Pesta

Setelah perdebatan di antara mereka selesai, Nino memilih melajukan mobil nya untuk menuju kediaman keluarga bagaskara, hanya keheningan menyertai keduanya, sepertinya Nino dan Anisa sibuk dengan pikiran mereka masing2, sampai tak terasa kini mereka sudah sampai di pekarangan rumah keluarga bagasksra.

Nino kelur tanpa mengajak Anisa keluar, apalagi membukakan pintu untuk dia, namun Nino menunggu Anisa duluan yang masuk, dia memilih masuk belakangan karna dia tidak mau Anisa tau jika ini adalah rumah nya sendiri.

Melihat Nino tetap berdiri di luar, Anisa memilih masuk saja dia terlanjur kesal pada laki2 itu, karna dengan se enak jidat menuduh nya telah mengambil keperawanan bibir nya, padahal Anisalah yang jadi korban karna bibir nya telah ternoda.

Anisa memilih masuk tanpa memperdulikan Nino yang tetap berdiri di luar sana.

"Assalamualaikum Tante," ucap Anisa di depan pintu.

"Waalaikum salam," jawab Mama Zahra sambil membuka pintu untuk Anisa tentunya dengan senyum manis dari mama Zahra, Anisapun balas tersenyum pada mama Zahra.

"Ayo sayang, masuk," ajak mama Zahra setelah Anisa mencium tangan nya, mama Zahra langsung merangkul Anisa dan mengajak nya masuk, sedang kan di luar sana Nino memperhatikan mama dan pujaan hatinya begitu akrab, ya, sejak ciuman itu, Nino telah meresmikan hatinya bahwa dia telah jatuh cinta pada Anisa.

Nino begitu senang melihat mamanya begitu menyayangi Anisa, Nino pikir untuk mendapatkan Anisa itu akan sangat mudah.

Ahirnya Nino ikut masuk setelah sampai di dalam, Nino mencari sosok Anisa namun tak ia temukan hingga ahirnya dia mendengar suara tawa dari arah dapur, sontak Nino berbalik yang tadinya mau ke kamar kini malah menuju dapur.

Dan benar saja Anisa dan mama Zahra ada di dapur sedang memasak dan saling bercanda layak nya anak sendiri, tanpa terasa sudut bibir Nino terangkat membentuk sebuah senyuman.

Lalu Nino segera masuk ke kamarnya dan membersihkan dirinya yang terasa lengket, setelah mandi dia tidak lupa sholat ashar, meskipun Nino orang kaya dan lama tinggal di luar negeri namun Nino tidak pernah meninggalkan kewajiban nya, itu semua tidak luput dari didikan mama Zahra.

Mama Zahra tidak mau anak2 nya terjerumus seperti masa lalu papa Al yang suram dan penuh dengan dosa.

Setelah melaksanakan sholat Nino tak lantas turun dia berdiam diri di dalam kamarnya, dia tidak mau Anisa tahu untuk saat ini.

Di dapur, setelah selesai membantu Mama Zahra kini Anisa mencari keberadaan Nino yang hilang entah kamana, mungkin Nino pulang, pikir Anisa.

"Kamu mandi dulu sayang," ucap mama Zahra karna melihat Anisa belum berganti pakaian.

"Iya Tante."

"Ayo Tante, antar ke kamar Nadira, kamu bisa mandi di sana dan berganti pakaian," ujar mama Zahra sambil berjalan mendahului Anisa yang mengekor di belakangnya.

"Ya udah kamu mandi ya sayang," ucap Mama Zahra setelah sampai di depan kamar Nadira.

"Iya Tante terima kasih," Anisa tersenyum manis mennggapi kebaikan Mama Zahra.

Setelah mama Zahra turun, Anisa hendak membuka hedel pintu namu urung ia lakukan, karna dia mendengar suara yang sangat tidak asing di telinganya, rasa penasaran mulai muncul di hati Anisa, dengan langkah pelan dan mengendap seperti maling,Anisa mengintip dari celah pintu yang tidak tertutup rapat, sontak matanya membulat mendapati Nino duduk santai sambil berselonjor di atas ranjang sambil bertelponan denga seseorang.

Anisa menucek matanya hanya untuk memastikan jika yang ia lihat itu benar atau hanya matanya yang sudah rabun, berulang kalin Anisa mengerjapkan matanya, namun yang ia lihat benar2 nyata.

Anisa langsung membuka pintu sedikit kasar dan dengan muka merah padam menahan kesal di dada.

"A..Anisa," ucap Nino terbata saat melihat Anisa berdiri di ambang pintu dengan muka dingin nan datar.

Nino segera berdiri menghampiri Anisa yang masih setia tanpa sepatah katapun yang keluar dati mulut nya.

