Pagi hari Nadira sudah siap untuk menjemput kakaknya ke bandara, dia sudah berdandan sangat cantik untuk menjemput sang kakak, namun dia sedikit kecewa karna sahabatnya Anisa tidak bisa ikut padahal Nadira sudah berniat untuk memperkenalkan kakaknya pada Anisa namun semua itu harus kandas karna Anisa tidak mau ikut.
"Ayo ma kita berangkat," ajak Dira pada mama Zahra.
Mama Zahra dan Dira berangkat kebandara, tidak perlu waktu lama mereka berdua sudah sampai di bandara, lima menit menunggu, ahirnya yang di tunggupun datang.
Nino berjalan dengan gagahnya ia terlihat begitu tampan dengan kacamata hitam yang bertengger di atas hidung mancungnya.
Semua wanita di bandara memandang Nino tanpa kedip, mereka terkagum-kagum bagaikan melihat aktor tampan, namun Nino terlihat sangat cuek dan datar dia begitu muak melihat para wanita yang punya mata jelalatan.
"Kakak...!!" panggil Dira sambil berhambur memeluk Nino.
Nino langsung merentangkan kedua tangan nya untuk memeluk sang adik yang sudah bertahun-tahun ia rindukan.
"Kamu apa kabar bawel?" tanya Nino sambil menarik hidung mancung Dira.
"Ih.., kakak apaan sih, sakit tau," seroloh Dira dan langsung bergelayut manja di lèngan Nino, orang sekitar memandang Nino dan Dira layaknya sepasang kekasih yang baru bertemu setelah sekian lama berpisah.
Setelah itu Nino langsung memeluk sang mama yang sangat ia rindukan.
"Bagaimana kabar kamu sayang?" tanya mama Zahra sambil mengusa pipi Nino yang mulai di tumbuhi bulu2 halus.
"Alhamdulillah aku baik ma," jawab Nino seraya tersenyum manis semanis gula aren.
"Ayo sayang kita lansung pulang, kamu pasti capek." ajak mama Zahra yang langsung di anggukin oleh Nino dan Dira.
Ahirnya mereka bertiga pulang dengan Dira yang menjadi supir, Dira sangat senang karna kakak kesayangan nya sudah pulang, dan dia berencana ingin mempertemukan Nino dan Anisa sahabatnya.
*****
Kantor bagaskara group
Anisa begitu gugup, karna akan di interview, sesekali ia menghela nafas untuk menghilangkan rasa gugup yang melandanya saat ini.
Beberapa wanita dan pria duduk berjejer menunggu di panggil untuk interview, tampak kegugupan di wajah mereka semua seakan tak perduli pada sekitar, bahkan mereka semua terlihat asik dengan pikiran mereka masing2.
Namun takpak jelas, Hanya Anisa yang berpakaian cukup sopan, karna di antara mereka semua memakai pakaian seksi, tapi Anisa terlihat sangat cantik dengan pakaian yang ia kenakan meskipun wajahnya tanpa make up tebal Anisa terlihat sangat cantik di antara mereka semua.
Hingga sebuah panggilan tertuju padanya.
"Anisa apriani,"
Anisa segera masuk untuk menjalani interview, Anisa begitu gugup berada di depan kepala bagian HRD.
Kepala bagian HRD terus memandang Anisa tanpa kedip, dia bagai terhipnotis dengan wajah teduh Anisa, sampa2 dia lupa untuk mulai bertanya pada Anisa.
Ahirnya Anisa sudah melewati interview denga sangat puas karna Anisa bisa menjawab semuanya dengan sangat baik.
Senyum pun terukir jelas di wajah tampan kepala bagian HRD dia suka dengan Anisa yang begitu tenang menjawab namun semua di jawab dengan baik.
"Anda di terima bekerja di perusahaan ini," ucap lelaki tampan yang bernama Arman, dia menjulurkan tangan nya untuk menjabat tanga Anisa.
"Terima kasih pak," jawab Anisa sambil menerima uluran tangan pak Arman.
Anisa keluar dari ruangan itu dengan senyum mengembang di wajah cantinya, beberapa pria di depan ruangan tepaku melihat senyum manis Anisa, mereka bahkan dengan terang-terangan memintan nomor ponsel Anisa, namun Anisa hanya tersenyum menanggapinya.
