Setelah mereka menyelesaikan makan malam yang penuh dengan Drama itu. kini Nana di Ajak oleh Ari untuk ikut ke suatu ruangan yang terletak di lantai Atas.
Nana mengekor seperti anak ayam yang patuh kepada ibunya. tidak ada kata dari keduanya Nana sendiri begitu sibuk melihat kemewahan hunian itu, matanya berkeliaran seperti maling! tidak ada yang luput dari pandangannya. sampai-sampai Nana tidak melihat berhentinya langkah sang Tuan Atmaja dan terjadilah yang harus terjadi? yakni, Nana membenturkan dirinya kebagian tubuh belakang pria bule itu atau tepatnya di bagian punggung, sontak Nana dibuat terkejut matanya terbelalak apalagi Ari mulai berbalik.
"Maaf, Tuan maaf." Decit Nana dengan kepala menunduk.
Seperti biasa Ari memberi tatapan mengintimidasi menandakan ketidak suka'an.
"Hey, gadis desa? apa kamu sengaja?" suaranya terdengar lembut tapi seperti sambaran petir bagi Nana amat menakutkan.
Nana mengangkat kepalanya cukup cepat. kemudian kepala itu menggeleng beserta kedua tangannya sebagi pembelaan.
"Ti-tidak Tuan, Tuan sendiri yang mendadak berhenti."
Ari menyeringai. "Alasan! dengar ini? nanti di atas kamu jangan banyak bertanya yang macam-macam, kamu dengar ?" suaranya kembali memekik, itulah alasan kenapa Ari tiba-tiba berhenti berjalan.
Sebagai jawaban Nana hanya mengangguk pasrah. "Saya dengar, Tuan." sahutnya pasrah.
Dia benar-benar menyebalkan. kenapa Nana?kenapa kamu takut! dunia ini saja kamu bisa melawannya! tapi kenapa menghadapinya aku seperti hewan yang minta diberi makan!celoteh Nana dalam hati karena hanya itu yang bisa dirinya lakukan.
Melihat anggukan terpaksa itu sudah membuat Ari senang. hingga ia menaikan sebelah alisnya kemudian tanpa memperpanjang adegan saling sangka itu tubuhnya kembali berbalik ke posisi semula, sampai terdengar decitan suara "A Smart girl."
.
.
Kini Nana sudah berada di Ruang Kerja Ari yang lagi-agi membuat Nana terkesima dibuatnya. tanpa sadar mulutnya menganga untung saja kekonyolan Nana luput dari pandangan tajam Ari, kalau tidak Nana pasti mendapatkan perkataan yang akan membuat telinganya sakit.
Ini ruang belajar? tapi dia bilang ini ruangan apa tadi?....ah! ruangan kerja, ini ruangan kerja? apa tidak salah. batin Nana tidak percaya ketika melihat kemewahan yang kembali di perlihatkan Ari kepadanya.
Setelah puas memindai penampakan ruangan kerja sang Pangeran. Nana mulai mendekati sofa yang ada di sudut ruangan, tapi baru saja bokongnya siap mendarat suara cukup lantang menghentikan niatnya.
"Hey. Gadis Desa, apa yang kamu lakukan?"
"Saya, Tuan? saya mau duduk." Ucap Nana gugup posisi tubuhnya benar-benar memprihatinkan.
"Tidak usah Duduk, Kamu berdiri saja." Seru Ari lantang. matanya masih menatap Nana ketus.
Nana tidak habis pikir, perlakuan Ari benar-benar tidak manusiawi sampai hati melarang dirinya untuk duduk. sedangkan dirinya bisa duduk tenang tanpa memikirkan orang lain, sehina itukah dirinya?
Nana mengalah. posisi tubuhnya kembali tegak dan berdiri canggung sambil menatap Ari kesal "Ya, Tuan."
Samar Ari tersenyum melihat kepatuhan sang dara yang ada di depannya. wajah cantik itu terlihat menahan amarah tapi dirinya berusaha sabar itu yang Ari tangkap.
"Dengar ini. Sebentar lagi, Daddy dan Mommy ku akan pulang. Kau harus jaga sikap di depan mereka, jangan buat aku malu! nanti pelayan akan memberi tau apa saja yang harus di lakukan, bagaimana cara makan yang benar dan berbicara. aku percaya mereka pasti menyukaimu! lihat? dirimu polos dan bodoh, mereka suka gadis sepertimu. gadis yang tidak tau apa itu dunia" Ari memberi penjelasan atau memberi hinaan. tapi bagi Nana itu sama saja, semua yang keluar dari mulutnya pasti akan memberinya luka.
