Setelah makan dan berbelanja. kini ketiganya kembali masuk kedalam mobil untuk pulang ke mansion dengan kecepatan sedang. mobil melaju membelah Keramaian Kota Besar A yang masih saja ramai.
Di dalam mobil tidak ada yang bersuara, mereka diam seperti biasa. Tuan Ari lagi-lagi disibukan dengan ponselnya, entahlah apa yang ia lihat di sana.
Begitu juga dengan Sekertaris Jaka, dirinya pun tak kalah sibuk! tapi sayup-sayup terdengar kalau ia sedang berbicara? mungkin dirinya memberi kabar bahwa Tuan Ari akan pulang, dan tidak lupa juga Sekertaris Jaka berpesan untuk merapihkan kamar Tamu.
Sedari tadi yang terlihat sibuk hanya Ari dan Jaka! sedangkan Nana seolah tak terlihat lantas kemana dia? ternyata Nana tengah termenung seorang diri. dirinya di buat takjub akan barang-barang yang di belikan Ari untuknya, tidak percaya yang saat ini di rasakan nya.
Seperti yang kita tahu. Ari mengajak Nana membeli kebutuhan dirinya setelah selesai mengisi perut, barang-barang itu di beli dengan harga mahal bahkan saking banyaknya paper bag yang berisi kebutuhan Nana sampai tidak muat di dalam Bagasi!yang mana satu mobil dari Mansion harus turut membantu.
Samar Nana tersenyum jika mengingat hal itu, ini terasa mimpi di siang bolong. "Apa aku masih tidur? tapi kenapa ini terasa nyata." gumam Nana dengan suara hampir tidak terdengar.
Tuhan jangan bangunkan aku kalau ini adalah mimpi? Nana menyambung gumaman nya dengan senyuman tipis. kemudian ia bersandar tenang melupakan Ari yang ada di sampingnya.
Cukup lama mobil yang membawa ketiganya berkutat di jalan raya, sampai mobil itu memasuki kawasan perumahan yang dikelilingi bangunan super mewah dan megah. untuk masuk ke dalam area perumahan itu tidaklah gampang? harus melewati beberapa prosedur keamanan karena perumahan itu khusus bagi kalangan orang-orang yang berduit tebal. salah satunya adalah keluarga Atmadja yaitu itu tempat tinggal Ari dan kedua orang tuanya.
setelah melewati keamanan yang super ketat. kini mobil mewah itu sudah sampai di Mansion, beberapa penjaga bergegas membuka gerbang yang menjulang tinggi agar mobil mewah itu bisa masuk. mereka tidak perlu bertanya siapa gerangan yang sudah membuat mereka bekerja di saat mereka asyik beristirahat, pasalnya sekretaris Jaka sudah memberi kabar sang Tuan muda hari akan pulang.
Setelah gerbang terbuka, mobil yang membawa ketiganya melenggang masuk kedalaman Mansion mewah itu. seperti biasa sekretaris Jaka turun terlebih dahulu untuk membukakan pintu mobil.
"Silahkan, Tuan." ucap Jaka sopan dengan kepala menunduk.
Tanpa bersuara Ari turun membawa wajah tampannya. entahlah, walaupun ia terlihat agak lelah tapi ketampanannya tetap saja terpancarnya nyata. terasa tidak adil bagi kita yang melihatnya karena wajah tampan Ari benar-benar luar biasa.
Jaka celingukan ketika Nana tak kunjung turun dari dalam mobil, mata berbalut kacamata hitam itu menatap area dalam mobil. dan di sana Jaka melihat Nana tengah tertidur pulas! ragu-ragu Jaka membuka mulutnya.
"Maaf, Tuan Muda, sepertinya Nona Nana tertidur." decit Jaka.
Ari yang baru saja melangkah berniat masuk kedalaman Mansion. seketika berhenti ketika Jaka bersuara! ia berbalik dan menatap area dalam mobil, benar saja apa yang dikatakan Jaka.
Aku sampai tidak sadar. kalau dia tertidur di sampingku, dia pasti kelelahan karena seharian aku ajak berkeliling. tapi dia manis juga walaupun dalam keadaan tidur.
Tanpa sadar Ari terus menatap Nana dengan senyuman tipis. Jaka yang ada di samping Ari seketika memasang wajah penuh arti melihat bagaimana tuannya menatap Nana.
Saya merasa Tuan menatap lain pada gadis ini? batin Jaka yakin.
Ari terus menatap Nana dengan wajah penuh arti. tapi di tengah kegiatan itu sayup-sayup Ari mendengar suara seseorang yang sudah pasti itu adalah sekretaris Jaka.
