Liburan 3

"Haya pria bodoh yang akan menyia-nyiakan wanita cantik dan sebaik kamu, Nisa."

Anisa tersenyum kecut mendengar perkataan pak Arman.

"Nyatanya saya tidak sebaik yang bapak kira, saya tidak pernah merasa bahagia karna cinta, lebih tepatnya saya tidak pantas untuk di cintai," ujar Nisa dengan mata berkaca-kaca.

Hati Nino bergemuruh mendengar ucapan Anisa, tangan nya terkepal dengan kuat menahan segala gejolak di dadanya yang terasa sakit.

"Kata siapa kamu tidak pantas di cintai? nyatanya ada seseorang yang sangat mencintaimu dan itu aku, sejak pertama aku melihat mu, aku sudah tertarik dan setelah beberapa lama aku yakin aku jatuh cinta padamu, apakah kau bersedia menerima cintaku?" ucap pak Arman serius, tangan nya terulur memegang jemari lentik Anisa.

Sontak Anisa terkejut dan menarik tangan nya agar tidak di genggam oleh pak Arman.

"Maaf pak, untuk saat ini saya belum kepikiran untuk punya pacar, saya hanya ingin fokus bekerja untuk menyambung hidup, maaf saya tidak bisa menerima cinta bapak," Anisa menolaknya dengan lembut.

Pak Arman hanya diam tanpa sepatah katapun, sepertinya dia sangat kecewa dengan penolakan Anisa.

"Maaf kan aku Nisa, karna telah lancang mencintaimu, biarlah cinta ini aku simpan sendiri, aku hanya berharap suatu hari nanti kamu bisa membuka hatimu untuk ku, apakah kita masih bisa berteman?" tanya Pak Arman setelah nya.

"Tentu pak, kita masih bisa berteman."

Pak Arman tersenyum seakan di paksakan, dia tidak menyangkan akan di tolak oleh Anisa.

"Anisa! ayo kita balik ke vila," ajak pak Arman.

"Bapak duluan aja, saya masih mau di sini."

"Ya udah aku tinggal ya, kamu hati2."

"Iya pak terima kasih."

Pak Arman pun pergi meninggalkan Anisa dengan perasaan kecewa yang luar biasa, namun apalah daya cinta memang tak bisa di paksakan, ahirnya dia mengalah dan pergi.

Nino tersenyum penuh kemenangan karna Anisa menolak pak Arman dengan terang-terangan.

Nino berjalan mendekati Anisa yang masih setia duduk di pasir pantai.

"Kamu lagi ngapain duduk sendiri di sini?" tanya Nino basa basi.

"Eh, pak Nino."

Anisa sempat terkejut karna Nino tiba2 duduk di sampingnya.

"Saya lagi menyambut mata hari terbit pak, sekalian untuk menghirup udara pagi yang sangat segar."

"Apa kamu sudah sarapan?"

"Belum pak."

"Bagaimana kalau kita pergi sarapan dulu," ajak Nino.

"Maaf pak, mungkin saya akan sarapan di vila bersama teman2."

"Saya balik duluan pak," Anisa berdiri hendak beranjak dari tempatnya berdiri, namun tiba2 tangan nya di cekal oleh Nino.

"Kenap kamu selalu menghindari ku? apa tidak cukup selama ini kamu telah menjauhi ku, aku mohon Anisa jangan hukum aku seperti ini," Nino terlihat sendu sambil memegang tangan Anisa.

Dengan perlahan Anisa melepaskan genggaman tangan Nino.

"Maaf kan saya pak," ucap Anisa lalu segera pergi meninggalkan Nino dia berlari di bibir pantai hingga sampai di vila.

Nino menghela nafas panjang, lalu berteriak sekuat suaranya menhadap lautan dengan ombak yang berdeburan.

Anisaaa.....!!

Teriak Nino begitu keras, lalu ia duduk dengan kepala tertunduk di atas pasir pantai, seketika air mata membasahi wajah tampan nya.

"Kenapa begitu sulit untuk mendapatkan hatimu Nisa," gumam Nino lirih.

******

Siang itu sangat terik, Nino memilih hanya berdiam diri di gasebo yang tersedia di dekat kolam renang yang berada di dekat Vila.

Nino sedang bersantai sambil fokus dengan ponselnya, namun tiba dia di kejutkan dengan kedatangan kedua orang tuanya.

"Pa, Ma," sapa Nino sambil menegakkan duduk nya yang tadinya sedang bersender.

Nino langsung berdiri untuk menyambut kedatangan kedua orang tuanya, Nino mencium tangan orang tuanya bergantian.