Aku sudah tau apa itu dunia.
Nana menghela napas cukup panjang merasa jengah dengan semua perlakukan Ari. akan tetapi dirinya tidak bisa membantah mengangguk adalah hal yang paling benar.
Ya Tuhan rasanya aku ingin memasukan cabe kedalam mulutnya. kesal batin Nana.
"Apa kamu mengerti?" Seru Ari jengkel pasalnya Nana tidak bersuara .
"Saya, 'kan tadi mengangguk. itu artinya saya mengerti, Tuan."
"Lihat siapa yang bicara." protes Ari sambil bersandar malas.
Nana memencingkan kedua matanya merasa marah melihat reaksi yang di tunjukan Ari
Dia bilang aku harus menjawab! tapi sekarang.. ya tuhan kuatkan aku.
Nana memilih mengacuhkan perihal itu. kemudian wajahnya berusaha ceria. "Tuan? ada beberapa pertanyaan yang mau saya tanyakan?"
"Saya sudah bilang tadi, kamu jangan bertanya yang macam-macam. dan kamu tidak bisa membantah, ingatlah kamu punya hutang." Matanya menatap Nana seolah memberi peringatan.
Nana memberanikan diri untuk melangkah mendekati meja kebesaran sang Tuan Muda membawa wajah ikhlas. "Pertanyaan saya tidak macam-macam kok, Tuan."
Sejenak Ari diam lalu ia kembali bersandar. "Katakan cepat."
Sekilas Nana menampakan senyuman hambar. "Begini Tuan. apa tujuan Tuan Ari menjadikan saya istri? kalau masalah hutang! saya bisa bayar. tidak apa kalau saya mesti jadi pembantu di rumah Tuan, tapi untuk menjadi seorang istri! rasanya saya tidak pantas."
Bukan hanya tidak pantas. aku juga tidak mau menjadi istrimu, pria kasar dan semena-mena. ucap Nana dalam hati akan tetapi wajahnya terlihat santai.
Mendengar pertanyaan yang memang sudah di katakan Nana tidak membuat Ari terkejut. ia malah memasang wajah datar seakan enggan menjawab, tapi tidak mungkin dirinya terus bungkam karena untuk alasan yang tadi di dalam mobil ia berikan kepada Nana benar-benar tidak membuatnya mengerti.
Sebelum bersuara Ari menghela napas jengah sambil melirik arah jam. "Kamu benar, kamu memang tidak pantas menjadi istriku. tapi aku tidak punya pilihan lain selain menjadikanmu istri." Kalimatnya sengaja ia hentikan untuk mencari kata-kata yang tepat agar sang dara dapat menangkap maksud dan tujuan yang sebenarnya. "Kamu ingin tau apa tujuan aku menikahi mu?"
Nana mengangguk malas. matanya begitu pokus menatap Ari yang juga menatap dirinya dingin. "Ya, Tuan."
"Baiklah, lagipula aku juga tidak mau berbelit-belit dan membuat kamu bertingkah" Seketika Ari berdiri yang mana membuat Nana terkejut. wajahnya berubah muram.
"Begini Gadis Desa, aku menjadikan kamu calon istri. Karna aku ingin bebas dari pengawasan kedua orang tuaku. mereka selalu memaksa supaya aku menerima wanita yang mereka anggap sebagai calon istri! cih menyebalkan." Terlihat jelas kalau Ari menjelaskan dengan wajah penuh amarah.
"Kamu tau? kalau aku menikah itu artinya aku bisa bebas dari mereka! dari aturan yang mereka buat, terutama dari rumah ini." Tambahan luapan kekesalan itu hanya di respon anggukan pelan dari Nana. sedangkan Ari kembali duduk untuk menenangkan diri.
Ternyata dia bukan hanya kasar tapi juga aneh! disaat di luar sana banyak orang yang ingin hidup sejahtera tanpa memikirkan kemiskinan. dirinya dengan lantang mengatakan ingin pergi dari istana ini? pria aneh.
Beberapa saat Susana berubah hening. keduanya luput dalam pikiran, sampai Nana kembali membuka bibir. "Tapi Tuan. kenapa harus saya?"
Ari membuka mata dan melirik Nana datar. "Karena, kamu Kandidat yang sangat pas untuk menjadi Istri ku. tepatnya istri Pura-pura ku." ucap Ari santai lalu kembali menutup mata.
