Pertemuan kedua

Juminten segera menenggak lemon tea yang baru saja diletakkan, haus setelah naik angkot. Belum lagi, ia masih harus jalan kaki untuk menemukan kafe mewah ini.

Apalagi setelah melihat angka yang tertera di kwitansi pembayaran yang diberikan Raka, tenggorokan Juminten menjadi semakin kering.

"Emh ... Tuan, bisakah saya meminta keringanan, saya hanya bisa membayar 500 ribu saja. Sisanya saya akan mencicil." Juminten meremas jari-jari yang saling bertautan diatas paha.

Raka menghela nafas panjang, ia merasa kasihan pada gadis yang duduk di hadapannya itu. Uang empat juta bukan apa-apa untuk atasannya, tetapi tetap saja Raka tidak bisa memutuskan sendiri. Apalagi mobil yang lecet adalah mobil kesayangan Dylan.

"Maaf Nona Jum, saya tidak bisa memutuskan untuk itu. Keputusan sepenuhnya ada di tangan Tuan saya," ujar Raka dengan menyesal.

"Kalau begitu kapan saya bertemu dengan Tuan Anda. Pak?" tanya Juminten dengan penuh harap.

"Sebentar lagi, beliau masih ada meeting di ruang VIP, dan tolong jangan panggil saya Pak. Nama saya Raka."

Juminten mengangguk. "Baik, Raka."

Setelah setengah jam menunggu, Raka pun mendapat pesan dari Dylan untuk membawa Juminten bertemu dengannya.

"Mari Nona, Tuan saya sudah selesai meeting." Raka berdiri, sambil menyimpan ponsel kembali ke saku jas.

"Panggil saja saya Jum, Juminten. Jangan Nona, saya hanya orang biasa," ujar Juminten yang di sambut senyuman oleh Raka.

Raka melangkah ke ruang VIP yang ada di lantai dua kafe itu, sepanjang jalan Juminten hanya diam mengekor dibelakang Raka. Dalam hati, Juminten terus berdoa, semoga atasan Raka adalah orang yang mempunyai belas kasih dan lapang dada.

"Ayo," ajak Raka. Lift sudah berhenti, tetapi Juminten masih diam melamun.

"Eh ...Iya." Saking khusuknya berdoa dalam hati, Juminten sampai tidak sadar Raka sudah berjalan keluar lift.

Juminten mempercepat langkahnya menyusul Raka. Mereka pun sampai di depan sebuah ruangan, Raka memutar knop pintu kemudian mendorongnya perlahan.

"Tuan," Raka menunduk hormat.

"Hem." Pria bermata sipit itu menjawab tanpa mengalihkan pandangannya pada layar ponsel.

Berbeda dengan Juminten, gadis itu menatap tak percaya melihat sosok yang duduk di sofa itu. Pria sombong yang tidak pernah ia ingin temui lagi selama hidupnya.

"Ya Allah, kenapa kau pertemukan aku dengannya lagi," keluh Juminten dalam hati.

"Nona Jum sudah saya bawa kemari," lapor Raka.

Dylan menghela nafas, ia mematikan ponsel kemudian meletakkannya di meja. Dylan menoleh, mata sipitnya membeliak melihat gadis bertopi merah yang sedang tersenyum kaku padanya.

"Kau! Raka apa yang dekil ini lakukan di sini?!"

"Dekil? Maaf ya, saya sudah mandi, keramas, pake minyak wangi, deodorant. Dekil dari mana, kalau tidak percaya coba cium, hem ...hem... wangi kan!" Juminten membuka keteknya dan mengarahkannya tepat di wajah Dylan.

Dylan mendorong tubuh Juminten menjauh, geram sekaligus jijik. Belum pernah ada seorang yang begitu kurang ajar seperti ini pada Dylan sebelumnya. Raka yang melihat tingkah Juminten hanya bisa menahan tawa.

"Raka, jauhkan dia dariku!"

"Nona, silahkan Anda duduk." Raka, sedikit menarik lengan Juminten, mengarahkannya duduk di sofa yang berhadapan dengan Dylan.

Dylan melonggarkan dasinya, tiba-tiba saja ruangan itu terasa gerah karena kedatangan Juminten. Juminten memonyongkan bibirnya, kesal. Itu yang gadis itu rasakan, kepada dunia begitu sempit? hingga dia harus bertemu dengan panda sipit nan sombong ini lagi.

"Ehm .... Terus bagaimana?" Tanya Dylan setelah cukup tenang.

"Bagaimana apa?" jawab Juminten masih dengan ketus.

"Tanggung jawab kamu pada mobil saya, apa lagi! Jangan coba berkilah atau mangkir dari masalah ini!"

Juminten memelototkan matanya, ia baru sadar kalau dia ingin bernegosiasi dengan pria ini perihal uang ganti rugi. Juminten segera memasang wajah ramah dengan senyum khas iklan pasta gigi, cerah bersinar.