"Aku tidak bermaksut membohongimu," ucap Nino agar Anisa tidak marah.

"Kamu mang pembohong ulung, selain pembohong kamu juga laki2 yang mesum, mencium seorang tanpa permisi," ucap Anisa lirih namun penuh penekanan dan sangat kentara bahwa dia kecewa dan marah pada saat ini.

"Aku minta maaf Nisa, aku tidak bermaksud untuk membohongimu aku hanya ingin tahu seberapa dekat kamu dengan adik dan keluargaku," jelas Nino penuh sesal.

"Aku tidak punya hak untuk marah atau kesal sama kamu, tapi bagaimanapun alasan nya berbohong tetap tidak di benarkan, jika ingin berbohong aku bukanlah orang yang tepat untuk kamu bohongi."

Anisa segera pergi meninggalkan kamar Nino, rasa kesal dan kecewa kini berkecamuk dalam hati Anisa, Namun Nino tetap diam di tempat, dia benar2 menyesal telah berbohong pada Anisa, Nino sangat takut Anisa akan menjauhinya.

Dan benar saja Anisa terus menghindar, semua undangan telah hadir suasana berubah menjadi ramai, semua para petinggi perusahaan di undang, namun kariawan biasa hanya Anisa saja yang di undang.

Anisa selalu menghindar saat Nino mendekat dan mau bicara, sampai ada seorang wanita yang kira2 seumuran dengan Anisa, dia tiba2 memeluk Nino dengan manja, seolah mereka sepasang kekasih, dan aneh nya Nino begitu senang di peluk dan di cium wanita itu.

Anisa hanya memandang mereka berdua dengan perasaan yang Entah.

Nino dan wanita itu terlihat akrab dan saling tertawa dan bercanda, entah kenapa seketikan suasana hati Anisa mendadak panas padahal AC di sana bekerja dengan baik, Anisa sendiri hanya merasa kesal dan kecewa pada Nino, dia menganggap Nino hanya mempermain kan perasaan nya, meskipun Nino tidak pernah bilang suka tapi dari sikapnya Anisa dapat menilai jika Nino ada rasa padanya.

Namun setelah melihat Nino dengan wanita lain begitu mesra di depan banyak orang, dari itulah Anisa dapat menyimpulkan jika Nino hanya ingin mempermain kan perasaan nya saja.

Anisa tidak mau ambil pusing dia pergi dari tempat itu,namun sebelum pergi di kejutkan dengan sebuah kenyataan.

"Hei ! lihat deh, tuh anaknya pak Al sama anaknya pak Irfan sangat serasi, yang aku dengar sih mereka akan di jodoh kan oleh orang tua mereka, mereka sangat serasi yang cowok tampat dan yang cewek cantik seperti mama nya nyonya Intan," ucap seorang ibu2 pada ibu2 yang lain nya

Bertambahlah rasa rendah diri dalam diri Anisa.

"Apalah aku di banding mereka semua,aku hanya seorang yatim piatu, ingat Anisa bukan di sini tempat mu bukan pula di hati Nino, ingat Anisa kau tidak pantas untuk dia,"

Hati Anisa benar2 kecewa entahlah, apa mungkin Anisa sudah jatuh cinta pada Nino, jika tidak ada rasa kenapa harus kecewa, itulah yang jadi pertanyaan untuk Anisa saat ini.

Anisa pergi dari ruangan itu ia memilih dudu di bangku taman di belakang rumah Nino, Anisa menghapus air matanya yang tiba2 meluncur tanpa di komando.

"Kenapa aku harus menangis, dia berhak berbohong dia juga berhak dengan wanita manapun, aku hanyalah seperti debu yang akan hilang dengan hembusan angin, aku tidak pernah merasakan kebahagiaan punya seorang keluarga aku juga tidak pernah merasakan bahagia punya seorang kekasih, hidupku selalu terasa hampa, Nadira dan keluarganya yang membuat aku merasakan hangatnya sebuah keluarga cinta dan kasih sayang mereka membuat aku lupa siapa diri ini, aku begitu lancang menyukai putranya, ah tidak, aku tidak mungkin menyukai dia, dia hanya pria mesum dan pembohong ulung," gumam Anisa dan dengan kasar menghapus air matanya.

Kesendirian Anisa tak luput dari sorot mata Nino yang berdiri di atas balkon kamarnya, ingin rasanya Nino menghampiri Anisa, tapi dia begitu takut, takut Anisa makin kesal dan menghindar, jadi Nino hanya memperhatikan nya dari jauh.

