Atas permintaan Asir dan Dewi, sang pengacara ayahanda Asir pun setuju untuk membacakan isi surat warisan kliennya.
“Sesuai amat beliau sebelum meninggal, dan isi surat ini telah di notariskan dan sah di pengadilan, bahwasanya seluruh harta kekayaan pak Reno di wariskan kepada kedua cucunya yaitu Emir, mendapatkan 50% dan Andri 50%.”
Duarr!!
Bak tertimpa bom atom! Asir dan Dewi syok bukan main.
Baik Asir mau pun Dewi tak mengira, jika Emir dan Andri adalah pewaris tahta.
“Ba-bagaimana bisa pak? Bukankah sebelumnya, pewaris tunggal harta kekayaan orang tua ku adalah aku?” Asir ingin gila seketika, saat mengetahui, ia hanya karyawan biasa di perusahaan milik ayahnya .
“Ya, itu benar, namun 3 hari sebelum beliau menghembuskan nafas terakhirnya, pak Reno meminta saya untuk mengubah isi surat warisannya, dan seluruh harta yang di atas namakan kedua cucu pak Reno, tidak dapat berpindah tangan, sebelum keduanya berusia 21 tahun.”
Asir dan Dewi mendadak pusing, terlebih rumah yang di tempati mereka sekarang atas nama Reno.
“Kok bisa begitu pak? Bapak pasti bercandakan?” Dewi menyangkal apa yang di katakan sang pengacara.
“Tentu bisa bu, dan putusan ini sebelumnya telah di tanda tangani pak Reno, beliau juga memberi stempel pribadinya di atas tanda tangannya.
Dewi memijat pelipisnya yang teras sakit, ia merasa perjuangannya selama ini sia-sia.
“Bisa saya baca suratnya langsung?” Asir meminta dokumen yang ada di tangan Ridho.
Ridho pun menyerahkannya, “Ini pak, tapi bapak tidak bisa menyimpannya, karena pak Reno menitipkannya pada saya, sampai kedua pewaris dewasa.” terang Ridho.
Asir yang telah membaca seluruh isi surat dokumen itu menjadi marah.
Brak!!
Asir membanting surat tersebut ke lantai, “Apa alasan papa membuat semua ini? Pada hal aku adalah anaknya satu-satunya, sial!!” Emosi Asir meledak-ledak atas keputusan yang ayahnya buat.
“Itu semua, karena pak Reno mengetahui hubungan pak Asir dan bu Dewi.” pengakuan dari Ridho membuat kedua pasangan selingkuh itu melihat satu sama lain.
“Jadi, bapak juga tahu mengenai hubungan kami?” Asir menghela nafas panjang. Ia seperti jatuh dan tertimpa tangga pula.
“Ya, saya tahu semuanya.” ucap Ridho.
Flash Back!
2 Bulan sebelum Reno meninggal, ia yang sedang menunggu lampu merah berubah jadi hijau, tak sengaja melihat putranya berada tepat di sebelah mobilnya.
Asir yang saat itu merokok membuka kaca mobilnya. Reno yang ingin menyapa putranya menghentikan niatnya, sebab ia melihat Dewi duduk di sebelah Asir seraya bertingkah manja.
Hatinya langsung curiga, terlebih Dewi mengecup pipi putranya berulang kali.
Hati Reno jadi tak tenang, ia tahu kalau Reno suka main perempuan sejak masih lajang, namun ia berpikir putranya telah berubah karena telah menikah dengan gadis cantik dan baik hati seperti Fi.
Reno yang ingin tahu kejelasan hubungan Asir dan Dewi, mengutus seseorang untuk memata-matai keduanya.
Seminggu kemudian, Reno yang baru pulang dari Dubai menemui orang suruhannya.
Dan dari hasil orang suruhannya, Reno dapat mengetahui, hubungan Asir dan Dewi sejauh mana.
”Kasihan kau Fi.” Reno mengelus dada atas sikap anaknya yang tak dapat berubah.
Ia juga merasa iba pada menantu dan kedua cucunya.
Reno yang kepikiran akan masalah keluarga dan pekerjaannya yang menumpuk, membuat penyakit lamanya kambuh.
Reno pun sempat di rawat di rumah sakit selama 1 bulan lebih.
Setelah ia merasa sehat, ia pun menemui Ridho untuk membicarakan masalah harta warisan.