"Apa?!" Dylan merasakan ada maksud tertentu dibalik, perubahan wajah Juminten.

"Tuan .... Pak Raka, ini dia Tuan siapa?" tanya Juminten lirih, dengan sedikit mencondongkan tubuhnya pada Raka yang berdiri antara dua dan Dylan.

Dylan berdecak kesal, kenapa wanita itu tidak langsung saja bertanya padanya? Baru saja Raka akan menjawab pertanyaan Juminten, tetapi..

"Dylan Li, ingat itu. Namaku Dylan," potong Dylan dengan percaya diri sambil membenarkan jasnya.

"O Tuan Dylan. Nama yang bagus, saya yakin Anda adalah orang yang baik, bijaksana, dermawan dan tidak sombong," puji Juminten.

"Apa yang kau katakan benar, tapi kurang satu. Selain itu aku juga sangat tampan," imbuh Dylan sambil menyunggar rambutnya kebelakang.

Juminten melengos, tetapi dengan segera di kembali melihat Dylan dengan wajah memuja.

"Benar-benar Tuan Dylan sangat tampan."

"Hemp, aku tahu itu."

Astaghfirullah, ampunilah hamba karena berbohong ya Allah.

Melihat wajah puas Dylan dengan semua pujian yang Juminten ucapkan, gadis itu pun memberanikan diri untuk membahas topik utama pertemuan mereka.

"Tuan, em ... Begini, uang saya sekarang tidak cukup untuk membayar perbaikan mobil Anda. Bisakah Anda memberikan saya sedikit waktu?"

Wajah Dylan seketika berubah. Ia menatap tajam pada Juminten.

"Apa? Kau mau minta waktu?!" Juminten menjawabnya dengan anggukan.

"Berapa lama? Seminggu, sebulan, dua bulan atau setahun. Apa kau pikir aku bodoh? kau mau lari dari tanggung jawab setelah merusak mobilku kan. Aku kira kau berbeda dari kebanyakan orang, ternyata sama saja, penipu," cibir Dylan dengan tatapan meremehkan.

Juminten mengambil nafas dalam, dia berusaha untuk sabar mendengarkan hinaan dari Dylan. Raka yang melihat Juminten sebenarnya merasa tidak tega, tetapi ia juga tidak bisa berbuat banyak.

"Saya tidak pernah ingin lari dari tanggung jawab saya, saya hanya meminta sedikit waktu!" tegas Juminten.

"Dari hari kau membuat goresan di mobilku, aku sudah memberikanmu waktu. Dua minggu, aku rasa itu lebih dari cukup!"

Juminten diam, apa yang dikatakan manusia bernama Dylan itu memang benar, akan tetapi mana Juminten tahu kalau dia akan meminta ganti rugi sebanyak itu.

"Iya saya tahu, tapi saya tidak pernah berpikir kalau biaya perbaikan cat mobil Anda akan semahal itu. Harga cat kayu dan besi di toko bangunan saja cuma puluhan ribu, mana saya tahu bisa sampai jutaan seperti ini," sahut Juminten enteng.

"Cat kayu dan besi? kau pikir mobilku apa, heh!?"

"Ya, kan mobil Tuan dari besi juga, kirain sama."

Dylan hanya bisa menjambak rambut frustasi. Bagaimana bisa dia bertemu dengan wanita sekatrok dan semenyebalkan ini.

"Kau mau waktu sampai kapan?"

"Beneran boleh?"

"Cepat! aku tidak punya waktu untuk wanita gila seperti kamu!"

Juminten mendelik tajam, tapi tak apalah dibilang gila yang penting boleh dicicil tuh 4 juta.

"Begini, saya punya uang 500 ribu sekarang. Sisanya akan saya angsuran tiap bulan depan jumlah yang sama, Bagaimana?"

"Sudahlah terserah. Raka buatkan surat perjanjian untuk ini, aku mau pulang. Pusing." Dylan mengangkat bokongnya dari sofa.

"Baik Tuan."

"Kalau Tuan Dylan pusing, bagaimana kalau sisanya di sedekahkan saja Tuan, kan Tuan sudah kaya."

"Jangan harap!" Dylan menatap tajam pada Juminten yang menyengir kuda.

