Almaira berusaha mencoba mengatakan sesuatu kepada suaminya, "Mas, maafkan Maira ... Ibu tidak bisa diselamatkan. I--ibu meninggal Mas."
"Apa? Ini tidak mungkin terjadi! Ibu pasti baik-baik saja kan? Almaira kamu pasti becanda," sengkal Alvian yang tidak percaya dengan semua yang baru saja Almaira katakan.
"Tidak Mas! Ibu sudah tidak ada di dunia ini," ucap Almaira dengan tak kuasa menatap wajah suaminya.
Melihat keseriusan dari ucapan Almaira. Seketika tubuh Alvian lemas, Alvian tidak berdaya mengetahui kenyataan yang begitu sakit menusuk hatinya. Harapan yang begitu besar itu dengan cepat sirna begitu saja, dan tidak ada harapan lagi untuk Alvian bisa melihat ibunya.
Keluarga Almaira merasa sedih, terutama Ayah Ahlan yang merasa begitu tidak percaya dengan kematian istrinya.
Melihat Alvian yang begitu lemas seperti tidak ada harapan lagi, dengan segera Ayah Ahlan menghampiri putranya.
"Alvian kamu yang sabar ya ... Ayah tahu kamu begitu kecewa dengan semua kenyataan ini."
"Apa Ayah tidak merasa kehilangan?" tanya Alvian sembari menatap wajah ayahnya.
"Ayah sama seperti kamu, Ayah merasa kehilangan dan saat ini hati Ayah begitu sakit menerima kenyataan Ibumu ini. Namun, ayah tahu Ibumu dipanggil lebih dahulu karena Allah SWT sudah sangat sayang kepada Ibu. Maka dari itu, Alvian harus bangkit. Ibu pasti akan sangat bahagia bila kamu mengikhlaskan kepergian ibu dengan tenang."
Alvian masih tetap tidak bisa menerima kepergian ibunya dengan sebisa mungkin Ayah Ahlan membujuk putranya, sampai Alvian bisa merasa lebih tenang.
***
Telah tiba saatnya jenazah Ibu Hilma segera diuruskan dan akan dikuburkan besok hari karena tidak mungkin menguburkannya pada malam hari.
Abi, ummi dan saudara-saudara Almaira, disuruh Ayah Ahlan untuk tinggal sementara malam ini di rumahnya. Alvian dan Almaira juga disuruh Ayah Ahlan untuk pulang dan Ayah Ahlan akan tetap berada di rumah sakit.
Mereka berdua menuruti kemauan Ayah Ahlan untuk pulang ke rumah Alvian beserta keluarga Almaira. Setelah sampainya Alvian, Almaira dan keluarga Almaira berada di rumah Alvian. Para pelayan sudah menyambutnya dengan begitu baik dan sudah menyiapkan tempat untuk keluarga Abi Zaenal.
Alvian dengan wajah sendunya berjalan di depan istrinya. Almaira yang melihat suaminya tidak punya semangat sama sekali, memilih diam mengikuti suaminya sampai di dalam kamar Alvian yang sekarang menjadi kamar mereka berdua. Di dalam kamar pun Alvian tidak memperdulikan keberadaan Almaira, dan melenggang pergi begitu saja ke dalam kamar mandi.
Almaira merasa begitu di acuhkan oleh suaminya dan ia pun berpikir, mungkin suaminya masih syok dengan kematian ibunya sehingga tidak memperdulikan dirinya.
Beberapa menit kemudian Alvian keluar dari kamar mandi dengan mengenakan handuk yang melilit di pinggangnya. Mata Almaira membulat sempurna tatkala melihat suaminya seperti itu, dengan segera Almaira memalingkan wajahnya ke samping. Kini Almaira berjalan menghampiri sebuah lemari dan menyiapkan pakaian untuk suaminya.
Alvian hanya diam saja dengan perlakuan istrinya yang dengan baik mengurus semua keperluan dirinya.
"Kamu bisa tidur di kasur sana, aku akan tidur di sofa," ucap Alvian datar.
Almaira mengerutkan keningnya, mendengar semua kata-kata yang keluar dari mulut suaminya. Almaira mulai berpikir macam-macam terhadap suaminya. Mengapa harus tidur di tempat yang terpisah? Merekakan sudah menjadi suami istri. Apa suaminya tidak menerimanya? Banyak pertanyaan yang muncul dari kepala Almaira.
Almaira memilih diam dan menuruti kemauan suaminya. Ia pun mencoba mengusir semua pikiran buruk terhadap suaminya, mungkin butuh waktu menyendiri untuk menenangkan pikirannya, Almaira mulai berpikir positif saja.
Malam yang seharusnya menjadi malam pertama untuk sepasang suami istri itu, malah menjadi malam yang penuh dengan duka dan kesedihan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Rizki Al-Mubarok
Biarkan Alvian tenang dulu saja ... soalnya dia lagi duka
2022-10-24
1
Ummi Alfa
Yang sabar ya.... Almaira, beri Alvian waktu mungkin saat ini dia nerasa kehilangan Ibunya yg selama ini dekat dengannya.
2022-09-08
1