"Kenapa mama sama papa tiba2 datang kesini?"

Belum sempat menjawab, kedua orang tuanya melihat Anisa yang baru saja datang dari pantai bersama teman2nya.

"Anisa...!!panggil mama Zahra.

Anisa langsung menghampiri mama Zahra.

"Om, Tante," sapa Anisa sambil mencium tangan mereka bergantian.

"Kamu dari mana sayang?"

"Dari pantai sama teman2 Tante."

"Sini duduk sayang, bantu tante untuk membujuk anak tante ini,"

"Iya Tante, dengat senang hati saya akan bantu."

"Emang mama perlu apa sih?" tanya Nino sambil mendengus kesal.

"Gini sayang, tadi malam tante Intan nilpon mama, mama sudah menjelaskan jika kamu tidak setuju dengan perjodohan itu, awalnya dia menerima tapi saat dia menyampaikan pada Keyra, Keyra malah ngamuk2 dia bilang tidak akan menikah kecuali sama kamu, kamu maukan sayang, bertunangan dengan Keyra?"

Deg..

Anisa dan Nino sama2 terkejut dengan ucapa mama Zahra, namun sebisa mungkin Anisa tidak menunjukkan keterkejutan nya.

"Aku kan sudah bilang Ma, aku tidak cinta sama Keyra, aku hanya anggap dia seprti adik ku sendiri, saat ini aku sudah mencintai seseorang, aku ingin hidup dengan dia ma, aku harap mama mengerti."

"Maaf sebelum nya pak, cinta bisa hadir karna terbiasa, mungkin bapak akan mencintai Keyra jika sudah bersama-sama, terimalah pertunangan itu, saya yakin Anda akan dengan cepat jatuh cinta pada Keyra, dia cantik pintar serta kaya, tak ada alasan bapak menolak dia, dia adalah menantu idaman tante Zahra," Anisa dengan senang hati membujuk Nino, namun dalam hatinya sendiri seperti terhimpin batu besar tak kasat mata, sungguh sesak, itulah yang Anisa rasakan saat ini.

"Yang di katakan Anisa itu benar Nino, kamu pasti dengan mudah jatuh cinta dengan Keyra, dia gadis yang baik, meskipun terkadang dia bersifat tidak tahu malu, asal peluk aja sama kamu," ucap papa Al merasa tidak suka dengan Keyra.

Mama Zahra hanya diam dia juga merasakan hal yang sama, yaitu kurang suka dengan sifatnya Keyra yang asal peluk dan cium.

"Mama gak maksa kamu sayang, mama tidak ingin mengecewakan Intan, dia sangat berharap dengan perjodohan ini."

Nino hanya diam tanpa bicara apapun, sebenarnya dia tidak mau mengecewakan orang tuanya, tapi Nino jelas tidak mungkin bertunangan Keyra, karna dia sangat mencintai Anisa.

"Kasih aku waktu untuk memikirkan nya Ma," ujar Nino sendu.

"Baik lah kalau begitu, papa sama mama pulang dulu."

"Kenapa buru2 Tante?"

"Om sama tante masih ada urusan lain sayang."

"Hati2 di jalan om, Tante," Anisa segera meraih tangan mereka berdua untuk salim, Nino pun melakukan hal yang sama.

Mama Zahra dan papa Al sudah pulang, kini tinggal Nino dan Anisa yang masih berada di tempat duduk nya masing.

"Saya permisi dulu pak," ucap Anisa beranjak dari duduk nya.

"Apa kamu puas, telah membujuk ku untuk segera bertungan dengan Keyra?" tanya Nino yang langsung menghentikan langkah kaki Anisa yang hendak pergi masuk ke vila.

"Apakah saya salah hanya sekedar membujuk Anda untuk bertunangan, toh dia gadis yang baik, dia cantik dan juga kaya, apa yang salah dengan itu, salahkan saya jika membujuk anda dengan wanita yang tidak sepadan dengan Anda, karna Anda akan merasa rugi jika menikah dengan wanita yang tidak sesuai dengan keinginan anda dan orang tua Anda, saya permisi."

Nino tak menjawab dia hanya memandang kepergian Anisa dengan perasaan sakit.

