Bab 6

Siang itu cuaca sangat panas, tapi di lapangan basket banyak siswa yang rela datang untuk menonton pertandingan antara Satria dan Annas.

"Lu yakin dia bakal dateng?" kata Adit

"Kalau dia sampai gak dateng, berarti dia cowok pengecut." jawab Satria

Satria dan teman-temannya sudah siap menunggu kehadiran Annas. Tiba-tiba datanglah Annas dan Fadhil yang sedari tadi ditunggu-tunggu.

"Oh.. jadi yang dimaksud siswa kelas sebelah itu cowok yang datang ke kelas kita tadi pas istirahat."

"Iya, tampan banget ya dia."

"Kekar lagi."

"Berani banget Satria nantang dia."

"Kayak gak kenal Satria aja, dia kan gak takut sama."

"Bisa-bisanya dia nantang calon pacar gua."

Hadeuuh

"Dateng juga lu, gua kira lu bakal mundur karena udah takut duluan sama gua." Cerca Satria

"Dia siapa? Lu ada masalah apa sama dia?" tanya Fadhil kepada Annas

"Gua gak kenal sama dia." jawab Annas yang menatap tajam Satria

"Gua Satria, siswa kelas 11 IPA 2. Dan sekarang gua tantang temen lu yang songong ini untuk main basket dengan gua." tambah Satria sambil melempar bola basket yang ada di tangannya ke Annas.

"Heh gua tuh gak ada urusan ya sama lu.Lu kurang kerjaan ya? Sampai nantangin gua segala." ucap Annas sambil menangkap bola basket dari lemparan Satria

"Jelas lah lu itu ada urusannya sama gua. Apapun yang menyangkut dengan Febby akan berurusan sama gua." kata Satria

"Hah? Febby?Jadi ini gara-gara Febby?"

"Yaampun ngapain sih rebutan Febby."

"Apa sih bagusnya dari seorang Febby, cantikan juga gua."

"Jadi siswa kelas sebelah yang tampan itu juga suka sama Febby?"

"Beruntung banget ya Febby."

"Eh, tapi Febby mana? Kok gak ada disini?"

"Apa Febby belum tau ya soal ini?"

"Kayaknya belum deh, soalnya gua tadi liat Febby pulang duluan sama Ani."

"Wah kalau Febby tau pasti seru."

"Eh, coba deh kasih tau Febby soal ini."

Ocehan para siswa yang sedang menonton mereka di lapangan basket.

"Febby? Cewek itu? Bentar deh, ini ada hubungan apa dengan Febby?" Tanya Fadhil yang masih heran

"Febby tuh ceweknya Satria, jadi siapapun yang mau deket-deket sama Febby dia bakal berurusan dengan Satria dan kami." Jelas Ziko

"Sorry. Gua gak mau buang-buang waktu gua cuma buat hal-hal gak jelas kayak ginian." kata Annas sambil melempar kembali bola basket ke Satria. Lalu ia membalikkan badannya dan ingin beranjak pergi dari hadapan Satria

"Kalau lu gak terima tantangan ini, itu artinya lu harus jauhin Febby!" desak Satria yang terlihat sangat marah kepada Annas

Annas pun berhenti, dan kembali melangkah ke arah Satria. Kali ini jarak kedua cowok itu sangat dekat. Annas menatap tajam Satria, begitupun sebaliknya. Fadhil yang melihat itu semua hanya diam kebingungan.

"Gua gak ada apa-apa sama Febby. Jadi ngapain gua harus capek-capek terima tantangan dari lu." tegas Annas

"Berarti lu harus janji ke gua bakal ngejauhin Febby. Kalau lu ketahuan bareng Febby lagi gua akan ----"

"Ambil aja Febby, gua gak peduli. Justru gua kasian ke Febby, bisa-bisanya dia punya cowok yang modelnya kayak lu." potong Annas yang kemudian benar-benar pergi menjauh dari hadapan Satria

Fadhil pun yang tidak tahu apa-apa mengikuti langkah Annas yang meninggalkan lapangan basket.

"Brengsek!" kesal Satria dengan tangan mengepal

...***...

