Mentari pagi menyapa semua penduduk bumi, memaksa mereka untuk membuka mata memulai hari baru. sinarnya yang cerah benar-benar menyenangkan hati dan jiwa.
Di pertengahan kota besar yang di kelilingi gedung-gedung pencakar langit. terdapat sebuah hunian super megah, yang kita kenal dengan sebutan Mansion. rumah mewah itu terletak di kawasan elit. tidak sembarangan orang bisa masuk kedalamnya, penjagaannya sangat ketat sungguh menakjubkan memang, orang kaya selalu menempatkan dirinya di tempat yang bisa di katakan berlebihan di mata kita orang biasa.
Mansion itu adalah tempat tinggal sosok pria tampan yang kita tahu adalah putra tuan Surya, siapa lagi kalau bukan tuan muda Ari Atmaja wijaya.
Seperti pagi ini. pria tampan itu baru saja keluar dari Kamar Mandi dengan keangkuhan yang selalu terlihat, tubuh indah itu hanya tertutup handuk berwarna putih bersih, ia mendesah merasakan bosan. "Jam tujuh." gumamnya dengan ekspresi wajah datar, matanya sedari tadi menatap jam yang ada di atas dinding kamarnya.
Perlahan kakinya berjalan kearah lemari besar, tangannya begitu lincah memilih dan memilah pakaian yang akan ia kenakan.
"Hanya pergi ke desa kecil, bukan?" Gumamnya lagi di depan lemari yang di dalamnya berjejer rapih baju dan barang mewah lainnya.
...
Di bawah tangga. sosok pria tampan lainnya tengah berdiri tegak, menunggu orang yang saat ini berjalan pelan menuruni anak tangga.
"Selamat pagi, Tuan muda." Sapa pria itu seraya membungkuk hormat seperti biasa.
"Hmmm."
Hanya itu yang dia keluarkan dari mulutnya, seolah enggan untuk menjawab. sosok pria yang di yakini Sekretarisnya itu hanya tersenyum hambar.
Ari berjalan di ikuti sang sekertaris kearah meja makan lalu ia duduk tenang seorang diri.
"Hari ini, kita akan pergi ke kota X, bukan?" Tanya Ari tanpa menoleh kearah sekertaris yang bernama Jaka.
"Betul Tuan, kita akan berangkat jam 9 pagi. satu jam dari sekarang." jawab Jaka Sang Sekertaris.
"Baiklah, kau boleh pergi dan siapkan semuanya, aku tidak mau ada yang terlewat dari pandangan mu." tambahnya ketus.
"Baik, Tuan muda."
...
Di tempat lain. gadis cantik itu terlihat sedang membersihkan kamarnya yang sangat sederhana. kegiatannya setelah bangun tidur, adalah bersih-bersih dan Memasak untuk Neneknya, setelahnya ia berangkat ke Perkebunan Teh.
"Nek, Nana pergi dulu ya ke perkebunan. Nana udah masak buat Nenek, di makan ya jangan lupa minum obat." Ucap Nana sambil memandang wajah Neneknya yang sudah keriput dan rabun itu.
"Ya, Nan, nanti Nenek makan sama minum obat. kamu jangan capek-capek, kalau kamu capek jangan nyuci baju Bu Aan dulu Ya, obat Nenek juga masih ada." Sahut sang Nenek dengan kesedihan yang selalu menyelimuti hatinya.
Wanita tua itu merasa sedih melihat cucu cantiknya menjadi tulang punggung keluarga, dan tubuh kecil itu harus menopang dirinya yang sudah sangat tua.
"Nek, Nana kuat kok. kalau ga nyuci baju Bu Aan, 'kan sayang, Nek." Nana menjawab berhias senyuman manis.
"Senyummu sangat indah Nan, walaupun Nenek samar melihatnya." Tutur si Nenek dengan usapan di wajah Nana. "ya sudah, berangkat sana."
Nana:"Ya, Nek, Nana pergi dulu Nenek hati-hati di rumah ya."
...
Jalan berkelok menemani langkahnya. dalam diam ia merenung akan hidupnya seperti apa kedepannya bahagia kah atau sebaliknya, sebenarnya ia hanya ingin hidupnya bahagia bersama sang Nenek yang sudah sangat tua itu. bayangan Neneknya yang akan pergi Meninggalkan dirinya menghiasi pikirannya, kalau Neneknya pergi itu artinya ia akan sendiri di dunia yang kejam ini. memikirkan itu membuat air mata lolos begitu saja.
Lamunan itu membawa dirinya ke tempat ia mencari nafkah sebagai buruh.
"Semangat, Nana." Gumam si gadis, kemudian ikut berbaur bersama buruh lainnya.
Di tengah aktivitasnya, mata sipit itu melihat Mobil mewah berwarna hitam! bahkan Nana pertama kali melihat mobil semewah itu dalam hidupnya, wajar karena ia tinggal di desa.
Dari kejauhan. Nana melihat Sekumpulan orang memakai baju bagus dan rapih.
"Mungkin, orang Kota?" Pikirannya.
Nana tidak menghiraukan adanya orang-orang itu. ia kembali sibuk memetik Teh sambil bercengkrama ria bersama buruh lainnya
Di sela-sela pekerjaannya, Nana melihat Laki-laki tampan super tampan mendekat ke arahnya, Laki-laki itu tersenyum melihat dirinya.
"Siapa laki-laki itu?" Nana bertanya pada dirinya sendiri.
.
SELAMAT MEMBACA😆
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments
Yati Taneo
seru yah ceritanya🤗
2023-03-18
0
Opung Boru Caroline
sabar na orang baik akan dapat kebaikan juga
2022-03-03
0
Zahra Pissgirl
ok lanjutkan
2021-10-19
0