Anisa tersenyum canggung karna terus di perhatikan oleh Nino, hingga seorang pelayan datang membawakan pesanan mereka berdua.
Anisa memakan makanan nya dalam diam, Sesekali Nino melirik Anisa yang sedang asik menyantap makanan nya, Anisa menyadari jika dari tadi Nino terus memandan nya, kendati begitu Anisa memilih cuek dia tidak mau terbawa perasaan yang nantinya akan menyesatkan hatinya sendiri.
"Kenapa dengan memandang nya membuat hatiku merasa sangat senang, apakah aku telah jatuh cinta, ataukah ini hanya sebatas simponi jenaka, ah, mungkin aku sudah gila memikirkan cinta, mana mau dia sama aku."
Nino bergumul dengan perasaan nya sendiri, hingga dering ponselnya menyadarkan ia dari lamunan tentang cinta.
"Holo..!
"Iya aku segera kembali ke kantor."
Panggilan pun terputus, Nino merasa tidak enak hati harus meninggalkan gadis cantik di depan nya ini, namun apa daya Nino harus menhadiri rapat penting dengan para petinggi perusahaan, maskipun terasa berat Nino tetap beramitan pada Anisa.
"Sory Nisa aku balik duluan, karna ada rapat penting yang harus aku hadiri sekarang juga, kamu gak apa2 kan aku tinggal sendiri?" ucap Nino seraya tersenyum ke arah Anisa.
"Iya silahkan Mas, aku gak apa2 sendirian."
"Atau kita barengan aja, aku antar kamu ketempat kamu kerja?"
"Gak usah mas, Aku bisa naik taxi," tolak Anisa dengan suara lembut.
"Ya udah aku balik duluan ya."
Anisa mengangguk sebagai jawaban.
Setelah berpamitan Nino langsung pergi meninggalkan Anisa, Anisa menghela nafas lega setelah kepergian Nino, karna dari tadi Anisa seakan kehabisan oksigen untuk bernafas, bahkan jantung nya berpacu dengan cepat.
Anisa segera beranjak untuk kembali ke kantor, pertemuan nya dengan Nadira telah gagal, mungkin nanti dia akan menghubungi Nadira lagi.
******
Anisa dengan langkah gontai nya memasuki apartemn milik nya, tubuh nya terasa pegal karna seharian bekerja membuat tubuh dan pikiran nya benar2 telah, Anisa langsung menuju kamar mandi setelah sampai di kamarnya, dia akan istirahat malam ini karna besok pagi2 Anisa ingin menemui Nadira sebelum dia berangkat ke kantor, hanya besok pagi dia ada kesempatan bertemu dengan Nadira sebelum ia berangkat kesingapura.
Setelah makan malam Anisa mencoba menghubungi kekasih nya Radit, satu panggilan tidak di angkat Anisa kembali menghubungi Radit untuk yang kedua kalinya.
"Ha..halo, sayang," sapa Radit dengan suara terbatan dan dengan nafas seperti habis lari maraton.
Anisa mengerutkan keningnya merasa heran dengan suara Radit yang terdengar ngosngosan.
"Kamu kenapa Dit, kok suaramu seperti habis berlari?" tanya Anisa penuh rasa curiga.
"Nggak sayang aku hanya habis ngejar kecowak," jawab Radit ngasal.
"Oh.. kirain habis ngapain."
"Emang kamu pikir aku habis ngapain?" tanya Radit memancing Anisa, Radit takut Anisa benar2 curiga dengan kegiatan panas nya di atas ranjang bersama seorang wanita yang ia sewa untuk memuaskan nafsunya.
Bahkan kegiatan itu terus berlangsung saat Radit menerima panggilan dari Anisa, karna saat ini wanita itu yang mengambil alih permainan dan berada di atas Radit saat Radit berbicara dengan Anisa.
Sebisa mungkin Radit menahan dirinya untuk tidak mendesah, Radit pun menyuruh wanita itu untuk tidak mengeluarkan suara apapun yang akan membuat Anisa curiga.
Radit tetap melayani Anisa berbicara namun pikian nya benar2 terpecah karna permainan seorang wanita di atas tubuh nya,
"Udah ya sayang, aku mau istirahat dulu," ucap Radit karna sudah tidak tahan untuk melanjutkan permainan nya dengan wanita yang kini sedang sibuk memaju mundurkan tubuh nya di atas tubuh Radit.
