Sesampainya Fi di depan pintu gerbang kosannya, ia pun turun dari dalam mobil kekasihnya.
”Terimakasih mas, sudah mengantar ku.” Fi tak hentinya memberi senyum pada kekasihnya.
“Sama-sama sayang, jangan lupa, kabari aku secepatnya.” ucap Asir.
“Iya mas, kau tenang saja, ya sudah aku masuk dulu, kau juga pulanglah mas, hati-hati di jalan.” Fi melambaikan tangannya pada Asir.
“Terimakasih sayang.” setelah itu, Asir melajukan mobilnya membelah jalan raya menuju kediamannya.
Setelah sang kekasih luput dari pandangannya, Fi masuk ke dalam kosan berlantai 2 dengan bangunan sederhana.
Ia yang lewat dari sekumpulan para gadis kampus yang sedang bergosip
menegur dirinya.
“Fi, enggak salah kau pacaran dengan Asir?” ucap salah seorang wanita yang dulu adalah teman satu jurusan dari Asir yang bernama Yeri Lim.
“Iya, kami pacaran kak.” jawab Fi seadanya.
“Pasti gosip itu belum sampai ke telinga mu.” mendengar penuturan wanita itu, Fi mengernyitkan dahinya.
“Soal apa ya kak?” seketika Fi menjadi penasaran.
“Asir itu bukan lelaki baik Fi, sebaiknya kau pikir dua kali kalau ingin berpacaran lebih lama dengannya, karena si Asir terkenal dengan sifat buayanya, hanya karena dia anak orang kaya, dia bisa seenaknya gonta ganti pacar, dan yang paling parah, dia pernah memutusakan 2 kekasihnya, hanya karena wanita itu memiliki jerawat, Asir itu pengincar gadis-gadis berparas cantik!” terang Yeri dengan bersemangat.
“Ma-masa sih kak? Tapi pada ku dia sangat baik.” Fi yang tak menemukan kecacatan dalam perilaku kekasihnya, tak begitu saja mempercayai apa yang di katakan Yeri tersebut.
“Terserah,.kau kalau tak percaya, tapi kau pasti menyesal kalau sampai mengenal dia lebih lama, apa lagi sampai menikah, ku yakin takkan bertahan lama, karena dia akan mengganti mu, apabila kau punya luka atau kerutan satu garis saja di area tubuh mu.” cerita buruk yang Yeri katakan membuat Fi jadi bimbang akan hubungannya dengan Asir.
“Terimakasih kak, sudah memberitahu ku, aku pasti akan memikirkan apa yang kakak katakan.” setelah itu, Fi naik ke kamar kos nya yang berada di lantai 2.
Retek!
Krieeet...!!!
Ia membuka pintu kamar pelepas lelahnya, selanjutnya Fi merebahkan tubuhnya ke atas kasur lantai berukuran 120x200.
“Hufff!!” gadis cantik itu menghela napas panjang seraya meletakkan punggung tangannya ke keningnya.
“Apa benar, yang di katakan kakak itu? Memang sih, aku baru mengenalnya dua bulan, aku juga tak pernah sempat bertanya soal dirinya lebih jauh, yang ku tahu hanya dia baik dan alumni di kampus ku.” setelah berpikir sejenak, Fi pun berinisiatif untuk menanyakan langsung pada Asir.
Mas, apa kau kenal Yeri? ✉️ Fi.
Maksud mu, Yeri Lim? ✉️ Asir.
Ya, dia menceritakan soal dirimu pada ku, yang suka gonta ganti pasangan ✉️
Drrrrrt... Asir mendial nomor Fi setelah membaca pesan terakhir yang di kirim gadis cantik itu.
Dimana kau bertemu dia sayang? 📲 Asir.
Disini, aku satu kos dengannya mas. 📲 Fi.
Itu bohong, jangan percaya, dia itu adalah mantan ku, karena dia ketahuan selingkuh, aku memutuskannya, ku pikir itu takkan masalah untuknya, karena dialah yang mendua, tapi aku salah, dia justru menjadi dendam dan selalu menyebar cerita bohong tentang ku pada mu, dan juga orang-orang. 📲 Asir.
Benarkah? Apa kau yakin mas? 📲 Fi.
Tentu, kau akan rugi jika mendengarkan apa yang dia katakan, Yeri takkan membiarkan ku bahagia, karenanya, 2 orang wanita memutuskan ku. Ku harap kau jangan jadi yang ketiga, aku mohon, jangan karena apa yang ia katakan, kau memutuskan ku. 📲 Asir.
