"Lebih baik, kita berangkat, sekarang," Dirga menarik tangan Alma untuk pergi keluar dari Apartemen dan menuju mobilnya.
Dirga sengaja memberikan pekerjaan sebagai sekretaris kepada Alma krena dia sudah menyusun rencana yang bagus untuk Alma bisa merebut kembali perusahaan ritel milik kedua orang tuanya.
"Saya akan membawamu ke pusat perbelanjaan, disana kamu bebas memilih apapun yang kamu mau, dan jika kamu tidak memilih apapun saya akan memberikan kamu, hukuman.
Deg!
Kalimat Dirga benar-benar dingin dan bernada penuh ancaman yang membuat Alma sedikit bergidik dibuatnya.
"I-iya, Om."
Dirga membuka pintu mobil mempersilahkan Alma masuk ke dalam sebelum dirinya masuk ke kursi pengemudi.
"Kenapa gugup begitu?" tanya Dirga di sela-sela menyetir yang membuat Alma tersadar.
Alma hanya menunduk pelan. "T-tidak ada apa-apa, Om."
Dirga tidak bertanya lagi, dia kembali fokus menyetir melewati jalanan kota menuju pusat perbelanjaan yang dia ingin datangi.
Tak lama kemudian mobil yang di bawa Dirga sudah sampai di parkiran pusat perbelanjaan tersebut, Dirga mengajak Alma turun.
Sebenarnya Dirga membawa Alma kesini untuk membeli pakaian yang akan dia pakai besok ke kantor tapi jika Alma mau yang lain, jelas Dirga akan membelinya.
Alma terdiam gugup dan belum berani melangkahkan kakinya sebelum suara Dirga memecah keheningan pribadinya.
"Tunggu apa lagi? Ayo masuk."
Dirga menggenggam tangan Alma erat kemudian membawanya masuk kedalam pusat perbelanjaan itu, tujuan utama mereka adalah toko pakaian.
"Ingat jika kau tidak memilih sesuatu, aku akan memberikan mu hukuman malam ini."
Terdengar retoris yang mampu membuat pendengarnya merasakan atmosfer yang berbeda apalagi kalimat tersebut diucap dari bibir bersuara bariton milik Dirga.
"B-baik, Om."
Mereka melangkahkan kakinya masuk ke toko pakaian tersebut namun belum lama mereka disana, mereka berdua malah di pertemukan oleh dua orang yang sangat malas mereka jumpai.
Arlan dan Ishaya.
"Kamu ngapain bawa perempuan ini kesini?" Ishaya membentak protes kepada Dirga dengan menunjuk Alma.
Dirga memasukkan kedua tangannya ke saku celana dan tersenyum tanpa dosa. "Memangnya salah? Aku hanya mengajak kekasihku berbelanja."
"Menggunakan uang dari perusahaan ku?" Ishaya berdecak kesal.
"Ralat, uang dari hasil keringatku sendiri, perusahaan tanpa penggerak hanya sebatas perusahaan jadi jangan merasa bos disini."
Ishaya terdiam, dia sudah di skatmat oleh Dirga, entah kenapa sekarang Dirga pandai bermain kata tidak seperti dulu pasrah dan membiarkan semuanya terjadi begitu saja.
"Kau!" Ishaya menarik tangan Alma dab mengenggamnya kencang. "Apa kau tidak malu berhubungan dengan suami orang?"
Alma menatap Dirga yang membuat Dirga tersenyum dan mengangkat bahunya.
"Lepas! Harusnya kau berkaca, apakah kau tidak malu berjalan dengan suami orang juga?" Alma menepis tangan Ishaya.
"Wanita yang pintar." gumam Dirga puas.
"Tapi, dia sudah menceraikanmu."
"Dan sebentar lagi, Om Dirga yang akan menceraikanmu," jawab Alma meraih tangan Dirga dan menggandengnya mesra.
"Itu hanya ada dalam mimpimu!" balas Ishaya.
Alma tersenyum meremehkan. "Kenapa? Kau selingkuh tapi tidak mau diselingkuhi balik? Kalau kau takut akan sakitnya pengkhianatan harus nya kau tidak memulai, dan jika aku sudah mau, maka harus aku dapatkan."
"Dan kau tahu apa yang ku mau?" lanjut Alma berjalan ke arah Ishaya.
Wanita yang menggunakan hijab warna coklat itu meraih bahu Ishaya dan mendekatkan bibirnya ke telinga Ishaya. "Dan yang aku mau adalah, suamimu."
•
•
•
TBC
Assalamualaikum
Jangan Lupa Like
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
syahira alifa
hebat Alma
2023-11-25
1
Novie Achadini
alma pinter
2023-03-17
0
Cee Suli
waw waw waw keren banget kamu Alma
2022-12-28
1