"Iya aku juga mau istirahat," ucap Anisa lalu segera memutuskan panggilan.
Sedikitpun Anisa tidak merasa curiga dengan apa yang di lakukan Radit di balik panggilan nya, dia begitu percaya pada sosok Radit yang sangat cinta dan menyayanginya karna itu lah sampai saat ini Anisa belum bisa melepaskan dan kehilangan Radit, meskipun secara terrang2ngan orang tua Radit menolak Anisa.
Sedangkan Radit melanjutkan kembali aktifitas nya yang sempat terganggu karna Anisa, tepat saat mencapai pelepasan justru Radit menyebut nama Anisa.
"Aaah... Anisa aku sangat mencintaimu," ucap Radit saat mencapai pelepasan nya, saat bercinta dengan para wanit bayaran nya Radit selalu menganggap itu adalah Anisa, Radit begitu mencintai Anisa, Radit sudah berjanji untuk menjaga kehormatan Anisa sampai ia menikahi Anisa, namun Radit tidak sadar bahwa yang di lakukan nya akan sangat menyakiti Anisa jika suatu saat dia tahu.
******
Pagi2 sekali Anisa sudah siap ingin berangkat ke rumah Nadira, dia memesan ojek on line, 20 menit perjalanan Anisa sudah sampai di depan rumah Nadira, dia berdiri di depan pintu gerbang yang sangat tinggi, Anisa segera memencet bel, seorang satpam membukakan pintu untuk Anisa.
"Eh, Neng cantik, mau ketemu sama Non Nadira ya?" tanya satpam itu sok akrab dengan Anisa.
"Iya mang, apa boleh saya masuk?" tanya Anisa sopan.
"Silahkan neng."
Anisa segera menuju pintu utama rumah mewah itu.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam," jawab seseorang dari balik pintu yang tak lain adalah mama Zahra.
"Nak Anisa." sapa mama Zahra dengan senyum di wajah nya.
Anisa segera mengulurkan tangan nya untuk salim pada mama Zahra, Zahra yang sudah mengerti langsung memberikan tangan nya untuk di cium oleh Anisa, sering nya Anisa main kerumah ini membuat mama Zahra tahu bagai mana sikap dan perilaku Anisa, dia selalu mencium tangan mama Zahra saat baru sampai dan setelah mau pulang.
"Nadir nya ada Tante?" tanya Anisa dengan suara lembut dan sopan.
"Iya, dia ada di kamar nya sayang, kamu langsung saja kekamar nya."
"Terima kasih Tante," ucap Anisa lalu segera menaiki tangga untuk menuju kamar Nadira yang bersebelahan dengan kamar Nino.
Anisa langsung mengetuk pintu kamar Nadira.
"Dira," panggil Anisa.
Pintu kamar Nadira terbuka dan Nadira menyembulkan kepalanya.
"Nisa...!!"Panggil Nadira begitu girang melihat sahabatnya tiba2 berada di depan pintu.
Keduanya berpelukan cukup lama.
"Ayo masuk Nisa,"
Anisa pun menurut dan langsung masuk dan duduk di atas ranjang milik Nadira.
"Jam berapa lho berangkat Ra?"
"Nanti jam sembilan, lho ikut ya kebandara buat nganter gue."
"Gue kan harus kerja Ra, gak enak kalau gue main gak masuk gitu, apalagi gue baru dua hari kerja di perusahaan orang tua lho."
"Nanti biar gue ijinin langsung sama kakak gue, gue yakin dia pasti ngijinin kok."
"Tapi Ra,"
"Gak ada tapi2an."
Ucapan Nadira benar2 tidak bisa di bantah, namun Anisa harus berbuat apa dia tidak mungkin bolos kerja, ini baru hari kedua dia bekerja, dia tidak mau malah nanti di pecat.
Nadira terlihat muram karna Anisa sepertinya tetap tidak mau ikut.
"Ini hari terahir gue sama lho, apa lho gak mau ngantar gue kebandara, kita berdua tidak akan ketemu selama bertahun- tahun," ucap Nadira sendu.
Jika begini Anisa tidak bisa lagi menolak.
"Iya gue ikut, tapi bagai mana kalau gue di pecat?"
"Tidak akan ada yang berani mecat lho, gue sendiri yang akan minta papa untuk minta ijin jika hari ini lho gak kerja," jelas Nadira penuh keyakinan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments