Dika Dosen Killer

Flashback of.

Reynal mengusap wajahnya kasar ketika mengingat kesalahannya di masa lalu. Pria tampan itu merasakan sesak di dada mengingat bagaimana rasa sakit yang diderita oleh Bella karenanya.

“Aku tahu kesalahanku fatal, Bell! Tapi, aku janji akan berubah, aku akan membuat kamu bahagia dan melupakan rasa sakitmu, karena rasa bahagia yang aku beri!”

Reynal bergumam sungguh-sungguh dengan penuh tekad, meski ada rasa ragu di dalam hatinya bila Bella mau menerimanya kembali.

Sebab, bila berpikir secara logika, orang yang telah disakiti dan dikhianati pasti takkan mau kembali merajut kasih dengan orang yang sama, yang telah menyakiti dirinya.

*

*

Di tempat lain, seorang pria tampan berkacamata sedang memeriksa skripsi anak didiknya. Pria itu mengernyitkan dahinya di kala ponselnya berdering.

“Assalamu’alaikum, Pa!”

“Wa’alaikumussalam. Dika, kamu kenal Bella Pahlevi Lubis?”

“Kenal, Pa. Dia anak didikku yang lagi menyusun skripsi, Pa!”

“Mudahkan dia sidang nanti, jangan persulit karena keluarganya adalah donatur di kampus kita!” 

“Tapi, Pa …”

Tut … tut.

Panggilan terputus membuat Dika mengumpat, pria itu merasa sangat kesal karena sang ayah memutuskannya sepihak.

“Ck … memang sangat sulit kalau berurusan dengan orang kaya, mereka dengan mudahnya masuk kuliah kapanpun yang mereka mau, dan begitu mudah lulus kuliah hanya bermodal ancaman dan uang!”

Dika merasa sangat kesal, pria tampan itu sangat tak suka dengan orang kaya semena-mena, dia teringat wajah Bella yang memelas meminta skripsinya di ACC.

Meski dia akui skripsi yang di susun oleh Bella bagus, hanya saja ada beberapa yang masih belum rapi.

Dika merupakan dosen muda killer di kampus Bella, usianya sudah menginjak kepala tiga, pria itu sangat perfeksionis, jadi dia tidak menerima kecacatan dalam hal apapun, termasuk skripsi.

Ayah Dika merupakan rektor di kampus nya mengajar.

“Huff … rasanya ingin ku beri pelajaran anak itu karena udah mengadu pada ayahnya!” gumam Dika gemas ketika teringat Bella.

*

*

*

Pagi menyingsing, cahaya matahari yang kekuningan masuk ke dalam  celah jendela kamar seorang wanita cantik.

Wanita itu merasa terusik ketika wajahnya di tepuk oleh tangan mungil, membuat wanita itu mau tak mau membuka matanya perlahan.

“Kenzo udah bangun ya?”

Bella tersenyum manis menggenggam tangan mungil balita itu. Setiap malam Kenzo dan Bella tidur bersama karena semenjak bocah itu bertemu dengan Bella.

Kenzo merasa sangat ingin dekat dengan Bella, begitu juga sebaliknya. Keduanya memiliki kontak batin antara ibu dan anak.

Tak jarang Bilqis dan Kemal menangis melihatnya, mereka ingin sekali menjelaskan pada Bella bahwa balita yang dianggapnya adik itu adalah darah dagingnya sendiri.

“Tatak,” panggil Kenzo dengan aksen anak kecilnya membuat bella merasa gemas.

“Iya, Sayang! Adik kakak yang paling ganteng sedunia!” Bella mencium gemas pipi gembul Kenzo membuat bocah itu tertawa cekikikan.

Bella melihat arah jarum jam yang ternyata sudah menunjukkan jam 8 pagi, wanita itu segera beranjak membawa Kenzo untuk mandi bersama dengan dirinya, karena dia tak ingin telat ke kampus untuk bertemu dengan dosen killer nya itu.

*

*

Bella ******* tangannya sendiri karena merasa gugup bertemu dengan dosen Dika, wanita itu memberanikan diri untuk masuk ke dalam ruangan dosennya itu.

“Huff .. ayo Bell, kamu pasti bisa!” gumam Bella sungguh-sungguh.

Di saat Bella membuka pintu, bertepatan dengan Dika yang membuka pintu dari dalam, hingga Bella hampir terjatuh.

“Astaghfirullah!” pekik Bella terkejut berharap Dika mau menahan pinggang nya agar tak jatuh.

Namun, harapan tak sesuai kenyataan, Bella menjadikan gagang pintu sebagai pegangan agar dirinya tak jatuh mencium lantai.

“Sedang apa kamu?” tanya Dika dingin dengan wajah tanpa dosa melihat Bella yang hampir terjatuh.

“Bapak, nggak lihat kalau saya hampir jatuh?” Bukan menjawab Bella malah bertanya balik karena merasa kesal sebab Dika tak menahan tubuhnya.

“Berani kamu berbicara dengan suara yang tinggi dengan saya?” tanya Dika dingin menusuk jantung Bella.

Wanita itu menelan ludahnya karena baru sadar dengan siapa dia berbicara. Wanita itu merutuki dirinya karena tak bisa menjaga nada bicaranya.

‘mati aku’ batin Bella menyesal.

“Ma-maaf, Pak,” cicit Bella pelan.

Dika menarik sudut bibirnya tersenyum sinis.

“Tidak perlu meminta maaf pada saya, karena seharusnya saya yang minta maaf sama kamu!” ujar Dika membuat Bella merasa heran.

‘kesambet apa nih, Dosen killer? Kenapa tiba-tiba minta maaf?’ batin Bella heran.

“Kenapa seperti itu, Pak?” tanya Bella polos. 

“Karena kamu orang kaya! Bukankah, orang kaya itu bebas yah, mau buat salah tetap benar, mau buat benar makin benar!”

“Seperti kamu yang salah menyusun skripsi tapi saya yang disalahkan karena dianggap telah mempersulit kamu!” 

Dika berkata sarkas dengan nada dingin menghujam hati Bella membuat wanita itu bungkam seribu bahasa.

*

*

Wkwkwk … ayo kalian tim mana?

Reynal dan Bella.

Bella dan Dika.

Bersambung.

Jangan lupa like komentar vote dan rate 5

Salem Aneuk Nanggroe Aceh.

Mampir juga ke novel temen author.

 

Terpopuler

Comments

juria ria

juria ria

bela dan dikaa...

2024-03-14

0

Dyah Oktina

Dyah Oktina

bela ... sm deka ... thor

2023-06-05

0

Adiza Erlita

Adiza Erlita

mimpii!!!!
mana sudi bella balik sma lo lagi!

2023-03-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!