Cowok Galak

"Annas.. Fadhil..!!ayo sarapan duluu!, ini makanannya sudah siap" teriak Mirna dari ruang makan

Azka yang dari tadi sudah duduk di ruang makan terlihat sedang mengambil nasi dan lauknya. Tiba-tiba suara orang berlari terdengar, siapa lagi kalo bukan kelakuan dari dua adiknya.

"Woylah kalian mau makan apa mau lari maraton si." Ucap Azka

"Lah, ibu manggil kan tadi, jadi harus cepet-cepet." Ucap Fadhil

"Kalian tuh udah umur 17 tahun loh, bentar lagi kelas tiga SMA. Kelakuan masih anak kecil." Kata Azka pada adik-adiknya itu

Annas yang terlihat cuek langsung duduk dan mengambil piring.Sedangkan Fadhil masih menjawab ucapan Azka

"Iya iya bang, yaudah si jangan ngegas gitu."

"Siapa yang ngegas si." 

"Azka Naufal Fadhilah. Yang bentar lagi akan jadi dokter, ga boleh emosian. Kasian pasiennya nanti " Ejek Annas

Azka melihat Annas dengan tatapan tajam, sedangkan Fadhil tersenyum seperti mendapat kemenangan. Mirna yang melihat itu semua langsung menenangkan Azka

"Azka.. udah, ga boleh gitu ke adik-adik kamu.Annas.. ga boleh gitu ah. Ibu ga suka.Azka itu kakak tertua kalian, harus dihormati."

"Canda doang Bu." Jawab Annas sambil melanjutkan makannya

"Iya Bu, bercanda doang. Ya kan bang." tambah Fadhil sambil mengangkat alisnya kepada Azka

"Hmm" ketus Azka

"Udah udah, lanjutin makannya." Kata Mirna

"Oh ya Bu, doain Azka ya, semoga Azka bisa menyelesaikan program profesi dokter dengan waktu yang singkat." Ucap Azka

"Iya,pasti ibu doain kok nak tanpa kamu minta."

"Makasih banyak Bu." Ucap Azka sambil tersenyum

"Doain kita juga Bu, besok ada lomba cerdas cermat antar kelas. Setiap kelas diwakilkan oleh dua siswa, nah Fadhil dan Annas ditunjuk untuk mewakili kelas 11 IPA 1, Bu."

"Iya Bu, minta sambung doanya." Tambah Annas

"MasyaAllah anak-anak ibu yang dua ini pinter juga ternyata. Pasti ibu doain yang terbaik buat kalian." Ucap Mirna sambil tersenyum bangga

"Yaudah kalian cepet selesaikan sarapannya, berhenti ngobrolnya. Sebentar lagi udah setengah tujuh, kalian bisa telat di sekolah nanti."

"Iya Bu." Jawaban kompak dari ketiga putranya itu.

Mereka pun melanjutkan makan. Begitulah suasana keluarga kecil Mirna. Ia harus ekstra sabar dengan tingkah anak-anak nya yang kini udah tumbuh dewasa. Azka yang bentar lagi akan menjadi dokter, sedangkan Fadhil dan Annas yang masih duduk di kelas dua SMA. Ada saja yang diributkan, kalo ga Fadhil yang membuat ulah ya Annas. Beda dengan Azka yang tidak banyak tingkah seperti adik-adiknya. Tapi Mirna sangat menyayangi anak-anaknya itu, meskipun kadang suka bikin keributan di rumah, itulah yang akan dirindukan Mirna kelak jika anak-anaknya udah dewasa dan harus menjalani hidupnya secara mandiri.

...***...

Chiiiiiiiiiiittttttt.

"Astaghfirullah!"

Hampir saja Annas menabrak seorang cewek yg menyeberang di zebra cross depan sekolahnya.

"Maaf mba, temen saya emang suka ngebut." Ucap Fadhil sambil turun dari sepeda.

Annas yang membuka helmnya terdiam melihat si cewek yang hampir ia tabrak.

Entah karena ia kaget hampir menabrak orang, atau karena melihat kecantikan si mba-nya.

Febby Putri Giyani. Dia adalah siswi kelas 11 IPA 2 yang juga terkenal pandai dikelasnya. Ia juga sering mendapati julukan cewek berkacamata, karena dalam satu kelas hanya dia yang memakai kacamata. Bukan karena ingin beda sendiri, tapi emang mata dia minus sejak SMP. Jadi mau tak mau ia harus memakai kacamata.

"Sekali lagi saya minta maaf ya mba." Ucap Fadhil

Annas yang menatap Febby tiada henti, membuat Febby sadar dan tanpa sengaja mata mereka bertemu.

"Lain kali hati-hati." Respon Febby sambil menatap Annas dengan tatapan tajam. Kemudian ia pergi meninggalkan mereka.

"Ee.. iya mba, maaf ya sekali lagi." Ucap Fadhil sambil melihat Febby yang mulai menjauh dari hadapan mereka.

"Lu sih, bikin orang jantungan aja. Hampir aja kita nabrak tuh cewek. Untung ceweknya ga banyak omong." Omel Fadhil pada Annas

"Yang banyak omong tuh lu, buruan naik." Jawab Annas

"Lah kenapa gua yang di salahin."

"Bawel lu ah, mau gua tinggal."

"Buset dah, punya saudara gini amat." Gumam Fadhil

...***...

Kring....kring...kring....!

Pertanda bel masuk sudah bunyi. Siswa SMA Pahlawan berlarian memasuki kelas masing-masing.

"Ayo masuk, udah bel tuh." Ucap salah seorang siswi yang termasuk anggota geng terkenal di SMA Pahlawan.

Dia adalah Naya Anggita Resti. Biasa dipanggil Naya. Yang punya hobi nyemil dan belanja setiap hari. Entah apa motivasinya. Untung aja dia anak dari keluarga yang kaya.

"Iya fit, ayo ini udah bel. Nanti kita kena hukum." Tambah Nisa. Iya, Talitha Nisa Ardita, temen satu gengnya. Disana, ia terkenal Lola dan polosnya.

"Ih, kalian apaan sih. Yaudah sana duluan, aku lagi nunggu pangeran ku nih.Sana masuk duluan, siapa juga yang nyuruh kalian disini" Kata Fitri Balqis Dilara, panggilan nya Fitri.

Ia adalah ketua geng sekaligus anak dari kepala sekolah di SMA Pahlawan. Cantik dan modis membuatnya menjadi bintang di sekolahnya. Tapi sayang, ia sangat lebay.Apalagi dalam urusan cowok.

Sangat disayangkan.

"Ih Fitri, nunggu pangeran apa sih? Pangeran kodok?" Ucap Nisa

"Nisaaaa! Ih kamu tuh ya." Teriak Fitri

Naya yang melihat itu semua hanya bisa nyebut sambil memukul dahinya sendiri.

"Maksud aku tuh Annas." Tambah Fitri

"Oh Annas, bilang dong dari tadi. Yaudah aku mau ikutan nunggu aja." Nisa sambil tersenyum

"Hih, ngapain kamu ikutan juga." Naya sambil memukul Nisa

"Aku kan mau liat cogan." Jawab Nisa

Terlihat Annas dan Fadhil melangkah dengan cepat menuju kelasnya. Padahal di depan pintu kelas dihalangi oleh ketiga cewek ini.

"Pagi Sayang.." Sapa Fitri sambil tersenyum lebar

Annas dan Fadhil saling bertatapan, antara ilfill dan bingung siapa sebenarnya yang disapa

Fitri.

"Ucapan lu buat siapa?" Tanya Fadhil

"Buat Annas." Jawab Fitri tersenyum manis

"Lu udah jadian bro sama Fitri?" Tanya Fadhil ke Annas sambil bisik-bisik

"Hayal lu." Respon Annas dengan suara keras, membuat ketiga cewek tadi kaget.

"Hehe.." Fitri senyum meringis tanpa dosa

"Hmm" gumam Fadhil sambil menggelengkan kepala

"Permisi, gua mau masuk." Kata Annas pada ketiga cewek yang menghalangi jalannya

Naya dan Nisa kemudian minggir memberi jalan lewat. Annas dan Fadhil pun masuk ke kelas.

"Ih, Annas. Ganteng-ganteng galak." Ucap Naya

"Gapapa, gua tetep cinta sama dia." Kagum Fitri

"Eeeeh, kalian ngapain masih di luar kelas. Ini udah bel masuk. Ayo masuk." Kata seorang guru Matematika, Pak Iwan.Guru yang terkenal galaknya di sekolah.

Fitri dan teman-temannya pun kaget, mereka langsung masuk ke kelas.

...Dua kata yang susah diucapkan oleh manusia. Maaf dan terimakasih....

...BERSAMBUNG...

...Kalo kalian suka part ini jangan lupa ratingnya ya,tapi aku juga sangat butuh kritik dan saran dari kalian, karena aku masih pemula, aku tunggu di kolom komentar okaayy! Semoga betah sampe ending :)...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!