Bab 14

Bayu : Sat, teman-teman ngajak keluar.

Satria : Kemana?

Bayu : Ke Club, gimana? Mau?

Satria : Ogah. Takut ketahuan Febby.

Bayu : Yaudah, kalau gitu ke tempat biasanya aja.

Satria : Warung kopi Bu Ati?

Bayu : Iya.

Satria : Okelah. Otw.

Percakapan singkat antara Satria dan Bayu di WhatsApp. Mereka sudah biasa keluar malam, bahkan hampir setiap malam. Kedua orang tua mereka tidak terlalu mengkhawatirkan anak-anak remajanya terkontaminasi oleh pergaulan bebas. Iya, bagaimana tidak? Mereka selalu punya alasan terbaik untuk bisa keluar dari rumahnya. Alasan belajar kelompok adalah senjata ampuh yang sering mereka gunakan untuk bisa lolos, terkecuali Satria. Dia tidak perlu ijin dari orang tuanya untuk pergi, karena orang tuanya tidak peduli sama sekali.

"Kakak mau kemana?" Adik Satria yang baru saja berumur empat tahun mencegah Satria pergi. Ia memegang celana Satria dengan erat, sehingga membuat Satria berhenti melangkah.

"Hehe.. kakak mau pergi. Ibam kok belum tidur?" Satria jongkok dan mencium kening adiknya

Satria, meskipun terkenal nakalnya di sekolah tapi ia sangat menyayangi adiknya.Ibam, nama panggilan sayang dari Satria. Nama lengkap nya adalah Ibrahim Aditya Alfarizki. Satu-satunya harta berharga yang dimiliki Satria saat ini.Begitulah menurutnya.

"Kakak jangan pergi ya?Temani Ibam, malam ini Ibam tidak bisa tidur." Adiknya mulai lancar bicara

"Yaudah kakak tidak jadi pergi, tapi Ibam janji dulu. Setelah kakak temani, Ibam tidur ya?" Satria mengelus rambut adiknya

"Janji." Ibam tersenyum dan mengangkat jari kelingkingnya ke arah Satria

Satria pun mengangkat jari kelingkingnya juga, sebagai pertanda kesepakatan bersama. Satria tidak jadi pergi, ia harus menemani adiknya tidur di kamarnya.

Satria : 30 menit lagi gua kesana, masih nidurin adek dulu.

Bayu : Oke.

Chat Satria ke Bayu.

***

"Duduk di depan Feb, jadi penunjuk jalan." Annas membukakan pintu mobil depan untuk Febby

Ani dan Febby tertegun.

"Tadi kan Febby udah bilang waktu ngobrol sama Ibu, di jalan kenanga nomor 22. Lupa?Atau mau modus heh?" Bisik Fadhil sambil menyikut Annas

'Eh?' batin Annas

"Apaan sih." ketus Annas ke Fadhil

Hal itu membuat Ani dan Febby terdiam memperhatikan pertengkaran kecil di antara mereka.

"Sorry, gua lupa kalau tadi sudah bilang alamatnya dimana. Tapi kalau mau duduk di depan juga boleh." ucap Annas ke Febby

Ani menyikut Febby sambil tertawa kecil.Tapi Febby hanya diam saja.

"Febby maunya duduk sama Ani, bukan sama lu." Ledek Fadhil

Annas menatap Fadhil dengan tajam.Kemudian ia menutup pintu mobil yang depan, lalu membukakan pintu mobil yang belakang.

"Silahkan." Annas mempersilahkan Ani dan Febby masuk ke mobil

"Eh? Kenapa pintunya di tutup lagi, kan gua mau masuk." ucap Fadhil

"Buka aja lagi, mudah kan?" Annas pergi dan masuk ke dalam mobil

"Yee.. giliran Febby aja dibukain. Lah, gua saudaranya sendiri gak pernah tuh diperlakukan gitu." Fadhil mengomel

BIM...! BIIIIM...!!

Annas membunyikan klakson mobil.

"Iya iya, gua masuk." ucap Fadhil yang masih berdiri di samping mobil

Merekapun berangkat menuju arah rumah Febby.

***

"Ibam kenapa tidak tidur dengan Ibu?" Satria mengelus-elus kepala Ibra yang berbaring di sampingnya.

"Sudah tadi, tapi Ibam terbangun karena ibu mematikan lampu kamar Ibam setelah tahu Ibam tidur." ucap Adiknya yang lucu itu

"Tumben sekali ibu mematikan lampu kamar Ibam, biasanya kan tidak." ucap Satria heran

"Entahlah, Ibu sepertinya lupa." kata Adiknya

"Iya sudah, Ibam tidur ya. Besok lagi ngobrolnya." ucap Satria

Adiknya mengangguk. Tak lama kemudian adiknya sudah memejamkan mata. Satria merasa lega melihat adiknya sudah tertidur,tapi ia tidak langsung pergi. Ia memutuskan untuk menunggu beberapa menit lagi untuk memastikan adiknya benar-benar tidur.

'Ibam sudah tidur' batin Satria, setelah kurang lebih sepuluh menit memastikan. Ia segera bangkit dari kasur, dan keluar dari kamarnya.