Fi menjadi bimbang, antara ingin menyudahi hubungannya, atau lanjut tanpa menghiraukan apa kata Yeri.
Mas, sebaiknya kau jujur pada ku, kalau memang ingin menikah dengan ku, aku pasti memaafkan masa lalu mu, sejelek apapun itu, asal tak ada yang kau sembunyikan dan kau berjanji takkan mengulanginya lagi, aku pasti menerima mu. 📲 Fi.
Ya Allah Fi, aku tak seperti yang dia katakan, aku di cap playboy, hanya karena fitnahannya pada orang-orang, sayang percayalah pada ku, jika aku memutuskan ku hanya karena masalah tak benar ini, maka aku akan gila! Lebih baik aku mati, dari pada hidup tapi tak bersanding dengan mu. 📲 Asir.
Ancaman dari sang kekasih membuat Fi takut. Pasalnya jika terjadi apapun pada Asir, ia akan terseret walau hanya sebagai saksi di kepolisian.
Baiklah mas, kau jangan berbuat nekat, bunuh diri hanya akan menjadikan mu kayu api neraka, kekal takkan di hisap sampai kapanpun. 📲 Fi.
Aku tak main-main sayang, karena separuh jiwa ku telah bersama mu, jadi... jika kau pergi, maka hidup ku akan hampa, takkan ada guna jika aku masih bertahan di dunia yang ramai, tapi sunyi tanpa mu. 📲 Asir.
Oke, maafkan aku yang sempat meragukan mu, mulai sekarang, aku tak akan mendengar apa kata orang lain, dan aku hanya percaya dengan apa yang kau katakan. 📲 Fi.
Terimakasih sayang atas pengertiannya, akan ku buktikan pada mu, kalau aku tak seperti yang Yeri katakan. 📲 Asir.
Iya mas, ya sudah kalau begitu, aku tutup dulu, karena aku belum mandi dan masak. 📲 Fi.
“Oke sayang ku. 📲 Asir.
Setelah sambungan telepon terputus, Fi bangkit dari kasurnya, setelah itu ia membawa sabun dan handuk menuju kamar mandi yang berada di luar kamarnya.
Setelah selesai mandi, Fi mengambil tempe yang telah ia potong-potong sebelum Pergi kuliah dalam toples bekas tempat permen kopi-kopinya.
Tek! Ia pun menyalakan kompor portable mini yang biasa di pakai anak kos.
Setelah itu, ia meletakkan minyak dalam wajah kecil yang biasa ia gunakan untuk memasak sehari-hari.
Fi yang kurang mampu hanya dapat makan seadanya di setiap harinya.
Bahkan demi menghemat uang, ia hanya makan nasi putih tanpa lauk.
Ia kuliah berkat kemampuan otaknya yang memenangkan beasiswa sampai lulus. Kalau bukan karena itu, mustahil baginya menduduki bangku perguruan tinggi.
“Apa kalau aku menikah dengan mas Asir, hidup ku akan berubah??”
Ia yang iba pada ibu sambung yang berjuang untuk sekolah menengah atas sang adik, berniat menerima lamaran Asir.
Ia berharap, kelak jika menikah dengan lelaki pilihannya, ia dapat menyisikan uang untuk keluarga kecilnya yang miskin.
Keesokan harinya, setelah pulang kuliah, Fi kembali ke rumahnya dengan menaiki bis.
Setelah menempuh perjalanan selama 6 jam, akhirnya ia tiba di depan rumah gubuk berdindingkan bambu yang hampir rubuh.
“Assalamu'alaikum bu.” Fi yang santun mengucap salam sebelum masuk rumah.
“Waalaikum salam.” sahut Dewi sang adik.
Dengan hati-hati, Fi membuka pintu rumah yang engselnya telah dol.
“Ibu mana Wi?” tanya Fi, sebab ia tak melihat Yuri dimana pun.
“Dia pergi kerja harian,” jawab Dewi yang duduk di atas lantai tanah beralaskan karpet plastik merah.
...Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
StelLalina
thor, fi aja ya nmanya ?
2023-01-15
0
Borahe 🍉🧡
owalah pantes. udah dari dulu bejatnya ternyata. ng heran sih
2022-09-28
1
Ghiie-nae
dasar...Asir buaya darat...
2022-07-24
0