Di sore yang telah teduh, Reno mendatangi Ridho ke kantornya.
“Selamat sore pak, silahkan duduk.” Ridho mempersilahkan duduk klien yang telah lama bekerja sama dengannya.
”Terimakasih pak.” Reno pun duduk di atas sofa, sesuai arahan Ridho.
“Ada angin apa bapak datang kemari? Pada hal bapak baru sembuh, harusnya istirahat dulu pak.” Ridho merasa penasaran akan kedatangan Reno yang tak memberitahu sebelumnya.
“Saya mau minta tolong.” wajah Reno kian sedih, membuat Ridho jadi prihatin.
“Minta tolong apa pak?” tanya Ridho.
“Bantu saya untuk mengubah isi surat warisan saya.” pinta Reno.
”Loh, kenapa pak? Bukankah pewaris tunggal bapak adalah pak Asir?” Ridho merasa heran dengan permintaan Reno.
“Ya, bapak benar, tapi saya ingin mengubahnya, tolong tuliskan...” Reno pun menjelaskan bagian yang di dapatkan kedua cucunya.
“Kenapa tiba-tiba bapak ingin mengubahnya? Bukankah sama saja, jika pak Asir yang jadi pewaris? Nanti juga akan di wariskan untuk nak Emir dan Andri.” terang Ridho.
“Putra ku main gila dengan adik iparnya, aku takut, jika putra ku akan berbuat curang, sebab aku tahu sifatnya, demi wanita yang ia incar, apapun akan ia lalukan dan korbankan, semasa ia lajang, anak ku pernah menjual tanah 50 hektar, demi membeli rumah pada wanita yang baru ia kenal, itu juga secara online pak. Saya tak bisa membayangkan kalau nanti dia menjual seluruh harta ku demi wanita lainnya setelah aku mati, aku tak tega jika istri ku, menantu dan kedua cucu ku sengsara, jadi tolong, bantu saya menyelesaikannya secepatnya.”
Setelah menjelaskan semua keresahan hatinya, Ridho pun mengerti.
“Baiklah pak, bapak tak usah khawatir, saya akan langsung mengurusnya.” ucap Ridho.
“Terimakasih banyak pak.” Reno menjabat tangan Ridho sebelum ia pulang.
1 hari sebelum Reno meninggal dunia, Ridho datang menemui Reno ke kantornya.
Keduanya berbincang di sofa yang ada dalam ruangan Reno.
“Saya sudah menyelesaikannya pak.”Ridho pun menyerahkan surat warisan terbaru yang di minta Reno.
Setelah Reno membacanya, ia sedikit tenang, “Terimaksih banyak pak, dan tolong.” Reno menyerahkan kembali surat tersebut pada Ridho. “Saya titip surat ini pada bapak, tolong, apapun yang terjadi, jangan pernah menyerahkan surat ini pada Asir, dan jangan mau membantunya, apa bila ia ingin mengubah surat warisan saya, saya harap bapak jangan bersedia.”
“Saya janji, akan menjaga amanat dari bapak.” atas kerja sama baik yang telah mereka lakukan selama ini, Ridho bersedia memenuhi keinginan Reno.
Flash Back Off.
Mendengar cerita dari Ridho, Asir dan Dewi mendadak lemas tak berdaya.
Artinya, si Asir hanya orang miskin? batin Dewi.
Asir merasa menyesal atas kecerobohan yang ia lalukan.
“Saya akan memberi berapapun, asal bapak membantu saya.” Asir mencoba melakukan negoisasi.
Ridho pun tertawa getir, “Bukankah bapak baru dengar apa yang saya ceritakan? Sudah jelas, saya tidak akan mengkhianati pak Reno, sebaiknya bapak berbaik hati pada keluarga kecil bapak, atau bapak sendiri yang akan rugi.” Ridho menasehati Asir, agar bijak dalam menentukan pilihan.
Asir yang marah meremas wajahnya, “Orang tua tak berguna! Baik mama atau papa, dua-duanya kurang ajar! Tak pernah memikirkan masa depan anaknya!” Asir jadi emosi sendiri.
...Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Alanna Th
😱👍😘😍💗💗😂🤣🤣
2023-06-05
0
Widi Widurai
kayany bapakny uda tau klakuan bejat anaknya. wah pasti anakny direbut mreka
2022-11-22
1
lina
durhaka ni s asir
2022-08-05
2