Setelah banyak perbincangan dan seluruh anggota keluarga, juga sudah sepakat untuk mendatangi terlebih dulu keluarga Alvian di rumah sakit.
Keberangkatan Abi, Ummi dan dua saudara Almaira untuk menemui Alvian dan ibunya. Mampu membuat Almaira menjadi gelisah.
Bukan tidak salah. Namun semua itu terasa begitu cepat, bagaimanapun butuh waktu untuk Almaira menerimanya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Tidak terasa Almaira beserta keluarganya, sudah sampai di rumah sakit, tempat ibu Hilma di rawat.
"Selamat pagi Dokter Almaira"
para suster dan pegawai menyapa Almaira.
"Pagi juga, selamat bekerja" jawab Almaira tidak kalah ramahnya.
Almaira beserta keluarga terus berjalan menuju ruang rawat ibu Hilma. Sampai tibalah mereka disana dengan mengucapkan salam, saat memasuki ruangan tersebut.
"Assalamualaikum," ucap Abi Zaienal saat memasuki ruangan Ibu Hilma.
"Wa'alaikumsalam warahmatullaahi wabarokatuh." Kini di dalam ruang rawat Ibu Hilma sudah ada Alvian dan Ayah Ahlan yang turut menjawab salam.
Ayah Ahlan yang merupakan ayah dari Alvian sudah terlebih dahulu diberi tahu oleh Alvian, dengan begitu ia sudah ada di sana lebih dulu dari pada Almaira.
Abi, ummi beserta kedua saudara Almaira masuk ke dalam ruangan tersebut.
"Alhamdulillah, kalian datang juga. Silahkan duduk." Ibu Hilma menyambut kedatangan keluarga Almaira dengan hormat.
"Terimakasih Bu," ucap Abi Zaenal.
Kedua keluarga sudah berkumpul untuk membicarakan tentang lamaran yang diminta Ibu Hilma.
Abi Zaienal mulai bertanya. "Saya selaku orang tua Almaira ingin mengetahui alasan Ibu memilih putri saya untuk menjadi pendamping putra Ibu?"
"Tidak ada alasan untuk saya memilih putri anda untuk menjadi pendamping hidup anak saya," jawab ibu Hilma dengan cepat.
"Lantas apa yang membuat ibu tertarik dengan adik kami?" Ahmad mulai mengajukan pendapatnya.
"Ibu tahu apa yang terbaik untuk putranya, begitulah dengan saya. Dokter Almaira adalah wanita baik yang bisa mendampingi putra saya, dan saya yakin Almaira bisa memberikan kasih sayang yang sepantasnya kepada Alvian, diisaat nanti saya tidak bisa mendampingi putra saya lagi. Dan pertama kali saya melihat Almaira, saya sudah mulai tertarik kepadanya," jelas Ibu Hilma.
"Maaf ... apa itu alasan ibu ingin meminang putra ibu kepada adik kami Almaira?" timpal Ilham.
"Bukan itu saja, banyak keistimewaan yang saya lihat dari Almaira. Di mana tidak bisa saya ungkapkan dan ucapan dengan kata-kata," jawab Ibu Hilma sembari tersenyum menatap wajah cantik Almaira.
"Saya sudah mengerti dengan semua jawaban dari Ibu, dengan begitu saya menerima lamaran putra Ibu." Tiba-tiba Abi Zaienal memutuskan menerima lamaran dari Ibu Hilma.
Kedua saudara Almaira nampak kaget dan tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Abi Zaenal barusan, begitupun Almaira.
"Abi mengapa begitu cepat? Maira pasti butuh waktu untuk semua itu." Ilham mulai merasa keberatan.
"Tidak Ilham. Abi sudah mempertimbangkan semua ini dengan sangat matang, dan Almaira juga sudah menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada Abi"
"Baiklah Abi, bila itu memang yang terbaik untuk Maira. Ilham setuju dengan keputusan Abi," tutur Ilham yang mulai tidak lagi protes di saat keputusan Abi Zaenal sudah bulat.
"Alhamdulillah, terimakasih kalian sudah mau menerima lamaran putra kami." Ungkapan syukur Ayah Ahlan dan istrinya, selaku orang tua dari Alvian.
"Sesuai dengan ucapan saya semalam kepada Almaira. Saya ingin melihat putra saya menikah bersama Almaira hari ini juga," ujar Ibu Hilma dengan tegasnya.
"Baiklah karena kami sudah menerimanya, dengan begitu kami sekeluarga sudah siap dan bersedia dengan semua yang ibu ajukan kepada kami."
"Terimakasih sudah mau menyanggupi permintaan istri saya." Ayah Ahlan menimpali.
"Sama-sama pak Ahlan. Semoga semua berjalan dengan lancar ya," balas Abi Zaienal soraya tersenyum lembut.
"Aamiin." Semua orang mendukung penuh rencana pernikahan Almaira.
Sekarang lamaran sudah diterima, pernikahan pun akan terjadi. Almaira sudah menyerahkan sepenuhnya keputusan kepala Abi Zaenal. Jadi, Almaira harus sudah siap dengan semua keputusan abinya.
Ayah Ahlan mulai mempersiapkan tempat dan acara untuk dilangsungkannya pernikahan Almaira dan Alvian. Semua itu tidaklah mudah, butuh waktu untuk menyiapkannya. Apalagi dalam jangka waktu yang sangat singkat ini.
Dengan melihat kondisi Ibu Hilma yang belum stabil dan masih harus di rawat di rumah sakit. Maka dari itu, Abi Zaienal mengusulkan untuk melangsungkan pernikahannya di sebuah masjid yang terdapat tidak jauh dari halaman Rumah Sakit Surya Jaya, dengan begitu Ibu Hilma bisa di bawa kesana, oleh perijinan dokter sekalipun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Neulis Saja
let fate speak
2023-02-12
1
Rizki Al-Mubarok
Kak Almaira, aku mau tanya. Kalo luka jahit itu sembuh totalnya berapa hari? Soalnya aku lagi sakit, lukaku dijahit nih.
2022-10-13
2
Ummi Alfa
Smoga aja acaranya lancar dan Ndak ada gangguan.
Tapinya, gimana dengan Alvian apa dia menerima keputusan mamanya dan mau menerima Almaira atau karena terpaksa.
2022-09-06
2