Setelah kejadian itu, Nana kembali bekerja. ia terus menunduk merasa terintimidasi, tatapan pria tampan itu sangat menakutkan pikir Nana.
Kenapa orang itu terus menatap ku? Tanya hati Nana.
Beberapa menit kemudian, Nana mengangkat kepalanya karena pria yang tadi terus memperhatikan dirinya pergi entah kemana. lamanya ia bekerja memilih daun teh yang sudah siap di petik, indra pendengarannya merekam suara teriakan memanggil namanya.
"Siapa yang memanggil namaku?" Ucap Nana heran, sambil menatap sekitar.
Dari kejauhan. ada seorang wanita Paruh Baya mendekat. dan kalau di perhatikan Ibu itu adalah Bu Aan tetangganya? orang yang selalu memberi Pekerjaan kepada dirinya.
"Nana, Nenek kamu?" Ucap Bu Aan gugup, dan ia mulai mengatur Napasnya.
"Nenek Saya, kenapa Bu?" Tanya Nana ketakutan, dengan cepat ia mendekati Bu Aan.
"Nenek kamu Pingsan! tadi pas Ibu mau anterin Cucian." Bu Aan memberi jawaban seraya mengatur napas, pasalnya ia harus berlari ke perkebunan.
"Apa? Nenek!" Nana terkejut mendengar kabar yang di bawa bu Aan, tak ingin membuang waktu gadis cantik itu berlari diikuti bu Aan.
Setelah sampai di depan rumah yang
sederhana itu, Nana mendekat dan melihat ada beberapa tetangga di dalam rumahnya.
"Nenek, bangun Nek, hiks..hiks...ini Nana, Nek." Nana memanggil-manggil si Nenek yang terbaring lemah di atas kasur lusuh. mata sipitnya terus mengeluarkan air mata merasa tidak tega melihat keadaan orang yang amat ia cintai tak berdaya.
"Nan, mending Nenek kamu di bawa ke rumah Sakit saja biar di periksa." Usul Pak Rudi yang tidak lain adalah Suami dari Bu Aan.
Nana menoleh kearah pak Rudi. "ke rumah Sakit? Tapi Pak, Nana ga ada uang buat bawa Nenek ke rumah Sakit." Ucapnya penuh kesedihan, kemiskinan benar-benar membuat ia lemah.
"Nanti saja kita bicarakan masalah itu, sekarang kita harus bawa Nenek kamu dulu." Seru Pak Rudi untuk meyakinkan Nana.
Sejenak Nana diam, ia kembali menatap sang Nenek linangan air mata mewakili perasaannya "Baiklah, Pak, Nana ikut apa kata bapak saja."
Dengan di bantu beberapa tetangga, Nenek Asri pun sekarang sudah ada dalam Mobil Pak Rudi. mobil itu melaju cukup cepat walaupun jalannya berkelok.
Beberapa saat kemudian, sampailah mobil itu di depan Rumah Sakit yang ada di tengah kota X. Nenek Asri langsung di bawa ke Ruang IGD untuk mendapatkan perawatan.
Nana, pak Rudi, dan Bu Aan. menunggu Nenek Asri yang sedang mendapatkan pertolongan. dengan rasa khawatir dan linangan air mata, Nana tidak henti-hentinya berdoa untuk Neneknya.
Selamatkan Nenek ya tuhan, Nana mohon. doanya dalam hati.
Sekian lama menunggu, Dokter yang menangani Nenek Asri pun keluar, semuanya berjalan menghampiri pria berjas putih itu cepat. terutama Nana.
"Dokter, bagaimana Nenek saya.?" Tanya Nana dengan raut wajah sendu.
"Kamu, cucunya.?" Tanya dokter.
"Betul, dok " Jawab Nana gugup. nafasnya terasa sesak takut-takut pria yang ada di depan matanya membawa kabar tidak menyenangkan.
"Begini, Jantung Nenek kamu sangat lemah. dan saya melihat ada cairan dalam Jantung Nenek kamu harus segera mendapatkan penanganan yang serius! Nenek kamu harus segera di operasi?" Jelas dokter itu tanpa ada rasa belas kasihan.
"O--perasi, Dok.?" Nana tergagap mendengar ucapan si dokter, kedua matanya berkedip cepat merasa tidak percaya.
"Betul, silahkan kamu urus Administrasinya." Dokter itu berucap tanpa tau apa yang di rasakan Nana.
"Dokter, kira-kira berapa biaya untuk operasi itu.?" Tanya Nana gugup. dirinya tahu uang untuk operasi tidaklah sedikit.
"kurang lebih, sekitar 300juta!" Sahut Dokter yang lagi-lagi terlihat tenang.
Mendengar penuturan Dokter tubuh Nana seketika kaku. matanya kosong tak terarah, detak jantung seolah berhenti berdetak. nominal untuk operasi Neneknya bak petir yang menyambar, dirinya belum pernah melihat atau menyentuh uang sebanyak itu? tapi sekarang ia harus mencari uang itu guna menyelamatkan nyawa sang Nenek.
"S--sebesar itu, Dok?" Tanya Nana lagi untuk memastikan siapa tahu ia tengah bermimpi.
Dokter menganggukkan kepalanya. "Saya harap, kamu segera melakukan Administrasi supaya Nenek kamu bisa di operasi." Katanya santai, dan setelah itu ia pergi tanpa tahu apa yang di rasakan Nana.
"Hiks...hiks...dari mana Nana mendapatkan uang sebanyak itu?" Decit Nana di saat ia kebingungan mencari uang untuk biaya operasi Neneknya, yang ia lakukan hanya menangis dengan pikiran kosong.
Bu Aan memeluk Nana guna memberi ketenangan, walupun itu tidaklah berarti apa-apa. "Sabar Nan, Ibu ada sedikit uang. tapi tidak sebanyak itu, kemana kamu mencari sisanya.?" kata Bu Aan dengan mata berkaca-kaca. Bu Aan tahu Nana pasti saat ini tengah kebingungan.
Pak Rudi mendekat. "Bagaimana, kalau kamu minta bantuan sama pak Jaya, Mandor Perkebunan tempat kamu kerja, Nan." Pak Rudi kembali memberi usul.
Bu Aan mengangguk cepat. "Betul Nan, siapa tau Pak Jaya bisa bantu kamu." Tambah Bu Aan guna meyakinkan Nana.
"Minta bantuan sama Pak jaya? apa Pak Jaya bisa bantu Nana?" Nana merenung bingung.
"Di coba dulu, Nan." Bu Aan mengusap lembut pundak Nana seolah memberi kekuatan.
"Demi kesembuhan Nenek, Nana akan menemui ke Pak Jaya sekarang."
SELAMAT MEMBACA
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments
Irma Bini Nya Ahmadyani
mhl banget ya oprasi nya sape 3rts juta,,,
2024-09-16
0
GZone Reborn
mau itu 1M juga gak masalah thor. namanya juga novel, kodok aja bisa jadi bebek
2024-01-31
1
Opung Boru Caroline
terus dapat darimana uang 300 jt itu.siapakh menyumangkan ke nana agar nenek hidup
2022-03-03
0