Deg.
Ishaya tersentak atas ucapan itu, sementara itu Dirga hanya tersenyum dalam hati dan bertepuk tangan dengan batinnya sendiri.
"Dia, wanitaku," gumam Dirga.
Ishaya menatap tajam Alma dan mendorong bahunya. "Kau pikir kau siapa?"
Alma tersenyum dan menjulurkan tangannya. "Almaira Alshad, Calon istri kedua suamimu dan akan menjadi istri satu-satunya."
"Kau mimpi, Dirga tidak berani menceraikanku."
"Aku bahkan bisa menalakmu sekarang, tapi tidak hari ini," potong Dirga yang membuat senyum penuh kemenangan Alma mengembang.
"Dasar pelakor!" teriak Ishaya tidak terima atas perlawanan Alma dan Dirga.
"Alhamdulillah masih pelakor, daripada dirimu, pela*cur, kau berhubungan badan dengan suami orang dimana istri sahnya sedang menunggu di rumah, aku bersyukur aku melepas pria itu untukmu,dan gantinya aku mendapatkan suamimu."
Wajah Ishaya memerah kesal, kenapa Alma selalu saja punya jawaban atas segala tuduhan menohok dari nya, hal ini benar-benar membuat Ishaya kesal sendiri.
Melihat itu Arlan segera meraih tangan Ishaya. "Sudahlah, jangan ladeni mereka."
Ishaya menatap Alma sekilas dan mengatur napasnya. "Urusan kita belum selesai."
Arlan menarik tangan Ishaya pergi menjauh dari Alma dan Dirga. Semenjak kepergian mereka, Alma kembali lagi ke mode wanita gugupnya.
"M-maaf Om aku lancang."
"Kenapa? Justru itu adalah hal yang bagus, kau berusaha mempertahankan harga dirimu tanpa ku ajari, tingkatkan itu, sayang."
Alma mengangkat kepalanya dan suara hati. "Hah? Apa katanya? Sayang?"
Dirga meraih tangan Alma membawanya masuk ke toko pakaian tersebut melanjutkan sesi perbelanjaan, namun Dirga dibuat kesal karena Alma tidak memilih satu pun baju sehingga Dirga yang harus memilih semuanya.
"Kau benar-benar minta dihukum."
Setelah dari sana, Dirga rencananya ingin mengajak Alma makan malam, namun dia sudah terlanjur kesal sehingga dia hanya berjalan kasar menuju parkiran di malam itu.
"Om, Om marah yah sama Alma?" tanya Alma kaku.
Dirga meraih dagu Alma kasar. "Perhatikan wajah saya baik-baik Alma, saya sudah bilang kalau kau tidak memilih apapun saya akan menghukummu."
Glek!
Alma menelan ludah dengan kesusahan, Dirga melepas dagu Alma kemudian membuka pintu mobil memasukkan belanjaan mereka.
"Kau pulang sendiri, sebagai hukumannya, saya tidak akan mengantarmu dan kau harus pulang sendiri, saya akan menunggu kamu di apartemen."
"T-tapi."
Dirga tidak memperdulikan Alma, dia masuk ke mobilnya dan mengendarainya meninggalkan Alma disana.
Alma tidak membawa uang sepeserpun, dia kebingungan sekarang, malam itu lumayan dingin yang perlahan air dari langit jatuh menimpa wajahnya.
Alma yang kebingungan memilih berteduh karena memang tak lama kemudian hujan langsung mengguyur disertai angin yang membuat badan Alma mengigil.
Alma tidak membawa jaket jadi terang saja hal tersebut membuat Alma harus mengigil disana, Dirga yang sudah dijalan tiba-tiba saja merasa khawatir.
"Bagaimana nanti dia pulang? Keadaan sedang hujan."
Dirga memukul setir, sejenak dia menyesal meninggalkan Alma disana, dia segera putar balik menuju tempat di mana dia meninggalkan Alma dan benar saja dia mendapati Alma tengah berteduh disana.
"Shh!" Dirga mengambil payung dan turun.
"Alma!"
"Om?" Alma mengangkat kepalanya dengan badan gemetar.
Melihat itu Dirga segera membawa Alma ke pelukannya dan membantunya berjalan dibawah payung untuk masuk ke mobil, Dirga ikut masuk.
Dirga melepas kemeja nya kemudian memakai nya untuk menyelimuti Alma. Dia meraih tangan Alma kemudian meniupnya berusaha menghangatkannya.
"Maafkan saya, Alma."
•
•
•
TBC
Assalamualaikum
Jangan Lupa Like
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
BrightWin
apa sih omm lu nya yang buat lu nya juga yang nyesell,😭😭😭
2024-01-29
0
BrightWin
top Alma👍👍
2024-01-29
0
Tanza Dimas Heriyanto
si Om aneh banget yak
2023-12-17
0