Bab 15

"Hei! Mana Satria? Lama sekali." Ziko mengambil beberapa kopi yang sudah dihidangkan oleh Bu Ati

"Mungkin Satria belum berhasil nidurin adeknya." Bagas terkekeh pelan

Teman-temannya pun ikut tertawa, Bayu hanya menggelengkan kepalanya.

****

CHIIIIT..!

Satria berhenti di pinggir jalan dekat rumah Febby. Ia memperhatikan dengan seksama, menunggu dua orang yang ada di mobil itu keluar.

"Terimakasih ya sudah mau nganterin kami." ucap Febby sambil membuka pintu mobil

"Eh!" Annas menghentikan gerakan tangan Febby

"Ada apa?" tanya Febby yang kaget. Semuanya juga terdiam melihat Annas

"Gak jadi." Annas kembali menghadap ke depan

Ani dan Febby saling tatap sambil mengangkat alisnya.

"Kenapa tidak jadi?Lu keberatan Febby pergi?" bisik Fadhil ke Annas

Annas melotot, Fadhilpun diam.

'Gua penasaran, siapa sih yang bareng Febby?' 

Satria masih di atas motornya dan memperhatikan mobil Annas dari kejauhan. Febby dan Ani keluar dari mobil.

"Sekali lagi terimakasih banyak." ucap Febby

"Iya terimakasih banyak." Ani juga berterima kasih

"Iya sama-sama." ucap Annas dan Fadhil yang membuka kaca jendela mobilnya.

"Kami langsung pulang ya, kalau mampir kasian ibu sendirian di rumah." ucap Annas

"Emang siapa yang ngajak lu mampir heh?" Fadhil menepuk lengan Annas

'Eh? ngapain juga tadi gua bilang gitu.' Annas menyesal dengan ucapannya beberapa detik yang lalu

Febby dan Ani tertawa kecil.

"Iya hati-hati, salam buat Tante Mirna ya." ucap Ani sambil melambaikan tangannya

"Siap, nanti kami sampaikan." Fadhil membalas lambaian tangan Ani

"Sialan! Kenapa mereka tidak turun dari mobil, kalau begini kan gua harus ngikutin mereka lagi. Huh!" Satria berbicara sendiri

Annas dan Fadhil pun langsung pulang, tidak melihat Satria yang sedang memperhatikannya dari tadi.Satria terus membuntutinya dari belakang.Dan beberapa menit kemudian...

"Siapa dia?" gumam Annas

"Maksudnya? Siapa apanya?" tanya Fadhil penasaran

"Cowok itu ngikutin kita?" tanya Annas sambil menunjuk ke arah spion mobil

"Eh? Sepertinya dia..." Fadhil mencoba mengingat sepeda motor itu

Meskipun jam sudah menunjukkan jam setengah sembilan, tapi jalanan masih terang dengan bantuan lampu-lampu di pinggirnya.

"Mampus! Sepertinya kita akan mendapat masalah baru lagi." Fadhil terkejut setelah berhasil mendapatkan ingatannya

"Siapa emangnya dia?" tanya Annas lagi

"Satria!" ucap Fadhil sambil melotot

"Serius?" Annas masih tidak percaya

"Serius, gua inget motor itu persis punya Satria yang sering ia pakai ke sekolah." jawab Fadhil meyakinkan

"Oh." Annas berkata dengan santai

"Oh? Lu gak takut apa?" tanya Fadhil yang heran dengan ekspresi Annas

"Takut ke dia? Ngapain." jawab Annas santai

"Tapi kan lu sempet janji ke dia kalau tidak mau berurusan lagi dengannya." Fadhil mengingatkan

"Tapi ini kan karena ibu, bukan karena kemauan gua." Annas mengangkat kedua bahunya

"Hey! Santai sekali anda. Apakah Satria tipe orang yang mau mendengarkan penjelasan orang lain?" ucap Fadhil

"Entahlah." jawab Annas

"Mending setelah ini lewat jalan lain aja, biar Satria gak ngikutin kita lagi."  Fadhil menunjuk arah jalan pintas

Tibalah mereka di lampu merah kedua. Satria masih berada di belakang mereka, akan tetapi kali ini jarak mereka dihalangi beberapa kendaraan lain.

"Lu takut banget sama Satria." ucap Annas

"Bukan gitu.. lu mau kita bikin masalah di sekolah terus bang Azka tahu, heh?" Fadhil mengingatkan Abang mereka yang galak

Annas hanya diam. Ketika lampu hijau Annas menuruti kemauan Fadhil. Benar, Satria sepertinya kehilangan jejak mereka. Mereka berhasil menjauh dari Satria.

"Sial! Gua kehilangan jejak mereka." Satria kesal

Setelah mencari-cari tapi tak kunjung ketemu,dia memutuskan untuk meneruskan kembali perjalanannya menuju warung Bu Ati.

"Hey! Itu dia Satria. Baru Dateng Bro? Kopi kita sudah habis duluan." Bayu menyapa Satria yang baru saja sampai

"Gua masih ada urusan tadi." Satria melepaskan helmnya dan turun dari motor

"Nidurin Ibra?" Ziko terkekeh-kekeh

"Bukan." Satria mengambil kopi yang sudah dipesankan oleh teman-teman nya.

