Aku masih terbaring kaku dengan wajah dan badan yang berlumpur. Aku hanya bisa memejamkan mataku dan menangis ... kurasa hari sudah siang karena matahari mengenai mataku dengan terang. Sayup-sayup kudengar orang-orang berteriak dan berbicara ... aku pun berusaha berteriak untuk meminta pertolongan.
"Tolong ..... tolong .... tolong saya pak."
Masih tidak ada orang yang mendengar tapi aku tetap berusaha meminta pertolongan.
"Tolong ..... tolong .... tolong saya ... teriakku terus menerus.
Aku tak henti hentinya berteriak sampai kurasakan tenggorokanku sakit.
Aku berusaha lagi berteriak sekuat tenaga sambil tetap menangis. Aku merasa sangat sangat ketakutan.
"Tolong ..... tolong .... tolong saya pak."
Akhirnya suaraku terdengar oleh seseorang.
" Hei ... kesini, ada seorang anak kecil disini ... cepat."
Merekapun segera datang ke arahku dan
akupun segera dikeluarkan dari lumpur yang sudah bercampur dengan batu dan kayu-kayu.
Akupun segera dibawa mereka ke tempat tenda pertolongan yg sudah disediakan.
Dokter yang bertugas sukarela disana memeriksaku dan memberikan instruksi untuk membersihkan tubuhku dan segera membawaku kerumah sakit terdekat.
"Hati-hati !"
"Sepertinya anak ini mengalami patah tulang yang sangat berat, kata dokter yang bertugas."
Aku di bawa ke dalam ambulan yang sudah stand by di sana. Ambulan langsung melaju menuju kota ke rumah sakit yang ditunjuk.
Di rumah sakit Sehat Jaya aku diperiksa secara intensive. Ternyata aku mengalami patah tulang yang sangat berat.
Lengan sebelah kiri dan kakiku terluka akibat terhantam batu dan kayu. Aku harus segera di operasi.
Aku menangis meraung raung. Aku masih merasa asing di rumah sakit dan tak ada seorangpun yang aku tahu, aku hanyalah seorang anak kecil. Aku segera dibawa keruang operasi untuk segera ditangani. Dokter bedah tulang, dokter anastesi dokter lain yang ditujuk serta perawat-perawat bekerja dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi yang tinggi untuk menyelamatkanku.
Operasipun berjalan dengan sangat lama. Setelah selesai operasi aku di bawa ke ruang perawatan. Cukup lama aku tertidur karena pengaruh obat bius yang diberikan. Aku harus dirawat inap disana dalam jangka waktu yang lama.
Setelah aku tersadar dan merasa aneh dengan lingkungan yang ada, akupun kembali menangis sekeras-kerasnya. Aku berteriak-teriak sejadi-jadinya
" ibuuuu .... ibuuu .... ayahhhhhhhhh hu ... hu... hu😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
Aku merasa sendirian dan ketakutan.
"Dimana ibuku?"
"Dimana ayahku?"
Hu ... hu ... hu ... 😭😭😭😭😭😭😭😭
Tiba-tiba seorang perawat mendatangiku dan berusaha menenangkanku.
" Tenang nak .... tenang ... kamu aman dan selamat sekarang ... cup ... cup ... cup.
"Jangan menangis ya nak."
Perawat itu memelukku dan membelai-belai rambutku seperti ibuku. Pelukan perawat itu begitu hangat dan mententramkan hatiku. Aku sangat senang dan terhibur.
Akhirnya akupun tertidur dengan pulas dipelukannya.
Keesokan harinya aku terbangun dan disebelahku ada seorang ibu yang cantik sedang memandangiku dan menggenggam tanganku dengan erat. Ibu itu membelai-belai keningku dengan lembut. Di sebelahnya juga ada seorang pria yang gagah dan tampan menemani wanita itu. Mereka semua tersenyum padaku dengan hangat.
"Selamat pagi anak cantik, semoga hari ini keadaanmu tambah membaik kata wanita itu dengan tersenyum."
Aku menatapnya dengan kebingungan karena aku tidak mengenalnya.
"Saya ibu Herlina dan ini suami saya pak Anugrah, kata bu Herlina yang tahu Naira sedang kebingungan melihatnya.
"Kami berdua adalah teman kedua orangtuamu."
Syukurlah kamu masih selamat dan sekarang kamu sudah aman.
Tenang ya nak, kami akan menjaga dan melindungimu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Yani
Nyimak dulu
2022-07-15
0
Lani Siek Swie Lan
,simak lanjut
2022-04-19
0
Dianherlina Siswoyo
nyoba mampi
2022-02-28
0