"Kelihatan Ibra?" tanya Ibunya Satria yang terlihat bingung mencari Ibra

"Tidur di kamar." Satria menjawab kemudian ia melanjutkan langkahnya

"Mau kemana?" Ini pertama kali Ibunya bertanya kepada Satria

Satria tidak menjawab, ia mengambil jaket yang tadi ditinggalkannya di sofa ruang tamu.

"Satria! Ibu nanya, mau kemana kamu malam-malam begini?!" tanya ibunya sekali lagi dengan nada lumayan tinggi

Satria tidak menjawab, ia terus melanjutkan langkahnya menuju pintu.

"Satria! Ditanya ibumu, kenapa kamu tidak menjawab!"

Satria berhenti, tangannya yang mau membuka pintu tidak jadi. Suara tegas itu membuat Satria membalikkan badannya, Ia menatap pemilik suara itu dengan tatapan kesal. Itu adalah suara ayah Satria yang terlihat kesal melihat Satria tidak menjawab pertanyaan ibunya beberapa kali. Satria mengambil napas, kemudian melepaskannya. Ia kembali membalikkan badannya dan memegang gagang pintu.

"Satria! Kau ini!! Siapa yang mengajarimu bersikap seperti ini!" ucap Ayahnya

Ibunya hanya diam dengan wajah kesal. Kali ini ayahnya benar-benar marah. Wajahnya merah, Ia melangkah ke arah Satria.Di sisi lain tangan Satria satunya mengepal, satunya lagi memegang pintu gagang dengan sangat kuat. Wajahnya juga memerah, terlihat kesal setelah mendengar ucapan ayahnya. Ia membalikkan kembali badannya.

"Apa kalian merasa sudah mengajariku? Mendidikku?"

Ucapan Satria membuat langkah ayahnya berhenti. Wajahnya berubah seketika. Begitupun dengan Ibunya.

"Kenapa diam?" ucap Satria lagi kepada kedua orang tuanya

"Kalian hanya sibuk dengan urusan kalian masing-masing. Tidak pernah peduli dengan Satria. Selama ini Satria pergi kemanapun kalian tidak pernah berusaha mencari tahu. Tidak pernah nanya mau kemana. Kalian hanya peduli dengan Ibra!Lalu lihatlah sekarang, malam ini Ibu menanyaiku. Apa yang membuat ibu bertanya?" Ucap Satria sambil menyeringai lebar

PLAK!!!

Suara tamparan keras terdengar. Satria ditampar oleh ayahnya. Wajah Satria merah padam seketika. Ini pertama kalinya Satria mendapat tamparan dari ayahnya.

"Kau tidak boleh bersikap seperti itu kepada kami!!" Nada ayahnya semakin tinggi

"Dan kalian seharusnya tidak bersikap begini kepada Satria!" Satria membuka pintu dan membantingnya. Ia keluar dengan keadaan marah

"Satria...!!" Suara ayahnya masih terdengar di halaman depan rumah Satria. Tapi Satria tidak peduli, ia langsung naik motornya dan pergi meninggalkan rumahnya.

Satria mengebut dengan kecepatan tinggi. Saat ini memori kepalannya dipenuhi dengan kejadian tadi.

"Feb! Satria." Ani berbisik ke Febby. Kebetulan sekali, mobil Annas dan Motor Satria berdampingan. Mereka bertemu di lampu merah.

"Satria?" ucap Febby tidak percaya

"Iya, itu coba lihat sebelah kiri ku." Suara Ani sedikit keras. Membuat Annas dan Fadhil mendengarnya. Febby menoleh ke arah kiri Ani.

Kebetulan jendela mobil sebelah kiri tempat Ani duduk itu terbuka sedikit, jadi Ani bisa melihatnya dengan jelas.

'Satria. Eh? Kenapa dia? Sepertinya dia sedang marah.' Batin Febby, Ia masih terus memperhatikan.

"Kalian sedang memperhatikan apa?" tanya Fadhil kepada Febby dan Ani. Hal itu membuat keduanya kembali menghadap ke arah depan.

"E-enggak ada." jawab Ani

"Oh.. kirain ada apa." ucap Fadhil

'Aku butuh kamu Feb. Tapi sepertinya itu tidak mungkin.' batin Satria yang seketika wajahnya berubah menjadi sedih.

Tiba-tiba saja dia teringat dengan Febby. Cewek yang selama ini dia suka dari sejak SMP kelas satu. Beberapa detik kemudian, entah apa yang membuat Satria menoleh ke arah kanannya. Matanya melotot, ia melihat Febby dan Ani. Ia hampir saja mau memanggilnya, tapi tidak jadi setelah mengetahui ada dua cowok yang duduk di depan Febby.

"Siapa mereka?" Satria berbicara sendiri. Ia masih berusaha melihat dengan jelas dengan kedua matanya, tapi tetap saja samar karena jendela mobilnya tertutup.

Lampu sudah hijau, mobil Annas melaju dulu. Satria mengejarnya dengan emosi yang semakin meledak-ledak.

...BERSAMBUNG...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!