Setelah sepeninggal dari pemakaman ibunda Alvian, keluarga Almaira sudah terlebih dulu berpamitaan pulang, meninggalkan Almaira bersama suaminya. Namun sebelum kepergian abi, ummi serta saudara-saudara Almaira pulang ke rumahnya. Ummi telah lebih dahulu berbicara kepada Almaira, sebelum mereka meninggalkan putrinya.
"Almaira baik-baik di sini ya. Ummi dan Abi akan kembali pulang ke rumah," pesan Ummi Siti kepada putrinya.
"Iya Ummi ... Almaira akan baik-baik saja di sini."
"Jadilah istri yang sholihah untuk suamimu. Sayangilah dia meskipun kamu tidak mengenalnya, cobalah memahami dirinya. Perlahan kamu akan mengenal sikap suamimu itu."
"Baik Ummi. Almaira akan berusaha sebaik mungkin untuk bisa menerima semua yang sudah terjadi kepada Almaira meskipun semua ini terlalu cepat untuk Almaira," lirih Almaira soraya termenung.
"Tidak terlalu cepat hanya saja kamu belum bisa menerimanya, Maira." Ummi Siti terus menasihati putrinya.
Almaira mencoba mencerna semua ucapan dari umminya. Apa yang di katakan Ummi Siti memang benar, mau cepat atau lambat semua pasti akan terjadi.
***
Sekarang hanya ada Almaira dan Alvian yang berada di dalam rumah. Ayah Ahlan sudah pergi untuk bekerja, sedangkan Alvian masih di masa cuti liburnya.
Alvian terlihat begitu murung setelah pulang dari pemakaman ibundanya, terlebih sangat tidak memperdulikan keadaan dan kesehatan tubuhnya. Almaira sebagai seorang dokter pastilah sudah mengetahui bertapa terguncangnya Alvian dengan semua ini. Kalau tidak di atasi atau malah di biarkan akan menjadi lebih buruk ke depannya, mungkin bisa menyebabkan mentalnya terganggu, tapi semua itu tidak akan pernah terjadi kepada Alvian karena masih ada Almaira yang siap mendukung dan membingbingnya untuk bangkit dari rasa bersalah yang sangat mendalam.
Almaira menghampiri Alvian yang sekarang sedang termenung di sofa, guna mengalihkan pikiran dan membujuknya agar tidak terlalu merasa bersalah.
"Mas...perlu Almaira buatin kopi, teh atau susu?" tanya Almaira. Namun, mendapatkan jawaban yang tidak diharapkan olehnya
"Tidak Almaira! Mas tidak mau apapun. Kamu bisa kerjakan apa saja yang kamu mau," jawab Alvian dengan malas.
"Mas mau makan? Biar Almaira abilin ya?" bujuk Almaira dengan berbagai cara.
"Almaira! Mas sudah billang kan? Mas tidak mau apapun. Kamu terlalu berlebihan." Alvian bangkit dari duduknya dan mengeluarkan suara yang agak keras.
Almaira tertunduk mendengar ucapan suaminya yang terdengar sangat tinggi. Di rumah Abi Zaenal, Almaira belum pernah di bentak apalagi dengan suara yang tinggi seperti itu. Semua orang yang ada di rumah Almaira belum pernah begitu, wajar jika ia merasa takut.
"Maaf Mas ... Almaira hanya ingin membujuk Mas agar Mas Alvian lebih memperhatikan kesehatan," ucap Almaira yang terdengar sedikit gemetar.
"Almaira permisi masuk ke kamar dulu," lanjutnya dan Almaira pun melenggang pergi begitu saja dari hadapan suaminya.
Air mata tidak bisa Almaira pendung lagi, ucapan Alvian memang tidak mengandung arti, tetapi sangat sakit menusuk hati. Keterlaluan tidak, tapi sangat tidak pantas.
Alvian melihat punggung Almaira yang dengan perlahan pergi jauh dari hadapannya. Ada rasa sedikit bersalah di hati Alvian dengan semua ucapannya tadi kepada istrinya. Oleh karena kehilangan sosok seorang ibu di samping Alvian, membuat dirinya tidak memperdulikan kesehatan tubuhnya dan tanpa sadar. Apa yang di lakukan Alvian, bisa membuat Almaira menghawatirkan dirinya.
Tanpa melihat sisi baik Almaira. Alvian dengan tidak sadar sudah membentak istrinya tanpa sebab, tapi itu semua tidak sedikitpun membuat Alvian meminta maaf kepada istrinya.
Almaira di dalam kamar hanya menangis, mengingat semua ucapan suaminya. "Aku harus kuat tidak boleh lemah begitu saja. Ummi sudah bilang, bahwa aku harus bisa memahami keadaan Mas Alvian saat ini. Mungkin Mas Alvian bicara begitu karena dia lagi dalam keterpurukan." Segera Almaira menghapus air mata yang masih terus mengalir ke luar dari pelupuk mata indahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Ummi Alfa
Ikhlas dan sabar ya.... Almaira ngadepin sikap suami kamu yg sedang berduka, anggap ini ujian pertama kamu dalam rumah tangga bersama Alvian.
Smoga kedepannya Alvian bisa melupakan kesedihannya dan mau menerima kamu apa adanya sebagai istrinya.
2022-09-08
1
🌷💚SITI.R💚🌷
ayo semangar dan aabar ngadepin alvian dia mungkin msh shock kehilangan ibuy yg jd sandaran hidupy..smg kamu bisa memahami alvian dan vian jg sadar atas smua kesalahany..
2022-09-04
1
💋MILA💋
semangat almaira
2022-08-25
2