Happy Reading😘😘
Budayakan like sebelum Baca👍👍
Tania mengerjapkan mata nya berkali kali. Badan nya terasa rilex saat sudah beristirahat sekitar 3 jam. Mata nya menatap ke arah jam dinding yg menunjukan pukul 5 sore.
Kemudian Tania pergi ke arah balkon kamar nya yg menghadap langsung ke arah laut. Tania dan Lian menempati kamar hotel di lantai 10.
"Sepertinya bagus deh, kalau lihat sunset?"gumam Tania
Kemudian dia keluar dari kamar nya dan melangkah menuju lantai bawah. Lian yg baru saja membuka pintu terkejut saat melihat Tania pergi menuruni lift.
Kemudian dia pun mengikuti kemana Tania pergi. Entah kenapa Lian begitu sangat penasaran, kemana Tania akan pergi.
Sesampai nya di pinggir laut.Tania membuka sandal nya, dan berjalan menyusuri pantai. Dia membiarkan debur ombak menerjang kaki polos nya, merasakan kesegaran di setiap dingin nya air laut.
Tania berdiri menatap Luas lautan yg tanpa ujung tersebut. Pikiran nya memutar ke sebuah ingatan, dimana ia di nikahi oleh Niko, dan hanya di siksa tanpa di berikan nafkah batin.
Bisa di bilang kalau Tania janda tapi perawan. Sebab Tania sama sekali belum di sentuh oleh Niko selama menikah dengan nya.
"Aaaaaggghhhhhhhh...... Gw benci Lo Niko......." teriak Tania.
PLONG
Itulah yg di rasakan Tania saat ini. Seperti melepaskan beban berat yg selama ini menghimpit dada nya. Tania memandang ke arah matahari yg mulai tenggelam, membentangkan kedua tangan nya dengan mata terpejam.
Menikmati angin dingin yg menerpa wajah cantik nya. Tania tak sadar jika di belakang nya ada seseorang yg sejak tadi memperhatikan apa yg Tania lakukan.
Lian berjalan ke arah Tania dan berdiri di samping nya.
"Memang dengan kita berteriak, mampu membuat hati kita plong! Dan kurasa kau harus banyak berteriak, supaya lebih rilex." ucap Lian
Tania membuka mata nya, dan melihat ke arah samping dimana Lian berdiri.
"Sejak kapan kamu di sini?" Tanya Tania heran.
"Sejak kamu bilang, aku benci kamu Niko!" Ledek Lian
Puk
Tania memukul lengan Lian dengan kesal. Jujur saat ini dia sangat malu, karena Lian mendengar teriakan nya tadi. Padahal Tania sudah mencari lokasi yg sepi, agar tak ada yg mendengar.
"Lebih baik sekarang kita balik ke hotel! Di sini angin nya makin dingin! Gak baik buat tubuh..." ajak Lian
"Kamu duluan saja! Aku masih mau melihat matahari.." tolak Tania.
"Ck, apa yg mau di lihat? Matahari nya saja sudah tenggelam?" Sindir Lian.
Tania mendengus kesal, niat nya ingin menenangkan diri, malah di buat kesal oleh Lian.
🍀🍀🍀🍀🍀🍀
Niko baru saja pulang ke rumah, tapi dia tidak mendapati Hana di sana. Dia pun bertanya pada ART di rumah nya.
"Bik! Hana kemana?" Tanya Niko
"Itu, anu Tuan! Nyonya Hana keluar dari siang, Tuan."
Niko menghentikan gerakan nya yg sedang membuka dasi. Lalu menatap ART nya dengan memicing.
"Apa! Pergi, dari siang?" Ucap Niko dan langsung di balas anggukan oleh Bik Inah.
"Bener bener keterlaluan, Hana! Bukan nya di rumah, menunggu suami pulang! Ini malah kelayapan." Geram Niko.
Lalu dia naik ke atas menuju kamar nya. Niko benar benar kesal dengan tingkah Hana. Istrinya itu jarang sekali ada di rumah, saat Niko pulang.
Beda dengan Tania. Dulu waktu Tania tinggal di sana dan menjadi istrinya, Tania selalu menyambut kepulangan Niko di depan.
Walaupun Niko selalu membalas kebaikan dan keberbaktian Tania dengan sebuah siksaan. Menyesal. Tentu itulah yg saat ini di rasakan oleh Niko untuk Tania.
Namun menyesal pun sudah tak berguna, sebab nasi sudah menjadi bubur.
Tepat pukul 8 malam, Hana pulang ke rumah dengan membawa penuh belanjaan di tangan nya.