Terpopuler

Comments

Bzaa

Bzaa

jgn kasar2 ntar jdi bucin lhooioo

2023-02-22

0

Unyil_unyu

Unyil_unyu

nanti jg bucin,....tp yg gw sayangkan namanya juminten lbh keren ibunya .....mbok ya agak di bagusin dikit thor, atau gk nama ibunya ganti sukini atau Suketi....kan pas ..😂

2023-01-07

0

Rini Haerani

Rini Haerani

Sombong amat

2022-09-28

0

lihat semua
Episodes
1 Goresan Cinta.
2 Keinginan Dimas
3 Familiar
4 Gigitan sayang
5 4 Juta
6 Keinginan Mirna
7 Pertemuan kedua
8 Firasat
9 kritis
10 Tamu tak terduga
11 percepatan rencana
12 Menantu pilihan
13 Perdebatan
14 Terpaksa
15 Penawaran Dylan
16 Merajuk
17 Hampir
18 Izin Jessica
19 Bertemu Jessica
20 Tanda tangan
21 Cantik
22 Terpesona
23 Mendadak sah
24 Sendiri
25 Jawaban
26 Hadiah
27 Maling cilok
28 ke pasar
29 Fobia
30 Perhatian Mayleen
31 Gagal
32 Sebagai Teman
33 Di percepat
34 Pesta
35 Bali
36 Pantai
37 Heru Prasetyo
38 Pulang
39 Terpaksa
40 Makan siang
41 Gol ..!!!!!
42 Pusing
43 Bibit premium Lho!
44 Apa mau mu?
45 Kukang
46 Kembali berdua
47 Meleset
48 Makan siang bersama
49 Sakit
50 Bodoh
51 Bertemu
52 Pulang
53 Bukan
54 Ke rumah Mama
55 Konferensi pers
56 kesempatan
57 Saran
58 Waspada
59 Kanda
60 Penasaran
61 Mari berpisah
62 Tak bisa bersama
63 Belum saatnya
64 Aku mencintaimu
65 Manjat
66 Bahagia
67 Wo ai Ni, season 2
68 Bab 2
69 Bab 3
70 Bab 4
71 Bab 5
72 Bab 6
73 Bab 7
74 Bab 8
75 Bab 9
76 Bab 10
77 Bab 11
78 Bab 12
79 Bab 13
80 Bab 14
81 Bab 15
82 Bab 16
83 Bab 17
84 Bab 18
85 Bab 19
86 Bab 20
87 Bab 21
88 Bab 22
89 Bab 23
90 Bab 24
91 Bab 25
92 Bab 26
93 Bab 27
94 Bab 28
95 Bab 29
96 Bab 30
97 Bab 31
98 Bab 32
99 Bab 33
100 Bab 34
101 Bab 35
102 Bab 36
103 Bab 37
104 Bab 38
105 Bab 39
106 Bab 40
107 Bab 41
108 Bab 42
109 Bab 43
110 Bab 44
111 Bab 45
112 Bab 46
113 Bab 47
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Goresan Cinta.
2
Keinginan Dimas
3
Familiar
4
Gigitan sayang
5
4 Juta
6
Keinginan Mirna
7
Pertemuan kedua
8
Firasat
9
kritis
10
Tamu tak terduga
11
percepatan rencana
12
Menantu pilihan
13
Perdebatan
14
Terpaksa
15
Penawaran Dylan
16
Merajuk
17
Hampir
18
Izin Jessica
19
Bertemu Jessica
20
Tanda tangan
21
Cantik
22
Terpesona
23
Mendadak sah
24
Sendiri
25
Jawaban
26
Hadiah
27
Maling cilok
28
ke pasar
29
Fobia
30
Perhatian Mayleen
31
Gagal
32
Sebagai Teman
33
Di percepat
34
Pesta
35
Bali
36
Pantai
37
Heru Prasetyo
38
Pulang
39
Terpaksa
40
Makan siang
41
Gol ..!!!!!
42
Pusing
43
Bibit premium Lho!
44
Apa mau mu?
45
Kukang
46
Kembali berdua
47
Meleset
48
Makan siang bersama
49
Sakit
50
Bodoh
51
Bertemu
52
Pulang
53
Bukan
54
Ke rumah Mama
55
Konferensi pers
56
kesempatan
57
Saran
58
Waspada
59
Kanda
60
Penasaran
61
Mari berpisah
62
Tak bisa bersama
63
Belum saatnya
64
Aku mencintaimu
65
Manjat
66
Bahagia
67
Wo ai Ni, season 2
68
Bab 2
69
Bab 3
70
Bab 4
71
Bab 5
72
Bab 6
73
Bab 7
74
Bab 8
75
Bab 9
76
Bab 10
77
Bab 11
78
Bab 12
79
Bab 13
80
Bab 14
81
Bab 15
82
Bab 16
83
Bab 17
84
Bab 18
85
Bab 19
86
Bab 20
87
Bab 21
88
Bab 22
89
Bab 23
90
Bab 24
91
Bab 25
92
Bab 26
93
Bab 27
94
Bab 28
95
Bab 29
96
Bab 30
97
Bab 31
98
Bab 32
99
Bab 33
100
Bab 34
101
Bab 35
102
Bab 36
103
Bab 37
104
Bab 38
105
Bab 39
106
Bab 40
107
Bab 41
108
Bab 42
109
Bab 43
110
Bab 44
111
Bab 45
112
Bab 46
113
Bab 47

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!