Terpopuler

Comments

guntur 1609

guntur 1609

nino kau sungguh bodoh. knp gak kau jelaskan sm mamu biar kau gak di ributin lagi masalah perjodohan tu lagi

2024-06-13

0

lihat semua
Episodes
1 Anisa dan Nadira
2 Nino arya bagaskara
3 Pertemuan
4 Senyum-senyum
5 Kesedihan Anisa
6 Hari pertama bekerja
7 Kebohongan Radit
8 Kehilangan sahabat
9 Semakin dekat
10 Mencuri ciuman
11 Pesta
12 Di suruh menikah
13 Meminta maaf
14 Liburan 1
15 Liburan 2
16 Liburan 3
17 Liburan 4
18 Liburan 5
19 Hinaan
20 Kita putus
21 Janji Mama Zahra
22 Kekaguman mama Zahra
23 Menjadi ratuku
24 Aku juga mencintai mu
25 Menemui orang tua
26 Sebuah ciuman
27 Mesra di tempat umum
28 Pelecehan
29 Pindah ke rumah Nino
30 Pernikahan
31 Hewan buas
32 Bulan madu 1
33 Bulan madu 2
34 Pulang ke jakarta
35 Kembali bekerja
36 Bercinta di kantor
37 Kedatangan Nadira
38 Resepsi pernikahan
39 Anisa hamil
40 Nino kecelakaan
41 Hilang ingatan
42 Mulai tertarik
43 Nikah dadakan
44 Tangan tak tahu malu
45 Nino pulang
46 Siapa kamu
47 Sesak di dada
48 Sengaja menabur garam
49 Kesal
50 Titip Tia
51 Kebodohan Wulan
52 Di kira pembantu
53 Nasehat papa Al
54 Pura pura
55 Terlalu asin
56 Pagi terahir.
57 Talak
58 Penyesalan Nino
59 Ingin menjadi teman
60 Ayah pengganti
61 Ondel ondel
62 Di permalukan
63 Meminta maaf
64 Kelicikan Wulan
65 Tawaran pekerjaan
66 Anisa Pergi
67 Mama Zahra jatuh dari tangga
68 Wulan kabur.
69 Mengingat semuanya
70 Berpisah dengan Tia
71 Om tampan
72 Tia kritis
73 MAMA sayang kamu
74 Maaf kan aku
75 Dinding pemisah
76 Perlakuan manis
77 Mama Zahra
78 perjuangan cinta
79 Aku punya papa
80 Bicara dari hati ke hati
81 Ijab qobul
82 Bukan malam pertama
83 Penjelasan Anisa
84 Keluarga bahagia.
85 Ahir sebuah cerita
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Anisa dan Nadira
2
Nino arya bagaskara
3
Pertemuan
4
Senyum-senyum
5
Kesedihan Anisa
6
Hari pertama bekerja
7
Kebohongan Radit
8
Kehilangan sahabat
9
Semakin dekat
10
Mencuri ciuman
11
Pesta
12
Di suruh menikah
13
Meminta maaf
14
Liburan 1
15
Liburan 2
16
Liburan 3
17
Liburan 4
18
Liburan 5
19
Hinaan
20
Kita putus
21
Janji Mama Zahra
22
Kekaguman mama Zahra
23
Menjadi ratuku
24
Aku juga mencintai mu
25
Menemui orang tua
26
Sebuah ciuman
27
Mesra di tempat umum
28
Pelecehan
29
Pindah ke rumah Nino
30
Pernikahan
31
Hewan buas
32
Bulan madu 1
33
Bulan madu 2
34
Pulang ke jakarta
35
Kembali bekerja
36
Bercinta di kantor
37
Kedatangan Nadira
38
Resepsi pernikahan
39
Anisa hamil
40
Nino kecelakaan
41
Hilang ingatan
42
Mulai tertarik
43
Nikah dadakan
44
Tangan tak tahu malu
45
Nino pulang
46
Siapa kamu
47
Sesak di dada
48
Sengaja menabur garam
49
Kesal
50
Titip Tia
51
Kebodohan Wulan
52
Di kira pembantu
53
Nasehat papa Al
54
Pura pura
55
Terlalu asin
56
Pagi terahir.
57
Talak
58
Penyesalan Nino
59
Ingin menjadi teman
60
Ayah pengganti
61
Ondel ondel
62
Di permalukan
63
Meminta maaf
64
Kelicikan Wulan
65
Tawaran pekerjaan
66
Anisa Pergi
67
Mama Zahra jatuh dari tangga
68
Wulan kabur.
69
Mengingat semuanya
70
Berpisah dengan Tia
71
Om tampan
72
Tia kritis
73
MAMA sayang kamu
74
Maaf kan aku
75
Dinding pemisah
76
Perlakuan manis
77
Mama Zahra
78
perjuangan cinta
79
Aku punya papa
80
Bicara dari hati ke hati
81
Ijab qobul
82
Bukan malam pertama
83
Penjelasan Anisa
84
Keluarga bahagia.
85
Ahir sebuah cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!