Nana berbalik ketika suara itu menghentikan langkahnya.
Pak Jaka menatap Ari bingung, sedangkan Sekertaris Jaka hanya diam tidak ingin bertanya.
"Tuan muda." Teguran Pak Jaya tidak di pedulikan Ari, dirinya terus berjalan menghampiri Nana yang sudah berdiri di depan pintu.
"Aku bisa membantumu.!" Ucap Ari yang saat ini berdiri berhadapan dengan Nana, keduanya saling tatap menyiratkan sebuah rasa yang tidak bisa di jelaskan.
"T--tuan, mau bantu saya?" Rona bahagia terpancar nyata di wajar Nana yang tadi terlihat Sedih sekarang berganti dengan Senyum kebahagiaan.
"Ya, saya bisa Membantumu. hanya uang 300Juta tidak akan membuat saya Bangkrut." Seru Ari dengan kesombongan yang kembali ia perlihatkan.
Pak Jaya dan Sekertaris Jaka tidak bisa berbuat banyak Karena mereka tau, siapa Tuan Muda Ari Itu.
Ingin rasanya Nana membalas kesombongan pria yang ada di depan matanya, tapi Nana tidak punya waktu untuk melakukan hal itu, yang dia pikirkan adalah keselamatan Neneknya.
Nana tersenyum hambar. "Saya ucapkan Terimakasih Tuan, anda baik sekali. nanti saya akan mengganti uang Tuan." ucapnya girang.
"Saya tidak membutuhkan uangmu, saya butuh tenaga mu. menurut saya itu sudah cukup, tidak usah di ganti dengan uang. karena uang ku sudah banyak." kata-katanya terdengar menjengkelkan di dengar semua orang yang ada di dalam ruang itu tidak termasuk Nana.
Lagi-lagi, Tuan ini memperlihatkan kesombongan. Tapi biarlah dia mau berbicara apa saja yang penting sekarang ada orang yang mau membantu Aku.
Untuk menyamarkan rasa jengkelnya, Nana tertawa di tambah lagi menurutnya Persyaratan itu tidaklah sulit, hanya membuang tenaga saja dia pasti bisa. bukankah itu adalah pekerjaannya.
Jadi yang di artikan Nana maksud tuan muda Ari itu bekerja sebagai ART, tanpa pikir panjang Nana pun menyanggupi Persyaratan itu.tanpa tau apa arti tenaga yang di maksud Ari.
"Kau sanggup?" Tanya Tuan Muda Ari dengan wajah datar.
Nana Menganggukkan Kepalanya. "Ya, saya sanggup." Sahutnya percaya diri.
Ari menyeringai. "Baguslah kalau begitu,kau harus jadi Ist-
"Ya Tuan, tidak usah di lanjutkan saya sudah mengerti." Nana memangkas kalimat Ari yang belum sepenuhnya selesai.
"Sekertaris Jaka." Ari memanggil pria yang ada di belakang.
Sekertaris Jaka berjalan setelah namanya di panggil. "Saya, Tuan"
"Pergi dengan dia." Titahnya dengan mengarahkan telunjuk kerah Nana. "Tidak usah saya jelaskan Apa tugas kamu, ikut saja dengan dia."
"Baik, Tuan."
Jaka sendiri tidak bodoh. ia tau apa yang harus di lakukan, jelas-jelas tadi dirinya ada di dalam ruangan yang sama, dan mendengar pembicaraan antara majikannya dan Nana.
"Mari, Nona." Jaka mengajak Nana keluar dari ruangan itu.
"Ya." Nana mengangguk patuh dan mengikuti Sekertaris Jaka begitupun dengan Mandor Jaya.
Awalnya Mandor Jaya menolak ikut dan memilih menemani Ari di perkebunan, tapi Ari menolak di temani. dirinya ingin sendirian saja menikmati udara segar Desa itu.
Ketika semua orang pergi, Tuan muda Ari kini hanya sendiri di perkebunan, sedari tadi senyuman menghiasi wajah tampannya. entah apa yang ada di dalam pikirannya. Hanya Ari yang tau.
"Dia akan berguna untukku! " ucap Ari dengan seringai yang sulit untuk di artikan.
"Tunggulah, Gadis Desa. sebentar lagi aku akan meminta tenaga mu itu."
Setelah puas berkhayal, kini Ari beranjak bangun dari duduknya. dia keluar dari Ruangan itu karena di luar pemandangan menarik perhatian. di tambah lagi ia hanya sendirian, kakinya terus berjalan sampai Ari berhenti di tepian Perkebunan. matanya menatap hamparan kebun Teh, anginnya terasa menyejukkan sanubari tanpa sadar Ari kembali tersenyum lepas.
"Gadis lugu, mainan yang menarik! pasti akan menyenangkan bermain dengannya?" Gumam Ari lagi seraya membayangkan wajah Nana yang seolah terpanggang nyata di atas awan.
...
Nana berjalan bersama Sekertaris Jaka dan Pak Jaya. ketiganya diam tidak ada yang bersuara yang tercipta hanya keheningan, tak lama ketiganya sampai di parkiran. dan Nana menatap takjub mobil hitam terlihat sangat mewah.
Dalam diam ia bergumam.
Seandainya aku bisa masuk kedalam mobil itu, pasti aku akan senang sekali. mobilnya sangat bagus.
Tuhan seolah mendengar Doanya, terbukti Sekertaris Jaka meminta dirinya untuk masuk kedalam mobil yang tadi ia impian-impikan. dengan ragu-ragu kakinya melenggang masuk di ikuti Sekertaris Jaka dan Pak Jaya.
Mobil berjalan menuju rumah sakit, tak hentinya Nana mengagumi Mobil yang sedang ditumpanginya, karena ini adalah pertama kali dalam Hidupnya ia bisa menaik Mobil semewah ini.
Di tengah kekagumannya terhadap isi dalam mobil mewah milik Ari, Nama kembali teringat dengan sosok pria yang sudah mau menolongnya. samar ia tersenyum jika mengingat wajah tampan pria bule itu, otaknya secara otomatis merekam sosoknya. tubuh Itu terlihat bersih sangat maskulin, semua yang ada padanya membuat Nana menjadi salah tingkah. dirinya tidak munafik sebagai seorang wanita jelas pria itu sangat menarik, siap yang sanggup menolak pesonanya, bisa di bilang sosok pria itu setengah sempurna.
Tapi Nana sadar siapa dirinya dan siapa pria itu.
ingat, dia calon majikan mu Nana.
Singkat cerita, Mobil yang membawa Nana sudah sampai di halaman bangunan yang di pastikan rumah sakit tempat Nenek Asri di rawat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments
Jazzy Putra
operasi jantung memang mahal. wajardgn harga segitu. pasang 1 ring jantung aja 80juta.blm 2 ring, blm pasang balon. kaloada cairan dijantung biasanya membutuhkan alat paling modern. menurut saya. koreksi bila salah
2022-01-25
0
Dewi Dewi Ahmat
hmm,,trnyta di nlik ke baik kn nya ari trsmpn mksd trtntu,,dn dngn tga nya di jdi kn bhn mainan,,pdhl nana itu cmn gdis yng lugu,,tega kau ari jht bngt sih mmnfaat kn keplsan dn keluguan seorng gdis..nnti lo sndri yng kna karma bru tau rsa lo..
2021-08-20
0
Leni Ani
nana ceroboh bodoh .blm jd orang ngomong udah di potong .nanti baru kau nyesal
2021-07-29
0