Karena jarak Masjid Nabawi dengan Rumah Sakit Surya Jaya sangatlah dekat dengan begitu tidak butuh waktu lama untuk Alvian bisa membawa ibunya ke rumah sakit.
Sesampainya Alvian beserta ibu dan Almaira di Rumah Sakit Surya Jaya dengan tergesa-gesa Alvian membawa ibunya ke ruang tindakan, supaya bisa mendapatkan penanganan yang lebih lanjut lagi untuk ibunya dan yang akan di bantu juga oleh Almaira beserta dokter-dokter terbaik di sana.
"Dokter tolong bantu Ibu saya, tolong selamatkan Ibu saya, Dok!" pinta Alvian sambil berderai air mata, melihat ibunya yang terbaring lemas tak berdaya.
"Kami akan berusaha sebaik mungkin untuk menyelamatkan Ibu Anda." Dokter itu merasa iba kepada Alvian.
Beberapa saat kemudian, Bu Hilma segera di bawa masuk kedalam ruang tindakan oleh dokter dan perawat lainnya.
Almaira menghampiri suaminya dan berkata. "Mas ... aku masuk ke dalam dulu ya. Mas harus tabah dan berd'oa kepada Allah SWT untuk kesembuhan Ibu. Allah-lah yang maha menyembuhkan, mintalah pertolongan kepadanya."
Alvian melihat sekilas Almaira dan menganggukkan kepalanya pelan, serta memberikan perijinan kepada istrinya untuk menangani ibunya.
Meski tidak ada ucapan yang keluar dari mulut Alvian. Namun dengan anggukan kepala saja, Almaira sudah bisa mengartikan bahwa suaminya sudah memberikan ijin kepadanya. Dan kini Almaira mulai berjalan masuk ke dalam ruang tindakan yang di dalamnya sudah terdapat Ibu Hilma.
Penanganan dan pengobatan akan segera di mulai. Para dokter dan Almaira mulai memberikan penanganan yang cepat kepada pasien.
"Dokter Almaira, kesehatan pasien mulai menurun! Apa yang harus kita lakukan?"
"Coba kita beri penanganan yang lebih baik lagi untuk pasien!"
"Baik dokter."
Para dokter terbaik dan Almaira berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan pasien. Namun di luar dugaan, pasien mengalami kritis. Almaira dan para dokter lainnya menjadi tegang dengan keadaan pasien.
"Dokter gimana ini pasien jadi kritis?" tanya Almaira dengan panik.
"Tenang Dokter Almaira. Kita harus tenang menghadapi pasien!"
"Tapi bagaimana kalau terjadi apa-apa kepada ibu mertua saya?"
"Kita berusaha saja, semoga keajaiban datang kepada pasien."
Tiba-tiba kotak yang berada di samping pasien, sudah menunjukkan garis panjang dan artinya Ibu Hilma tidak bisa di selamatkan.
Keadaan pasien sungguh tidak bisa dikendalikan oleh dokter meskipun dokter tersebut seorang dokter terbaik. Allah telah berkehendak lain kepada Ibu Hilma, sehingga nyawanya tidak terselamatkan.
Almaira mematung melihat garis panjang di dalam kotak tersebut yang menunjukkan ibu mertuanya sudah tiada. Lantas Almaira berpikir, bagaimana nanti suaminya bisa menerima ini semua?
"Kita gagal Dokter Almaira! Nyawa pasien tidak bisa di selamatkan."
"Dokter Almaira tolong catat jam kematian pasien dan beritahukan kepada keluarganya. Pasien tidak bisa kami selamatkan," pinta Dokter Senior pada Almaira.
deg
Tubuh Almaira tiba-tiba menjadi lemes, memberitahukan keluarga pasien yang dimana, ia adalah menantu dari pasien yang ditanganinya.
Dengan gontai Almaira berjalan keluar menuruti perintah dokter seniornya, lalu Almaira membukakan gagang pintu dengan tak kuasa melihat suami dan keluarganya yang menantikan kabar darinya.
Alvian yang melihat Almaira keluar dari ruangan ibunya dan segera menghampiri Almaira yang penuh dengan harapan.
"Almaira bagaimana dengan keadaan Ibu? Ibu selamat kan? Jawab Almaira!" Alvian nampak tidak sabaran, memaksa istrinya untuk mengatakan kendisi Ibu Hilma.
Almaira masih diam mematung melihat kedua mata suaminya yang memiliki harapan penuh terhadap kesembuhan ibunya. Rasanya tidak sanggup untuk Almaira mengatakan kepada suaminya itu, pasti akan sakit bila suaminya mengetahui ibunya sudah tidak ada di dunia ini lagi.
Mulut Almaira tiba-tiba terasa begitu pelu, sangat sulit untuk mengatakan kenyataan ini kepada suaminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Rizki Al-Mubarok
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ
2022-10-24
1
🌷💚SITI.R💚🌷
innalillahi..smg alvian tdk mrnyalahkn almaira dengan kematian ibuy..sabar ya maira
2022-09-04
1