baik, Terima kasih,"Jawab Mayleen dengan senyum yang dipaksakan.

Juminten memeluk Mayleen, ia juga tidak tahu kenapa melakukan hal itu. Mungkin karena Juminten tidak tega melihat wanita itu bersedih, mengingatkan Juminten pada ibunya sendiri.

Mayleen sempat terkejut, tetapi ia juga tidak menolak pelukan gadis itu. Seperti sebuah pelukan teman lama yang baru bertemu. Mayleen menyukainya, ia sangat menyukai gadis ini. Selain cantik, baik hati Juminten juga sayang pada orang tua. Benar-benar menantu idaman setiap mertua.

"Nyonya, maaf saya harus segera pulang sekarang. Ini sudah sangat sore, saya takut terjadi sesuatu pada Ibu."

"Ayahmu kemana? Kenapa Ibumu sendirian? Apa tidak ada orang lain di rumah?" cerca Mayleen ingin tahu.

"Ayah saya meninggal 5 tahun yang lalu, beliau kecelakaan bersama kakak saya. Keponakan yang tinggal bersama saya tadi pamit untuk belajar di rumah temannya, saya tidak tahu dia sudah pulang apa belum," jawab Juminten panjang lebar.

"Astaga, maafkan Aku. Aku tidak tahu kalau -", Mayleen tidak meneruskan ucapannya.

"Tidak apa-apa Nyonya, semua sudah berlalu. Saya harus pulang sekarang, sampai jumpa lagi, jaga kesehatan Nyonya dengan baik," pamit Juminten lagi.

"Bagaimana kalau bareng saja?" tanya Mayleen, wanita itu seolah tidak ingin berpisah dengan Juminten.

"Kalau saya naik mobil Anda, bagaimana dengan sepeda saya, Nyonya?"

"Rumah saya sudah dekat, tinggal masuk ke gang kecil di sana terus belok kiri di perempatan pertama. Lain kali silahkan Anda mampir," ujar Juminten dengan senyum ramah.

"Baiklah Nak, salam buat Ibumu. Aku yakin dia seorang Ibu yang hebat, aku bisa melihat dia membesarkan mu dengan baik."

"Terima kasih, Ibu saya memang seorang wanita yang hebat, dan saya rasa Nyonya juga sama."

Dengan berat hati Mayleen mengizinkan gadis itu untuk pulang, dia juga ada janji dengan seseorang malam ini. Jadi Mayleen tidak bisa mampir ke rumah Juminten.

Sesampainya di rumah. Juminten langsung masuk untuk memeriksa keadaan sang Ibu, dia sangat khawatir karena meninggalkannya cukup lama.

"Bu," panggil Juminten lirih, setelah menyibak tirai pintu.

Juminten tersenyum mendapati sang Ibu tertidur dalam posisi duduk, TV masih menyala. Juminten mematikan televisi, ia kemudian memeriksa popok yang dipakai oleh Ibunya.

Juminten menutupi bagian bawah tubuh Mirna dengan kain jarik lagi. Popok mirna masih kering, ia akan mengganti nanti malam saja.

Dengan langkah pelan, Juminten meninggalkan ruangan itu. Ia tidak ingin mengganggu istirahat Mirna.

Juminten melepaskan topi merah yang ia pakai, Meski matahari terbit begitu terik sore ini, tetapi tetap saja Juminten merasa haus.

Gadis itu mengambil gelas dan mengisinya dengan air dari galon. Belum sempat tangannya mendekatkan gelas itu bibirnya, Juminten meletakkan gelas itu di meja. Sebuah panggilan masuk membuat ponsel Juminten bergetar.

Nomer tidak di kenal, Juminten segera mengeser logo hijau di layar pipih itu. Siapa tahu orderan cilok atau seblak lagi.

"Halo."

"Halo, selamat sore. Apa benar ini dengan Jum?" tanya seorang laki-laki di seberang telepon.

"Iya saya Juminten, biasa di panggil Jum. Dengan siapa ya?"

"Anda pernah meninggalkan pesan di mobil kami, saya menghubungi Anda untuk meminta pertanggungjawaban atas kerusakan pada mobil atasan saya."

Deg ...

Goresan cinta itu, Juminten sudah melupakannya. Andai saja pria ini tidak menghubunginya, lagi pula ini sudah satu minggu lebih sejak kejadian.

"Halo ..Halo ... Apa Anda masih ada di sana?"

"Iya Pak, saya masih mendengarkan. Jadi bagaimana Pak?"

"Biaya perbaikan mobil sebesar 4 juta rupiah," jawab laki-laki itu.

"Ap-Apa pak empat juta rupiah!" teriakannya terkejut. Sadar Ibunya sedang tidur Juminten membekap mulutnya sendiri.

"Itu tidak salah segitu, Pak?" tanya Juminten dengan suara yang lebih kecil.

"Tidak, lebih jelasnya Anda bisa bertemu dengan saya besok. Saya akan memberikan Alamatnya besok."

"Baik, Pak."

Setelah menutup teleponnya, Juminten menarik kursi plastik untuk duduk. Tubuhnya terasa lemas, mendengar nominal perbaikan mobil itu.