Mata Nana membulat seperti bola tenis yang siap meluncur kearah target. kalimat terakhir Ari begitu menggemparkan? Istri pura-pura terus terngiang.
"Istri pura-pura? saya sama sekali tidak mengerti?" Kepala Nana bergoyang cepat
"Ya, kamu hanya akan menjadi Istri pura-pura ku saja! Kamu pikir, aku benar-benar menganggap mu istri sah begitu? ingat, siapa kamu dan siapa aku. jadi jangan bermimpi." terangnya dengan wajah menghina.
"Tapi Tuan, pernihakan Itu tidak boleh di buat main-main, nanti Tuhan marah, Saya tidak mau." Nana menolak dengan tegas. dirinya tahu mana yang benar dan mana yang salah.
Kedua bola mata Ari memutar sambil berdiri. "Pernikahan-nya tidak pura-pura bodoh peranmu lah yang tidak nyata! sudah, jangan bertanya lagi. sekarng kamu sudah tau tujuanku menjadikan kamu istriku nikmati saja. aku yakin, kamu tidak akan menyesal menjadi Istri seorang Ari Atmaja." suaranya menggema seakan memberi tahu dunia betapa hebat dirinya. "maksud dari perkataan ku, istri bayanganku."
Lagi-lagi Nana hanya bisa diam membisu mendengar celotehan Ari yang sudah melewati batas. tapi apa ini penting? maksdunya, apa dirinya bisa membantah mengingat jumlah uang yang sudah di berikan Ari membuat Nana tidak bisa berkutik. saat ini pria yang ada di depan-nya adalah pria dengan segudang akal agar dirinya menurut dan patuh.
"Bagaimana dengan uang yang saya pinjam?"
Ari menyeringai. "Pertanyaan yang bagus. satu tahun masa pernikahan palsu ini dan setelah itu, kamu bebas begitupun dengan uang yang kamu pinjam aku anggap lunas. mengerti?"
Nana mengangguk. "Saya mengerti, Tuan Ari."
"Baguslah, sudah keluar sana."
Tanpa bersuara Nana mulai melangkah membawa luka di hatinya membiarkan Ari tertawa puas seolah mengejek. tanpa sadar tanganya mengepal tapi hanya sebatas itu karena untuk membantah itu tidak mungkin! Ari pasti memberinya ancaman yang akan merugikan dirinya, untuk saat ini menurut dan patuh adalah hal terbaik, pikir Nana. berharap kedepannya akan ada jalan supaya bisa bebas dari pria itu.
Kenapa dunia ini begitu kejam padaku. Lirih batin Nana seraya berjalan. tapi baru beberapa langkah suara menggelegar kembali terdengar.
"Berhenti, Gadis Desa."
seketika Nana berhenti, sebenarnya ia sudah sangat marah karna Ari selalu memanggil Namanya dengan sebutan Gadis Desa! bukan dengan Nama Aslinya, tapi Nana lagi-lagi hanya bisa diam dan menerima.
Tubuh kecil itu berbalik dengan wajah masam. "Ya, Tuan? "
"Apa kamu tidak takut aku ingkar Janji?" Seru Ari lembut tapi matanya menatap Nana tajam.
"Saya percaya, Tuan Ari tidak akan ingkar Janji."
"Apa kamu yakin?" sedikit senyuaman hambar Ari perlihatkan
"Saya yakin, Tuan." Sahut Nana mantap.
Ari berdiri dan berjalan menghampiri Nana "Kamu itu jangan terlalu polos dan bodoh. ingat, ini bukan Kampung mu yang penghuninya bisa di hitung dengan Jari. disini Kota Besar, banyak orang yang bisa Membodohimu dengan berbagai cara.
disini kamu tidak boleh terlalu percaya sama sembarangan orang, nanti kamu yang rugi."
"Orang seperti Tuan Maksudnya." jawaban monohok itu terlontar dari dalam mulut Nana dengan sendirinya.
SELAMAT MEMBACA😆
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments
~Mrs.Njn
kena skak max laki2 arogan.
ganteng kaya raya kalau aroga & sombong buat apa hidup. buang kelaut sj biar mnjd santapan ikan hiu😁😁😁
2022-02-14
0
Lasmi Kasman
Ari jgn meremehkan gadis desa
2021-09-27
0
Leni Ani
skak max kamu ari😂😂😂😂😂
2021-07-29
0