"Tuan muda, apa saya harus membangun, 'kan Nona? atau mungkin Tuan ingin menggendong Nona?" usul Jaka semangat.
mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Jaka membuat Ari memicingkan kedua matanya, mata itu mengisyaratkan ketidaksukaan atas apa yang baru saja dilontarkan Jaka. konyol, satu kalimat yang pantas diucapkan Ari kepada sekretaris tampannya itu.
"Untuk Apa aku menggendong dia? bangun, 'kan saja." katanya ketus. kemudian melenggang masuk meninggalkan Jaka yang diam seperti orang kebingungan di dekat pintu mobil.
Tuan Muda, kenapa bersikap seperti itu? tadi di Mall aku perhatikan.Tuan sangat perhatian kepada Nona Nana! entahlah. pikir Sekertaris Jaka dalam hati seraya melangkah berniat membangunkan Nana.
Di ambang pintu mobil. ragu-ragu Jaka bersuara. "Nona Nana, Nona Nana."
Tak butuh waktu lama, Nana yang tengah asyik bersantai di alam mimpi terpaksa membuka mata. dan ketika matanya mulai terbuka sempurna ia melihat satu sosok pria tampan tapi bukan Tuan Ari? melainkan sekretaris Jaka.
Hooaamm.
Nana menguap seraya meregangkan otot-otot yang terasa kaku. "sekretaris Jaka, saya pikir siapa.?" ucapnya setengah sadar
"Nona, kita sudah sampai."
"Oh benarkah? maaf tadi saya tertidur." Tutur Nana tidak enak di saat tangannya sibuk merapikan rambutnya yang agak berantakan.
Jaka mundur tiga langkah sebelum menjawab ucapan Nana. "Benar. Nona, mari Nona masuk. Tuan muda sudah menunggu anda di dalam.?" Ajak Sekertaris Jaka.
"Tuan Ari, tidak membangunkan saya?" Tanya Nana spontan.
Mendapatkan pertanyaan dari Nana membuat sekretaris Jaka salah tingkah. dalam diam ia bergumam memang apa yang anda pikirkan Nona sampai berharap Tuan muda membangunkan anda? tapi Jaka hanya bisa bergumam dalam hati tanpa ingin menjawab pertanyaan itu. hanya senyuman tipis yang Jaka perlihatkan.
Nana tersenyum canggung merasa malu akan pertanyaannya, untuk menatap sekretaris Jaka pun mata sipitnya tidak sanggup.
Nana, pertanyaan macam apa itu! memang apa yang kamu harap kan? Tuan Ari itu bukan
siapa-siapa kamu, status calon istri yang di ucapkan Tuan Ari pasti tidaklah benar? dia pasti mau mempermainkan kamu. batin Nana yang seolah mengutuk dirinya sendiri.
"Mari, Nona." ajakan itu kembali Nana dengar yang mana hanya dijawab anggukan darinya. tanpa berani menjawab, dirinya terlalu malu atas apa yang baru saja diucapkannya.
Nana turun dari dalam mobil. dirinya menatap bangunan yang ada di depan matanya terlihat besar terlihat mewah, dan begitu megah apa ini Istana? pikir Nana.
"Sekertaris Jaka, bukankah kita akan pulang? tapi, kenapa kita pergi ke Mall lagi! saya benar benar lelah." ucap Nana dengan polosnya.
"Maaf, Nona, kita sedang tidak berada di Mall. Ini rumah Tuan Muda Ari, Nona." sahut Sekertaris Jaka dengan senyuman yang terlihat di wajah tampannya melihat tingkah polos Nana.
"B-benarkah, ini bukan Mall.?" ujarnya terbata-bata.
Tuan Ari itu benar-benar orang kaya, bahkan rumahnya pun sangat besar. kalau satu kampung aku bawa ke sini pasti masih ada ruang di rumah ini. Celoteh Nana dalam hati...
"Benar, Nona, mari masuk." Ajak Sekertaris Jaka.
Nana tidak menjawab, ia hanya mengangguk paham dengan pandangan mata yang masih melihat sekeliling Mansion Mewah itu, dan gumaman tidak jelas.
Dengan langkah yang pasti, Nana dan Sekertaris Jaka yang ada di belakang tubuhnya berjalan menapaki lantai marmer menuju pintu Mansion, itu di sana keduanya di sambut beberapa orang yang terlihat membungkuk dan memberi hormat.
SELAMAT MEMBACA.😆
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments
ovi
lnjut kk
2023-08-17
1
Fhita Iftha
Ari gengsi nya tinggi sekali 😂
2021-03-12
0
Desi Afrina
kasian jga ni sma si nana
2021-02-15
6