Terpopuler

Comments

Rysa

Rysa

jum dapat uang dari mana sebanyak itu

2025-02-07

0

Isna Maria Prianti

Isna Maria Prianti

yang sabar ya jum🙏

2024-04-02

0

Bzaa

Bzaa

kasian mbak Jum....

2023-02-22

0

lihat semua
Episodes
1 Goresan Cinta.
2 Keinginan Dimas
3 Familiar
4 Gigitan sayang
5 4 Juta
6 Keinginan Mirna
7 Pertemuan kedua
8 Firasat
9 kritis
10 Tamu tak terduga
11 percepatan rencana
12 Menantu pilihan
13 Perdebatan
14 Terpaksa
15 Penawaran Dylan
16 Merajuk
17 Hampir
18 Izin Jessica
19 Bertemu Jessica
20 Tanda tangan
21 Cantik
22 Terpesona
23 Mendadak sah
24 Sendiri
25 Jawaban
26 Hadiah
27 Maling cilok
28 ke pasar
29 Fobia
30 Perhatian Mayleen
31 Gagal
32 Sebagai Teman
33 Di percepat
34 Pesta
35 Bali
36 Pantai
37 Heru Prasetyo
38 Pulang
39 Terpaksa
40 Makan siang
41 Gol ..!!!!!
42 Pusing
43 Bibit premium Lho!
44 Apa mau mu?
45 Kukang
46 Kembali berdua
47 Meleset
48 Makan siang bersama
49 Sakit
50 Bodoh
51 Bertemu
52 Pulang
53 Bukan
54 Ke rumah Mama
55 Konferensi pers
56 kesempatan
57 Saran
58 Waspada
59 Kanda
60 Penasaran
61 Mari berpisah
62 Tak bisa bersama
63 Belum saatnya
64 Aku mencintaimu
65 Manjat
66 Bahagia
67 Wo ai Ni, season 2
68 Bab 2
69 Bab 3
70 Bab 4
71 Bab 5
72 Bab 6
73 Bab 7
74 Bab 8
75 Bab 9
76 Bab 10
77 Bab 11
78 Bab 12
79 Bab 13
80 Bab 14
81 Bab 15
82 Bab 16
83 Bab 17
84 Bab 18
85 Bab 19
86 Bab 20
87 Bab 21
88 Bab 22
89 Bab 23
90 Bab 24
91 Bab 25
92 Bab 26
93 Bab 27
94 Bab 28
95 Bab 29
96 Bab 30
97 Bab 31
98 Bab 32
99 Bab 33
100 Bab 34
101 Bab 35
102 Bab 36
103 Bab 37
104 Bab 38
105 Bab 39
106 Bab 40
107 Bab 41
108 Bab 42
109 Bab 43
110 Bab 44
111 Bab 45
112 Bab 46
113 Bab 47
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Goresan Cinta.
2
Keinginan Dimas
3
Familiar
4
Gigitan sayang
5
4 Juta
6
Keinginan Mirna
7
Pertemuan kedua
8
Firasat
9
kritis
10
Tamu tak terduga
11
percepatan rencana
12
Menantu pilihan
13
Perdebatan
14
Terpaksa
15
Penawaran Dylan
16
Merajuk
17
Hampir
18
Izin Jessica
19
Bertemu Jessica
20
Tanda tangan
21
Cantik
22
Terpesona
23
Mendadak sah
24
Sendiri
25
Jawaban
26
Hadiah
27
Maling cilok
28
ke pasar
29
Fobia
30
Perhatian Mayleen
31
Gagal
32
Sebagai Teman
33
Di percepat
34
Pesta
35
Bali
36
Pantai
37
Heru Prasetyo
38
Pulang
39
Terpaksa
40
Makan siang
41
Gol ..!!!!!
42
Pusing
43
Bibit premium Lho!
44
Apa mau mu?
45
Kukang
46
Kembali berdua
47
Meleset
48
Makan siang bersama
49
Sakit
50
Bodoh
51
Bertemu
52
Pulang
53
Bukan
54
Ke rumah Mama
55
Konferensi pers
56
kesempatan
57
Saran
58
Waspada
59
Kanda
60
Penasaran
61
Mari berpisah
62
Tak bisa bersama
63
Belum saatnya
64
Aku mencintaimu
65
Manjat
66
Bahagia
67
Wo ai Ni, season 2
68
Bab 2
69
Bab 3
70
Bab 4
71
Bab 5
72
Bab 6
73
Bab 7
74
Bab 8
75
Bab 9
76
Bab 10
77
Bab 11
78
Bab 12
79
Bab 13
80
Bab 14
81
Bab 15
82
Bab 16
83
Bab 17
84
Bab 18
85
Bab 19
86
Bab 20
87
Bab 21
88
Bab 22
89
Bab 23
90
Bab 24
91
Bab 25
92
Bab 26
93
Bab 27
94
Bab 28
95
Bab 29
96
Bab 30
97
Bab 31
98
Bab 32
99
Bab 33
100
Bab 34
101
Bab 35
102
Bab 36
103
Bab 37
104
Bab 38
105
Bab 39
106
Bab 40
107
Bab 41
108
Bab 42
109
Bab 43
110
Bab 44
111
Bab 45
112
Bab 46
113
Bab 47

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!