"Eh Feb, makasih ya udah nganterin aku ke rumah sakit buat jenguk saudaraku." kata Ani

"Iya an, sama-sama. Lagian ngapain sih kamu bilang makasih. Nih ya, yang namanya sahabat sejati itu gak ada yang namanya kata maaf dan makasih." kata Febby

"Maksudnya Feb?" tanya Ani

"Misal kalau kamu ngelakuin kesalahan ke aku, kamu gak perlu minta maaf, karena aku udah maafin.Karena aku akan menerima kesalahan dan kekurangan kamu. Begitupun kalau aku udah nolong kamu, kamu gak perlu tuh bilang makasih, karena itu udah tugas aku sebagai sahabat kamu." kata Febby

"Feb.. kamu tuh ya. Aku beruntung bisa kenal dan jadi sahabat kamu." Ani yang terharu dengan kata-kata Febby langsung memeluknya

"Aku juga beruntung punya sahabat kayak kamu." kata Febby

Setelah itu, merekapun pulang dari rumah sakit. Karena Ani siswa pindahan dari luar kota, jadi ia mau tidak mau harus ngekos. Untungnya ketika berteman dengan Febby, Ani diajak tinggal bareng dengan dia, kebetulan Febby selalu sendiri di rumahnya.Orang tua Febby jarang pulang ke rumah karena urusan pekerjaan. Iya, orang tua Febby sibuk dengan pekerjaannya, baik ibu maupun ayahnya. Mereka dari dulu tidak punya waktu untuk Febby, padahal Febby adalah anak mereka satu-satunya. Beruntung Febby bisa bertemu dengan Ani, karena dengan kehadirannya, rasa kesepian Febby terobati.

...***...

"Assalamualaikum Bu.." Annas dan Fadhil yang baru datang dari sekolah memberi salam kepadanya ibunya

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. Eh anak ibu udah pulang, gimana hari ini sekolahnya? Lancar?tanya ibunya

"Cukup melelahkan Bu." keluh Annas sambil duduk di samping ibunya dan mencium tangannya

"Iya Bu, banyak banget kejadian yang terjadi hari ini di sekolah." tambah Fadhil yang juga mencium tangan ibunya

"Kejadian apa? Coba-coba ibu ingi dengar." ucap ibunya

"Pertama Bu, pas kita berangkat sekolah kita hampir saja me--."

"Ee.. Bu kita mau bersihin diri dulu ya. Nanti kita lanjut cerita, soalnya kita belum sholat dhuhur.Gapapa kan Bu?" Annas memotong ucapan Fadhil dan menarik tangannya

"Oh yaudah sana buruan sholat dhuhur, nanti keburu habis loh waktunya."

"Iya Bu." kata Annas yang masih menarik paksa Fadhil

Fadhil melihat Annas dengan tatapan penuh tanya. Mereka pun melangkahkan kakinya ke kamar masing-masing. Sebelum itu..

"Ga usah cerita-cerita tentang kejadian di sekolah tadi ke ibu." bisik Annas pada Fadhil

"Loh kenapa? Ibu harus tau dong, ini tuh---."

"Hussssttt!Lu ga mau sholat? Tuh hampir jam 2." potong Annas sambil menunjuk ke arah jam dinding

Annas langsung pergi ke kamarnya, sedangkan Fadhil masih tidak tau kenapa Annas mau menyembunyikan hal ini pada ibu.

Senja mulai datang, Annas dan Fadhil terlihat sedang belajar bersama di ruang TV, sedangkan ibunya Mirna sedang membaca koran.

"Woi! Sssst! Lu kenapa ngerahasiain kejadian tadi ke ibu ha?" bisik Fadhil ke Annas

"Lu mau kena marah sama ibu? Dan kalau ibu sampai cerita ke bang Azka, wah bisa mati kita." kata Annas

"Ya.. kan lu yang salah.Otomatis bukan gua yang dihukum, tapi lu. Pertama lu itu hampir na---."

"Lu bisa diem gak sih?" ucap Annas sambil membungkam mulut Fadhil

"Heh ada apa ini?" tanya Azka yang tiba-tiba ada di belakang mereka berdua

...BERSAMBUNG...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!