Terpopuler

Comments

Henny Haerani

Henny Haerani

nah lho No kamu sih boongin Anisa

2022-10-02

1

lihat semua
Episodes
1 Anisa dan Nadira
2 Nino arya bagaskara
3 Pertemuan
4 Senyum-senyum
5 Kesedihan Anisa
6 Hari pertama bekerja
7 Kebohongan Radit
8 Kehilangan sahabat
9 Semakin dekat
10 Mencuri ciuman
11 Pesta
12 Di suruh menikah
13 Meminta maaf
14 Liburan 1
15 Liburan 2
16 Liburan 3
17 Liburan 4
18 Liburan 5
19 Hinaan
20 Kita putus
21 Janji Mama Zahra
22 Kekaguman mama Zahra
23 Menjadi ratuku
24 Aku juga mencintai mu
25 Menemui orang tua
26 Sebuah ciuman
27 Mesra di tempat umum
28 Pelecehan
29 Pindah ke rumah Nino
30 Pernikahan
31 Hewan buas
32 Bulan madu 1
33 Bulan madu 2
34 Pulang ke jakarta
35 Kembali bekerja
36 Bercinta di kantor
37 Kedatangan Nadira
38 Resepsi pernikahan
39 Anisa hamil
40 Nino kecelakaan
41 Hilang ingatan
42 Mulai tertarik
43 Nikah dadakan
44 Tangan tak tahu malu
45 Nino pulang
46 Siapa kamu
47 Sesak di dada
48 Sengaja menabur garam
49 Kesal
50 Titip Tia
51 Kebodohan Wulan
52 Di kira pembantu
53 Nasehat papa Al
54 Pura pura
55 Terlalu asin
56 Pagi terahir.
57 Talak
58 Penyesalan Nino
59 Ingin menjadi teman
60 Ayah pengganti
61 Ondel ondel
62 Di permalukan
63 Meminta maaf
64 Kelicikan Wulan
65 Tawaran pekerjaan
66 Anisa Pergi
67 Mama Zahra jatuh dari tangga
68 Wulan kabur.
69 Mengingat semuanya
70 Berpisah dengan Tia
71 Om tampan
72 Tia kritis
73 MAMA sayang kamu
74 Maaf kan aku
75 Dinding pemisah
76 Perlakuan manis
77 Mama Zahra
78 perjuangan cinta
79 Aku punya papa
80 Bicara dari hati ke hati
81 Ijab qobul
82 Bukan malam pertama
83 Penjelasan Anisa
84 Keluarga bahagia.
85 Ahir sebuah cerita
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Anisa dan Nadira
2
Nino arya bagaskara
3
Pertemuan
4
Senyum-senyum
5
Kesedihan Anisa
6
Hari pertama bekerja
7
Kebohongan Radit
8
Kehilangan sahabat
9
Semakin dekat
10
Mencuri ciuman
11
Pesta
12
Di suruh menikah
13
Meminta maaf
14
Liburan 1
15
Liburan 2
16
Liburan 3
17
Liburan 4
18
Liburan 5
19
Hinaan
20
Kita putus
21
Janji Mama Zahra
22
Kekaguman mama Zahra
23
Menjadi ratuku
24
Aku juga mencintai mu
25
Menemui orang tua
26
Sebuah ciuman
27
Mesra di tempat umum
28
Pelecehan
29
Pindah ke rumah Nino
30
Pernikahan
31
Hewan buas
32
Bulan madu 1
33
Bulan madu 2
34
Pulang ke jakarta
35
Kembali bekerja
36
Bercinta di kantor
37
Kedatangan Nadira
38
Resepsi pernikahan
39
Anisa hamil
40
Nino kecelakaan
41
Hilang ingatan
42
Mulai tertarik
43
Nikah dadakan
44
Tangan tak tahu malu
45
Nino pulang
46
Siapa kamu
47
Sesak di dada
48
Sengaja menabur garam
49
Kesal
50
Titip Tia
51
Kebodohan Wulan
52
Di kira pembantu
53
Nasehat papa Al
54
Pura pura
55
Terlalu asin
56
Pagi terahir.
57
Talak
58
Penyesalan Nino
59
Ingin menjadi teman
60
Ayah pengganti
61
Ondel ondel
62
Di permalukan
63
Meminta maaf
64
Kelicikan Wulan
65
Tawaran pekerjaan
66
Anisa Pergi
67
Mama Zahra jatuh dari tangga
68
Wulan kabur.
69
Mengingat semuanya
70
Berpisah dengan Tia
71
Om tampan
72
Tia kritis
73
MAMA sayang kamu
74
Maaf kan aku
75
Dinding pemisah
76
Perlakuan manis
77
Mama Zahra
78
perjuangan cinta
79
Aku punya papa
80
Bicara dari hati ke hati
81
Ijab qobul
82
Bukan malam pertama
83
Penjelasan Anisa
84
Keluarga bahagia.
85
Ahir sebuah cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!