"Darimana kamu?" Bentak Niko dengan dingin.
Hana terperanjat kaget, saat melihat Niko berdiri di ruang tamu menunggu nya.
"Sayang! Aku tadi habis hangout sama teman teman!" Jawab manja Hana, sambil mencium bibir Niko.
Namun Niko malah menghindar dan mencekal lengan Hana.
"Kamu ini bisa tidak, hah? Saat aku pulang, kamu ada di rumah! Jangan kerjaan kamu itu, hanya bisa kelayapan dan shoping terus?" Teriak Niko dengan kesal.
Hana tersentak kaget saat mendengar Niko membentak nya. Baru pertama kali ini, Niko memarahi bahkan mencekal lengan Hana.
"Aaawwhh, sakit sayang! Kamu nyakitin aku?" Ringis Hana saat Niko mencengkram lengan nya dengan kuat.
Niko yg sadar pun segera melepas cengkraman itu.
"Kamu dengar ya! Jika kamu masih mau belanja, maka kamu juga harus menjadi istri yg baik! Tapi jika kamu tidak mau, maka jangan salahkan aku, kalau aku blokir semua kartu card kamu!" Ancam Niko lalu pergi meninggalkan Hana yg masih mematung di ruang tamu.
'Kenapa Niko sekarang kasar padaku?' Batin Hana sambil mengusap lengan nya yg sakit.
"Sayang! Kamu mau kemana?" Tanya Hana saat melihat Niko berjalan keluar dengan kunci mobil di tangan nya.
"Bukan urusan kamu!" Ketus Niko.
Hana menarik tangan Niko sehingga pria itu menghentikan langkah nya.
"Kamu kenapa sih sayang?"
"Lepas!" Ujar Niko sambil melepas kasar pegangan tangan Hana di lengan nya.
Niko keluar tanpa memperdulikan teriakan Hana yg memanggil nama nya.
"Aaaghhhh..... Niko kenapa sih?" Geram Hana.
Di dalam mobil.
Niko memacu mobil nya ke sebuah club malam. Entah kenapa dia saat ini butuh tempat untuk menenangkan diri nya.
🍀
🍀
🍀
🍀
Di tempat lain Tania sedang makan malam bersama Lian di restoran yg tadi siang mereka singgahi. Tania terus memandang ke arah laut yg di hiasi lampu lampu malam. Membuat pinggiran pantai itu terlihat begitu indah di malam hari.
"Kamu suka pemandangan nya?" Tanya Lian
"Iya! Aku suka banget." Angguk Tania.
"Hotel ini adalah hotel yg selalu banyak di singgahi para wisatawan, saat mereka liburan ke pantai ini. Sebab bukan karena pemandangan indah di siang hari saja, namun malam hari jauh lebih indah!" Ucap Lian panjang lebar.
"Loh, kok kamu paham sih?" Bingung Tania dengan dahi mengeryit heran.
"Jelas! Karena hotel ini milik aku."
Tania melongo mendengar ucapan Lian, mulut nya bahkan sampai menganga, tanda dia sangat terkejut dengan pengakuan Lian.
"Wow! Ya, wajar sih! Tapi... Ku pikir hanya berdiri di bisnis makanan saja? Atau jangan jangan, restoran ini juga...." tebak Tania dengan mata memicing.
"Ya! Restoran ini juga miliku! Dan itu kenapa aku membangun hotel, bisnis itu harus seimbang bukan?" Jelas Lian
Tania mengangguk setuju. Lalu mereka pun kembali mengobrol seputar bisnis. Dan juga soal pembangunan restoran yg akan di bangun nanti.
Tania tak menyangka jika Lian tak se kaku yg dia kira. Tadinya dia pikir bekerja dengan Lian akan membuat hari hari Tania bagaikan kanebo kering. Namun ternyata tak seburuk itu.
Bersambung....
Jangan lupa Vote nya guys😘 dan terus dukung othor😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
ita🍓
gpp ya Niko nikmat aja kn cinta sama Hana 😁😁biar tau rasa buang berllian demi batu kali
2023-10-29
3
dwi dedik
oh mungkin karena alasan ini jadi kecewa dan sedih , sebagai seorang wanita pasti merasa harga dirinya hilang karena suaminya gak pernah sekalipun menjamahnya
2023-06-03
1
Ati Husniati
Thor kok ortu nya nicko gk di ceritain pas perceraian nya nicko sama Tania..
Apa ortu nya nicko udah tau kalo nicko nikah lagi..?
2023-04-30
1