Perlahan Alvian mulai berjalan menghampiri meja yang di mana di atasnya sudah tersedia segelas susu yang Almaira bawakan tadi.
Alvian mulai meneguk habis susu hangatnya dengan perlahan. Alvian mulai berjalan menghampiri sofa, sambil merebahkan tubuhnya di sana.
"Meskipun aku harus sakit badan tidur di sini, tapi tidak apalah. Aku kasihan dengan Almaira bila dia tidur di sini," gumam Alvian dan ia pun melihat Almaira sebentar. Namun, dengan perlahan matanya mulai tertutup setelah rasa kantuknya mulai datang kembali.
***
Waktu subuh telah tiba, Almaira mulai terbangun dari tidurnya
"Uhh." Almaira mulai mengeliat dari atas tempat tidur. "Kenapa aku bisa berada di sini ya? Perasaan aku semalam ketiduran di sofa, kepada jadi ada di sini ya?" Almaira mulai merasa keheranan dengan keberadaan dirinya yang berada di atas tempat tidur.
"Apa mungkin Mas Alvian yang bawa aku ke sini, ya?" Almaira mulai bertanya-tanya kepada dirinya "Mungkin iya Mas Alvian yang bawa Maira ke sini. Di kamar ini kan tidak ada siapa-siapa lagi, selain Aku dan Mas Alvian." Tampa pikir panjang Almaira sudah menyakini bahwa suaminya-lah yang membawanya ke mari.
Dengan perlahan Almaira mulai melihat-lihat di mana suaminya sekarang, sedang berada. Almaira memicingkan kedua matanya di saat mulai melihat Alvian yang sedang tertidur di sofa.
"Hah. Lagi-lagi Mas Alvian tidur di sofa. Apa Mas Alvian tidak kesakitan kali, ya tidur di sana?" gerutu Almaira.
Almaira perlahan mulai melangkahkan kakinya menghampiri sang suami sambil membawa sebuah selimut hangat di tangannya. Dengan perlahan Almaira mulai menyelimuti suaminya, oleh selimut hangat yang di bawanya.
"Mas ... maafkan Almaira yang sudah merepotkan Mas, semalam." Almaira melihat Alvian dengan kedua matanya yang tampak mulai mengenang oleh air mata, di kedua pelupuk matanya.
Perlahan Almaira mulai melangkah pergi meninggalkan suaminya dengan rasa yang campur aduk, dengan masuk ke dalam kamar mandi.
Almaira merasa dirinya belum bisa membuat suaminya nyaman berada di sampingnya. Mulai terlihat dari Alvian yang sering kali menghindari dirinya. Almaira juga merasa suaminya belum bisa menerima kehadirannya selama ini. Ia juga tidak tega melihat suaminya yang selalu tidur di sofa, demi hanya menghindari jarak di antara keduanya, tapi mau bagaimana lagi, itu sudah menjadi kemauan Alvian yang selaku suaminya.
Beberapa menit kemudian, Almaira keluar dari dalam kamar mandi dengan menggunakan handuk saja karena melihat Alvian yang masih terlelap, Almaira buru-buru menggunakan gamis dan hijabnya seperti yang biasa Almaira kenakan selama beberapa hari berada di rumah suaminya ini.
Alvian mulai terbangun dari tidurnya karena mendengar suara merdu Almaira yang sedang membaca al-qur'an. Alvian mulai mencari sumber suara yang merdu itu. Ternyata Almaira yang mempunyai suara merdu tersebut, dengan begitu Alvian pura-pura tidur demi ingin mendengarkan suara Almaira yang merdu.
Almaira mulai menyudahi membaca al qur'an-nya setelah merasa sudah cukup untuk Almaira bisa beraktivitas di pagi hari. Almaira mulai melakukan kebiasaannya seperti yang ia sering lakukan, termasuk menyiapkan keperluan suaminya dan membereskan rumah.
Alvian yang pura-pura tertidur mulai membukakan matanya, melihat Almaira yang sedang sibuk menyiapkan keperluan dirinya di pagi hari.
"Aku semakin penasaran dengan Almaira? Dia sangat mirip dengan mendiang Almarhumah Ibu yang sangat lembut ." Alvian mulai merasakan kehadiran Almaira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
🌷💚SITI.R💚🌷
ayo vian kamu sadar klu istrimu itu cantik dan sholihah..jangan smpe dia peegi ya
2022-09-04
2