Bab 13

"Iya waktu itu,tapi aku---"

"Feb, kamu kok gak cerita ke aku sih. Apanya yang luka? mana?" Ani memotong ucapan Febby

"Hussssttt!! An.. aku gapapa." ucap Febby dengan suara lirih

"Eh iya lupa." kata Ani yang lupa jika dia sedang berada di rumah orang

"Saya Tan, tapi Febby sudah melupakan masalah itu kok Tan." ucap Febby

"Tetap saja Tante merasa bersalah. Sebagai orang tuanya Annas dan Fadhil, Tante mau minta maaf jika mereka berdua ada  kesalahan ke kalian, terutama ke nak Febby." Mirna memasang wajah penuh salahnya

'Nak?Kenapa aku sedih banget ketika mendapat panggilan itu.' batin Febby

"Nak Febby mau kan memaafkan kesalahan kedua anak Tante?" ucapan Mirna membuat Febby sadar dari lamunannya

"Eh iya Tan. Febby udah maafin kok Tan. Beruntung sekali Annas dan Fadhil punya ibu seperti Tante. Tante baik banget." ucap Febby

"Sebagai seorang ibu, udah tugasnya seperti itu. Kalian boleh kok menganggap Tante itu ibu kalian. Mulai sekarang, panggil Tante ibu ya. Tante malah senang, karena bisa punya dua putri lagi.Apalagi putrinya cantik-cantik kayak kalian." Mirna mengucapkan hal itu dengan wajah yang sangat bahagia, di sisi lain ketiga putranya hanya senyum-senyum mendengar ucapan ibunya itu. Tiba-tiba saja Annas tersedak, setelah beberapa detik mendengar ucapan ibunya dan teringat dengan ucapan Satria.

"Hati-hati dong nak, ini minum dulu." Mirna memberikan segelas air putih ke Annas

"Maaf." ucap Annas yang kemudian meminum air putih pemberian dari ibunya

'Kalau gini caranya, gua bakal terus berurusan sama tuh bocah. Males banget.' batin Annas

"Lagi mikirin apa sampai tersedak gitu?" tanya Fadhil ke Annas

"Kepo amat si." jawab Annas

"Yee." Fadhil menyikut lengan Annas

"Apaan sih." ketus Annas

Suara Annas terdengar sehingga membuat Mirna, Azka, dan kedua temannya memperhatikannya.

"Heh! Bisa gak sih kalian itu gak berantem sesekali aja." omel Azka

"Maafkan kedua putra Tante ya, mereka emang begitu kalau lagi bareng pasti ada aja bahan buat bertengkar." ucap Mirna kepada Febby dan Ani

Ani dan Febby hanya tersenyum mengangguk.

"Kami gak berantem kok Bu, cuma--"

"Cuma apa?" Azka memotong ucapan Annas

"Udah-udah lanjutin makannya." ucap Mirna

Mereka pun melanjutkan makan malamnya. Setelah selesai, mereka membereskannya.

"Bu, Azka pamit dulu ya. Ada urusan sama teman, sebentar kok." Azka berdiri terlebih dahulu menuju ibunya

"Mau kemana?" tanya ibunya

"Ke rumah teman, dekat kok dari sini." jawab Azka

"Iya sudah hati-hati." Mirna memberikan tangan kanannya yang kemudian dicium oleh Azka

"Iya Bu, Assalamualaikum." ucap Azka

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." Jawab Mirna

"Pamit dulu ya semuanya, Assalamualaikum." Azka melambaikan tangannya kemudian pergi dari ruang makan

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." serentak semua menjawab salam dari Azka

"Biar Febby bantu ya tan." Febby berdiri kemudian mengambil beberapa piring yang kotor

"Eh gak usah nak, kalian nanti jadi kotor pakaiannya." ucap Mirna

"Gapapa Tan." ucap Febby

"Gak usah Feb, gapapa. Kami bisa membantu ibu kok, meskipun kami cowok kami sudah terbiasa melakukan pekerjaan perempuan." Fadhil merebut piring kotor yang tadinya di tangan Febby

"Masa?" ucap Ibunya

"Eh kok gitu Bu" kata Fadhil

Ibunya tertawa. Febby dan Ani ikut tertawa.Ibunya hanya bercanda.

"Ibu mah." ucap Fadhil

Di sisi lain Annas tidak banyak bicara, ia langsung membereskan semua yang ada di meja kemudian pergi ke dapur. Febby memperhatikannya.