*****
Nino sudah sampai di rumah yang selama ini ia rindukan, dia tersenyum melihat rumahnya tetap sama tanpa perubahan.
"Papa mana ma?" tanya Nino seraya duduk di sofa ruang keluarga.
"Papa lagi ke luar kota sayang, mungkin nanti malam dia pulang."
Nino hanya mengangguk tanda ia mengrti.
"Nino ke kamar dulu ya ma, capek mau istirahat."
"Iya sayang, kamu istirahat dulu nanti mama panggil untuk makan siang."
Nino langsung meninggalkan ruang keluarga dan masuk ke dalam kamarnya, dia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur yang sudah lama ia rindukan.
Nono mencoba untuk memejamkan matanya sejenak namun ia teringat untuk menghubungi sahabatnya yang sudah lama tidak ia temui, Nino segera mengambil ponselnya dan mengetik pesan untuk sahabatnya.
Setelah cukup lama berbalas pesan Nino segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan segera keluar untuk berganti pakaian, tak perlu waktu lama dia sudah selesai berganti pakaian dan segera turun dari lantai dua.
Nino mencari mama Zahra di dapur dan segera berpamitan.
"Ma, Nino keluar sebentar mau ketemuan sama Farhan," pamit Nino setelah melihat mamanya di dapur.
"Emang kamu gak capek sayang, kamu baru aja datang, masak udah mau keluar."
"Cuma sebentar ma."
"Ya udah hati2 di jalan."
"Iya ma," jawab Nino seraya mencium punggu tangan sang mama, Nino selalu bersikap sopan pada kedua orang tuanya.
Nino langsung berangkat menemui Farhan sahabat sejak kuliah di jakarta, mereka berencana ketemuan di cafe tempat biasa sebelum Nino melanjutkan S2 di singapura.
Nino sampai di depan cafe yang telah mereka sepakati untuk bertemu, Nino mengedarkan pandangan nya mencari sosok sahabat yang selama ini ia rindukan.
Nino tersenyum melihat sahabatnya sudah duduk menunggu, dengan langkah lebarnya Nino segera menghampiri Farhan.
"Sory gue telat." ucap Nino gak enak hati.
Farhan langsung berdiri dan menyambut Nino dengan pelukan.
"Gimana kabar lho?" tanya Farhan setelah melerai pelukan nya.
"Alhamdulillah gue sehat, lho sendiri gimana?"
"Gue juga sehat."
Setelah saling bertanya kabar mereka berdua memesan makanan dan sesekali mengobrol sambil tertawa.
"Apa lho udah punya pacar?" tanya Farhan sambil menyuapkan makanan ke mulutnya.
"Gak ada yang mau sama gue."
"Mungkin ceweknya katarak kalau sama lho gak mau," ucap Farhan sambil terkekeh.
"Gue belum lepikiran tentang itu Han, gue masih mau fokus di perusahaan."
"Lho bilang gitu karna lho belum ketemu sama cewek yang bikin hati lho bergetar saat dekat dengan dia," jelas Farhan dengan entengnya.
"Kayak lho pernah ngerasain aja," ucap Nino meremehkan Farhan yang memang suka gonta ganti pacar, keduanya memang bersahabat namun kelakuan mereka sangat berbeda, Farhan pria yang senang bergonta-ganti pacar sedanglan Nino hanya sekali berpacaran namun tak pernah merasakan jatuh cinta.
Waktu Nino kuliah di jakarta dia sempat pacaran dengan teman kuliahnya namun itu karna terpaksa Nino harus jadian dengan cewek itu karna kalah taruhan dengan teman-teman nya.
Nino pun jadian dengan cewek itu karna si cewek memang menyukai Nino, namun Nino tak punya rasa sama sekali, ahirnya setelah beberapa bulan Nino memutuskan hubungan nya karna Nino merasa tidak nyaman wanita itu selalu mengajak Nino untuk melakukan hubungan terlarang sedangkan Nino selalu menjaga dirinya untuk menjauhi hubungan bebas.
Mama Zahra selalu menjaga dan memperingati Nino agar menjauhi perbuatan zina, agar ia terhindar dari dosa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Bundanya Pandu Pharamadina
nyimak
2024-08-13
0
guntur 1609
apa farhan anaknya intan sm irfan ya
2024-06-13
3