Senyum-senyum

"Kamu tinggal di mana Nisa?" tanya Nino.

"Di apartemen Mas."

"Sama siapa?"

"Saya tinggal sendiri Mas."

"Kenapa tinggal sendiri, emang keluarga kamu di mana?"

"Saya yatim piatu Mas, sejak bayi saya sudah berada di panti asuhan, saya tidak tau di mana orang tua saya berada, entah mereka masih hidup atau sudah tiada," jawab Anisa dengan tubuh bergetar menahan tangis agar tidak terisak di depan Nino yang baru ia kenal.

"Maaf kan saya, saya tidak bermaksud untuk membuat kamu bersedih."

Sungguh Nino tidak menyangka jika Anisa adalah anak yatim piatu, namun Nino begitu kagum pada Anisa bisa bertahan dalam menjalani hidup di kota besar yang keras ini.

"Gak apa2 Mas, ini sudah biasa saya hadapi, toh ini bukan hal baru dalam hidup saya, sejak kecil bahkan sampai kuliah itu selalu jadi pertanyaan, namun terkadang hati saya masih terasa sesak jika memikirkan semua itu, namun hidup saya harus tetap berlanjut dan kuat untuk menghadapi segala ujian dan cobaan dalam hidup ini," jelas Anisa dengan senyum nya yang di paksakan.

Nino melihat sekilas wajah Anisa yang sedikit lebih tenang dan mulai tersenyum ke arahnya, namun Nino yakin, Anisa menyimpan penderitaan nya selama ini seorang diri.

Namun Nino tidak mau terlalu jauh bertanya takut Anisa jadi tidak nyaman karna mereka berdua baru saja kenal.

Hanya ada keheningan di antara mereka berdua sampai ahirnya mobil yang Nino kendarai sudah memasuki parkiran sebuah apartemen yang Anisa tempati.

"Terima kasih anda telah mengantarkan saya," ucap Anisa dengan senyum manisnya.

"Iya sama2, boleh gak kapa2 saya main ke apartemen kamu Nisa?" tanya Nino takut2, dia takut Anisa menolak untuk bertemu.

"Boleh Mas, asalkan saya sedang tidak bekerja," jawab Anisa sambil menampilkan senyum manisnya.

Entah kenapa Anisa merasa nyaman berada di dekat Nino.

"Kalau begitu saya turun ya Mas."

Nino mengangguk sebagai jawaban, segera Anisa turun dari mobil Nino dan melambaikan tangan nya sebelum Nino pergi.

Nino tersenyum ke arah Anisa lalu menghidupkan mobil nya dan segera keluar dari parkiran apartemen Anisa.

Anisa masuk kedalam apartemen nya dengan wajah ceria, entah kenapa persaan nya tiba2 sangat bahagia setelah berkenalan dengan Nino, Anisa juga tidak tau kenapa dengan dirinya.

*****

Nino sampai di rumah dengan senyum mengembang di wajahnya, mama Zahra sampai mengernyitkan kēingnya karna merasa heran.

Tak jauh berbeda dengan Dira yang merasa bingung melihat kakak nya yang terus senyum2 hingga menaiki tangga tanpa menyapa Mama Zahra dan Dira yang duduk di ruang keluarga.

"Ada apa dengan kakak Ma," tanya Dira merasa heran.

"Mama juga gak tau sayang," jawab Mama Zahra.

"Kakak aneh banget, gak pernah seperti itu."

"Mama juga heran."

*****

Di dalam kamar Nino terus senyum2 sendiri, entah apa yang dia pikirkan nya namun yang jelas saat ini ia terlihat begitu senang dan bahagia.

Dia merebahkan tubuh nya di atas ranjang yang sangat empuk, lalu mengbil ponsel di saku celananya dan dan mengetik pesan pada Anisa.

Nino("Kamu lagi ngapain?" )

Anisa("Baru selesai sholat ashar mas.")

Nino("Jangan lupa makan.")

Anisa("Iya terima kasih perhatian nya.")

Nino("Ya sudah aku mandi dulu.") balas Nino sebelum mematikan ponselnya.

Entah kenapa tiba2 saja Nino ingin menunjuk kan perhatian pada Anisa padahal mereka baru saja kenal, namun di dalam lubuk hatinya yang paling dalam ada rasa ingin melindungi dan memperhatikan Anisa, entah karna dia yatim piatu atau karna ada rasa yang lain yang Nino rasakan saat ini.

Setelah mengirim pesan pada Anisa Nino bergegas masuk ke dalam kamar mandi, setelah mandi Nino melaksanakan sholat ashar dan segera turun untuk menghampiri mama dan adik nya.

*****

Setelah melaksanakan sholat ashar Anisa segera memasak untuk makan malam nya sendiri, sejak kecil dia terbiasa melakukan apapun sendiri tanpa bantuan orang lain, meskipun tinggal di panti asuhan Anisa tidak pernah merepotkan ibu panti atau pengurus lain nya, karna Anisa sendiri tau dia hanya numpang hidup dan dia tidak mau menyusahkan orang lain.