"Dia emang gitu nak, anaknya tidak banyak bicara." bisik ibunya ke Febby

"Hehe iya Tan." Febby tersenyum sebentar

"Ngomong-ngomong kalian kesini naik apa tadi?" Mirna sambil membawa mangkuk yang kotor ke dapur

"Naik taksi online Tan." jawab Ani yang mengikuti Mirna ke dapur

"Oh, iya sudah nanti biar di antar sama Annas ya." Mirna sambil mencuci mangkuk kotornya

"Gapapa Tan, kita bisa pulang sendiri kok." Febby kemudian datang membawa beberapa piring yang kotor

"Sudah, gak boleh nolak. Annas Fadhil!" Mirna memanggil kedua putranya

"Iya Bu." jawab Fadhil

Kemudian beberapa detik kedua putranya itu menghampirinya.

"Sebentar lagi, kalian antar Febby dan Ani sampai depan rumahnya ya. Pastikan mereka aman dan selamat." ucap Mirna sedikit tegas

"Siap Bu." jawab Fadhil bersemangat

"Annas mau ya?" tanya Mirna

"Iya Bu." jawabnya singkat

"Kami mau siap-siap dulu Bu." Fadhil pergi menuju kamarnya

"Oh iya Bu, naik apa? Motor?" tanya Fadhil yang kembali

lagi

"Terserah kalian." jawab Mirna

"Naik motor bro?" tanya Fadhil ke Annas

Annas terdiam. Mengingat kejadian tadi sore ketika Febby duduk di taman kemudian di samperin sama Satria.Bukan masalah ancaman Satria yang Annas takutkan, melainkan Febby nya. Sepertinya Febby sedikit menjaga jarak dengan cowok.

"Naik mobil, gua yang nyetir." Annas kemudian pergi meninggalkan dapur

Semuanya menoleh padanya. Kebingungan, termasuk Fadhil. Sedangkan Febby bernapas lega.

"Kalian jangan kaget ya, Annas memang begitu. Anaknya sedikit bicara, banyak bertingkah. Beda lagi kalau sama Fadhil, dia banyak bicara banyak pula bertingkahnya." Mirna memberitahu Febby dan Ani

"Bu? Fadhil masih disini." ucap Fadhil yang mendengarkan ucapan Ibunya barusan

"Iya tahu nak, tapi emang faktanya seperti itu kan." Ibunya tertawa kecil

"Terserah ibu lah."  Fadhil kemudian pergi untuk bersiap-siap

"Itu Fadhil ngambek Tan?" tanya Ani penasaran

"Enggak nak, selama 17 tahun Tante tidak pernah melihat anak-anak Tante ngambek gara-gara Tante. Palingan mereka ngambek kalau berantem sama saudaranya." Ucap Mirna yang sudah selesai mencuci piring

"Tante emang ibu yang hebat. Tante berarti berhasil mendidik anak-anak Tante untuk berbakti ke orang tua." ucap Febby

"Ibu kamu juga ibu yang hebat kok nak, itu pasti. Semua ibu pasti akan menjadi ibu yang hebat, karena tugasnya memang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang hebat." Mirna mengelus kepala Febby. Febby pun tersenyum kecil.

'Lagi dan lagi, hufft!' batin Febby

Annas memperhatikannya dari kejauhan, ia bisa mengetahui ekspresi wajah Febby yang sedikit berbeda ketika ibunya menyebutkan ibu Febby adalah ibu yang hebat.Seperti ada kesedihan yang mendalam.

"Eh, sudah siap nak?" Mirna melihat Annas dari kejauhan

Annas mengangguk.

"Iya sudah Tan, kami pamit dulu ya. Terimakasih banyak untuk semuanya Tan, kami senang sekali bisa bertemu dengan Tante. Semoga lain waktu kita bisa bertemu lagi ya Tan." ucap Febby sambil mencium tangan Mirna

"Iya nak sama-sama, Tante juga senang jika kalian disini. Malah Tante berharap kalian tinggal disini hehe." ucap Mirna sambil tersenyum

"Hehe lain kali semoga kami ada waktu untuk berkunjung ke rumah ini lagi." ucap Ani yang juga mencium tangan Mirna

"Iya sudah, kami pamit dulu ya tan, Assalamualaikum."

"Pamit ya Bu mau nganterin mereka, Assalamualaikum." ucap Annas yang kemudian menghampiri Mirna dan mencium tangannya juga

"Iya, wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." Mirna menjawab salam mereka

Mirna kemudian pergi menuju kamarnya. Eh? ada yang ketinggalan?

"Bu, Fadhil pamit. Assalamualaikum." Fadhil terlihat habis lari, napasnya ngos-ngosan.

"Fadhil! Gak usah lari-lari. Iya hati-hati, wa'alaikumussalam." Mirna memukul pelan Fadhil

"Hehe iya Bu." Fadhil nyengir, kemudian ia pergi menyusul saudaranya, Annas.

...BERSAMBUNG...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!