"Kopinya sudah dingin, tolong buatkan yang baru ya Bu." ucap Satria ke Bu Ati

"Baik nak." kata Bu Ati

"Urusan apa?" Bayu dan teman-temannya penasaran

"Entahlah." jawab Satria sambil duduk bersama mereka

"Sepertinya lu lagi banyak masalah ya?" ucap Adit

"Lu kalau ada masalah cerita ke kita bro, apa gunanya teman coba. Iya gak?" Bagas menepuk pundak Satria sambil menoleh ke teman-temannya

"Nanti lah. Sekarang gua mau cari hiburan disini, bukan buat mengingat masalah gua." Satria mengambil kopi yang sudah jadi

"Selalu saja, disuruh cerita jawabannya nanti nanti." Ziko menggelengkan kepalanya

Satria menyeruput kopi, tidak merespon kata-kata temannya. Satria adalah tipe orang yang susah mau cerita sekalipun ke teman-temannya. Entah apa yang membuat dia bersikap seperti itu, padahal teman-temannya siap menjadi telinga dan bahu buat dia. Mungkin hanya ke Febby dia bisa cerita, tapi...

"Eh Feb, kamu ingat gak tadi. Satria. Mau kemana dia ya malam-malam begitu." Ani mengingat kejadian tadi di lampu merah

"Kurang tahu sih An, tapi bukannya cowok sudah biasa ya main malam bareng teman-teman nya? ucap Febby

"Iya juga sih." kata Ani

"Tapi tadi itu..." Febby teringat keadaan Satria tadi

"Tapi kenapa?" Ani penasaran

"Entahlah, aku mau sholat dulu." Febby pergi ke kamar mandi

"Hmmm.. dasar.Selalu bikin penasaran." Ani kesal

"Hehehehe." Febby tertawa

*****

"Syukurlah kita berhasil lolos dari kejaran Satria." Fadhil bernapas lega. Annas hanya diam melihat ekspresi saudaranya itu.

Mereka sudah tiba di rumah.

"Assalamualaikum Bu." ucap Annas sambil membuka pintu

"Eh, kok tidak ada jawaban?" ucap Fadhil

"Ibu kemana?" tanyanya lagi

Annas langsung berlari mengecek di dapur, Fadhil pun mengikuti Annas tapi tetap tidak ada. Mereka langsung mengecek ke kamar ibunya.

"Bu.." panggil Annas sambil membuka pintu kamar ibunya dengan pelan

Mereka melihat ibunya sedang berdoa di atas sajadah, pipinya penuh dengan air mata.Annas dan Fadhil terdiam, mereka memperhatikan ibunya. Wajahnya ikut sedih ketika melihat ibunya meneteskan air mata.

"Ya Allah, jadikan semua anak-anak hamba yang Sholeh. Lindungi mereka dari marabahaya. Tuntun mereka supaya bisa meraih Aamiiin Allahumma Aamiiin."

Annas dan Fadhil masih berdiri memperhatikan ibunya yang baru saja selesai berdo'a. Tiba-tiba Azka datang dan mengagetkan mereka berdua.

"Ngapain berdiri disini?" Azka mencari apa yang sedang dilihat oleh kedua adiknya

"Eh bang Azka, enggak tadi kami disini---"

"Apa?" Azka memotong ucapan Annas

"Cuma mau memastikan ibu sudah tidur apa belum, ternyata masih sholat. Yaudah kami ke kamar dulu mau sholat juga." Fadhil membantu jawab

"Oh.." Azka mengangguk

Annas dan Fadhil pun pergi ke kamar masing-masing begitupun dengan Azka.

"Lu tadi---."

"Gua mau sholat." Fadhil belum selesai bicara tapi Annas memotongnya

"Yee belum juga selesai ngomong udah motong duluan heh." Fadhil mengomel padahal Annas sudah pergi ke kamarnya

****

"Pa mau nanya boleh?" Fitri duduk di samping papanya yang sedang menonton televisi

"Mau nanya apa, hm?" ucap papanya

"Apa bener Fitri mau dipindahkan sekolah?" wajah Fitri sedih seketika

"Tahu darimana kamu nak?" papanya kaget kenapa bisa putri sulungnya itu tahu

"Waktu Fitri ke luar kota mengunjungi mama, Fitri tidak sengaja mendengar obrolan mama dan papa di telvon." Fitri menjelaskan

"Iya nak, kami ingin kamu menjadi anak yang berprestasi. Kami sengaja memindahkan kamu di sekolah yang ternama supaya kamu bisa membanggakan kami berdua." ucap papanya sambil mengelus kepala Fitri

"Tapi pa.. Fitri sudah betah banget di SMA Pahlawan. Fitri tidak mau pisah sama teman-teman Fitri, terutama dengan..." Fitri menunduk sedih

"Dengan siapa nak?" papanya penasaran

'Cerita tidak ya ke papa?' tanya Fitri dalam hatinya

...BERSAMBUNG...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!