Saat Anisa berniat untuk bekerja dan tidak tinggal di panti lagi, ibu panti sangat kehilangan sosok Anisa yang sangat baik sopan serta penyayang bagi anak panti lain nya, ibu panti bahkan sangat menyayangi Anisa.

"Alhamdulillah semuanya sudah selesai," ucap Anisa setelah selesai memasak.

Lalu Anisa merapikan dapur mencici peralatan masak yang kotor dan menaruh nya di tempat biasa, lalu Anisa mulai duduk di meja makan dia ingin makan sebelum melaksanakan sholat magrib.

Namun niat nya gagal karna sebuah panggilan masuk di ponselnya, segera Anisa mengangkat panggilan.

"Holo..! "Assalamualaikum, sayang."

"Waalaikumsalam." jawab Anisa dengan senyum mengembang di wajah cantik nya.

"Kapan kamu pulang Dit?" tanya Anisa merajuk.

"Mungkin besok sayang, apa kamu kangen sama aku?" tanya Radit menggoda Anisa.

"Kayaknya enggak deh," ucap Anisa pura2 ngambek.

"Ya udah aku gak jadi pulang," ancam Radit.

"Iya deh aku kangen," jawab Anisa secepatnya takut sang kekasih benar2 gak jadi pulang dari luar kota.

"Aku kangen banget sama kamu sayang," ucap Radit dari sebrang sana.

"Aku juga," jawab Anisa.

"Besok dari bandung aku langsung ke apartemen kamu sayang."

"Maaf Dit besok aku kerja."

"Emang kamu kerja apa dan di mana," tanya Radit bertubi.

Di kantor bagaskara Group, aku di terima jadi kariawan di sana," jawab Anisa dengan wajah senang bukan main.

"Selamat ya sayang, tapi kenapa harus kerja di sana? aku bisa kok memperkerjakan kamu di kantor papa ku, kenapa kamu tidak bilang jika kamu ingin bekerja di kantoran, tau gitu aku pasti bantu kamu untuk bisa bekerja di kantor papa, dan kita bisa bertemu setiap hari," Radit nampak kecewa karna Anisa lebih memilih melamar kerja di perusahaan lain.

"Aku tidak mau merepotkan kamu Dit, kamu sudah sangat baik pada ku, aku tidak ingin menambah beban pada mu, aku ingin mandiri dan membuktikan pada diriku sendiri jika aku bisa bertahan hidup di kota yang keras ini, aku hanya tidak mau selamanya bergantung pada orang lain karna bagaimanapun perasaan orang akan berubah seiring berjalan nya waktu."

"Apa maksut kamu sayang, apa kamu kira aku akan berubah atau aku akan berhenti mencintaimu?" tanya Radit dengan suara terdengan kecewa atas jawaban Anisa.

"Bukan itu maksut ku Dit, aku hanya manusia biasa yang tidak akan pernah lepas dari dosa dan hilaf, kita juga tidak tau rencana tuhan selanjutnya, sejatinya kita hanya menjalani namun tuhanlah yang menentukan segalanya, bukan nya aku tidak percaya pada cintamu namun aku tidak mau menaruh harapan yang begitu besar, mengingat diriku yang hanya sebatang kara, aku tidak pantas bersanding dengan mu yang terlahir dari leluarga terpandang dan memiliki segalanya," ucap Anisa dengan suara bergetar karna menahan tangis agar tidak terisak.

"Aku tidak perduli dengan semua itu sayang, aku sangat mencintaimu, aku tidak mau kehilangan kamu, apa kamu percaya itu?" tanya Radit untuk meyakinkan dirinya atas cinta Anisa.

"Aku percaya, aku juga sangat mencintaimu," jawab Anisa dengan air mata yang sudah keluar tanpa di komando.

Radit tersenyum bahagia mendengar jawaban Anisa, dia benar2 tidak mau kehilangan Anisa, meskipun sebenarnya kelakuan Radit akan menghancurkan hati Anisa.

Radit adalah pria yang mempunyai penyakit hiper ***, hasratnya cendrung tak bisa ia tahan dia akan mencari kepuasan di luar sana, namun dia tidak pernah menyentuh Anisa bahkan hanya berciuman saja Anisa menolak.

Dan Radit menghargai itu, dia juga tidak mau merusak Anisa, jika hasratnya sudah tak bisa ia tahan Radit akan mencari wanita penghibur di luar sana, namun selama ini Anisa tidak pernah tau tentang semua itu.

Terpopuler

Comments

Bundanya Pandu Pharamadina

Bundanya Pandu Pharamadina

antara Radit dan Nino

2024-08-13

0

Wisell Rahayu

Wisell Rahayu

wehhh parahhh si Radit

2024-06-18

1

lihat semua
Episodes
1 Anisa dan Nadira
2 Nino arya bagaskara
3 Pertemuan
4 Senyum-senyum
5 Kesedihan Anisa
6 Hari pertama bekerja
7 Kebohongan Radit
8 Kehilangan sahabat
9 Semakin dekat
10 Mencuri ciuman
11 Pesta
12 Di suruh menikah
13 Meminta maaf
14 Liburan 1
15 Liburan 2
16 Liburan 3
17 Liburan 4
18 Liburan 5
19 Hinaan
20 Kita putus
21 Janji Mama Zahra
22 Kekaguman mama Zahra
23 Menjadi ratuku
24 Aku juga mencintai mu
25 Menemui orang tua
26 Sebuah ciuman
27 Mesra di tempat umum
28 Pelecehan
29 Pindah ke rumah Nino
30 Pernikahan
31 Hewan buas
32 Bulan madu 1
33 Bulan madu 2
34 Pulang ke jakarta
35 Kembali bekerja
36 Bercinta di kantor
37 Kedatangan Nadira
38 Resepsi pernikahan
39 Anisa hamil
40 Nino kecelakaan
41 Hilang ingatan
42 Mulai tertarik
43 Nikah dadakan
44 Tangan tak tahu malu
45 Nino pulang
46 Siapa kamu
47 Sesak di dada
48 Sengaja menabur garam
49 Kesal
50 Titip Tia
51 Kebodohan Wulan
52 Di kira pembantu
53 Nasehat papa Al
54 Pura pura
55 Terlalu asin
56 Pagi terahir.
57 Talak
58 Penyesalan Nino
59 Ingin menjadi teman
60 Ayah pengganti
61 Ondel ondel
62 Di permalukan
63 Meminta maaf
64 Kelicikan Wulan
65 Tawaran pekerjaan
66 Anisa Pergi
67 Mama Zahra jatuh dari tangga
68 Wulan kabur.
69 Mengingat semuanya
70 Berpisah dengan Tia
71 Om tampan
72 Tia kritis
73 MAMA sayang kamu
74 Maaf kan aku
75 Dinding pemisah
76 Perlakuan manis
77 Mama Zahra
78 perjuangan cinta
79 Aku punya papa
80 Bicara dari hati ke hati
81 Ijab qobul
82 Bukan malam pertama
83 Penjelasan Anisa
84 Keluarga bahagia.
85 Ahir sebuah cerita
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Anisa dan Nadira
2
Nino arya bagaskara
3
Pertemuan
4
Senyum-senyum
5
Kesedihan Anisa
6
Hari pertama bekerja
7
Kebohongan Radit
8
Kehilangan sahabat
9
Semakin dekat
10
Mencuri ciuman
11
Pesta
12
Di suruh menikah
13
Meminta maaf
14
Liburan 1
15
Liburan 2
16
Liburan 3
17
Liburan 4
18
Liburan 5
19
Hinaan
20
Kita putus
21
Janji Mama Zahra
22
Kekaguman mama Zahra
23
Menjadi ratuku
24
Aku juga mencintai mu
25
Menemui orang tua
26
Sebuah ciuman
27
Mesra di tempat umum
28
Pelecehan
29
Pindah ke rumah Nino
30
Pernikahan
31
Hewan buas
32
Bulan madu 1
33
Bulan madu 2
34
Pulang ke jakarta
35
Kembali bekerja
36
Bercinta di kantor
37
Kedatangan Nadira
38
Resepsi pernikahan
39
Anisa hamil
40
Nino kecelakaan
41
Hilang ingatan
42
Mulai tertarik
43
Nikah dadakan
44
Tangan tak tahu malu
45
Nino pulang
46
Siapa kamu
47
Sesak di dada
48
Sengaja menabur garam
49
Kesal
50
Titip Tia
51
Kebodohan Wulan
52
Di kira pembantu
53
Nasehat papa Al
54
Pura pura
55
Terlalu asin
56
Pagi terahir.
57
Talak
58
Penyesalan Nino
59
Ingin menjadi teman
60
Ayah pengganti
61
Ondel ondel
62
Di permalukan
63
Meminta maaf
64
Kelicikan Wulan
65
Tawaran pekerjaan
66
Anisa Pergi
67
Mama Zahra jatuh dari tangga
68
Wulan kabur.
69
Mengingat semuanya
70
Berpisah dengan Tia
71
Om tampan
72
Tia kritis
73
MAMA sayang kamu
74
Maaf kan aku
75
Dinding pemisah
76
Perlakuan manis
77
Mama Zahra
78
perjuangan cinta
79
Aku punya papa
80
Bicara dari hati ke hati
81
Ijab qobul
82
Bukan malam pertama
83
Penjelasan Anisa
84
Keluarga bahagia.
85
Ahir sebuah cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!