Reynal menundukkan kepalanya, dia hanya mendengar sang ayah mengomeli nya, karena semenjak skandal perselingkuhan dan kejahatannya pada Bella ketahuan membuat statusnya yang dulu anak kesayangan berubah menjadi anak sialan.
"Masih untung mertuamu bersikap profesional tidak mencampuri urusan pribadi dan perusahaan, kalau tidak bisa-bisa perusahaan yang kakek mu bangun ini gulung tikar karena gagal kerja sama dengan mereka!"
Brahmana memaki Reynal, pria paruh baya itu bersyukur Kemal dan Arka Cs tidak membatalkan kerjasama dengan perusahaan nya.
Meski sama-sama kaya, tetap saja kekayaan keluarga Reynal tak bisa menandingi kekayaan keluarga Lubis ayah Bella, karena keluarga Lemos, Sanjaya dan Dicaprio berada di belakang keluarga Lubis.
"Maaf, Pa!" ujar Reynal tak berani menatap wajah ayahnya yang sedang marah besar karena Reynal terlambat.
"Maaf-maaf! Kamu pikir kata maaf mu itu bisa buat menantu dan cucuku hidup kembali, huh! Ah … lama-lama aku di sini bisa mati berdiri karena kesal lihat wajah kamu!"
Brahmana keluar dari ruangan Reynal membuat pria itu menghela nafas lega karena tak lagi mendengar omelan ayahnya.
"Rasanya aku ingin marah pada Tuhan! Tapi, saat sadar akan kesalahan ku pada Bella, aku pantas mendapatkan penghinaan semua ini!" gumam Reynal pelan.
Pria tampan itu berjalan ke meja kerjanya, lalu menghempaskan bokong pada kursi kebesarannya.
Reynal memeriksa berkas-berkas laporan keuangan dan lainnya selama dia tidak masuk kantor. Pria itu bekerja dengan serius.
Sesekali dia menghela nafas berat karena teringat akan sosok istrinya.
"Kalau aja ada kamu, Bell. Pasti kamu bakal bantuin aku ngurusin perusahaan!" gumam Reynal penuh kerinduan dan penyesalan.
Saat jam makan siang tiba, Reynal berhenti sejenak. Pria itu menyandarkan tubuhnya pada kursi kebesarannya lalu memijat kepalanya yang berdenyut.
Reynal menarik sudut bibirnya tersenyum miris. Dia teringat sosok Bella yang sering memijat kepalanya saat Reynal merasa lelah.
Meski Reynal terus menolak dan mengumpat Bella karena telah lancang menyentuh kepalanya.
"Benar kata kamu, Bell. Kalau rindu itu berat dan segala sesuatu itu berharga setelah hilang!"
"Kamu juga pernah bilang kalau suatu saat kamu akan pergi dari kehidupan aku, Bell. Tapi, bodohnya saat itu aku malah nyuruh kamu untuk cepat-cepat pergi dari kehidupan aku agar aku bisa menikah dengan Meylin!"
Reynal meneteskan air matanya kembali ketika teringat sosok Bella. Dia ingat istrinya itu pernah mengatakan akan pergi jauh dari hidupnya.
"Iya benar, aku cinta sama kakak. Aku sayang sama kakak dan aku tahu kalau cinta ku lebih tulus daripada cinta kakak pada Meylin si gundik itu!"
"Tapi, asal kakak tahu kalau cinta dan ketulusan ku ini ada batasnya. Suatu saat aku akan pergi dan akan aku pastikan kakak akan menyesal!"
"Menyesal karena sudah kehilangan orang yang tulus mencintai kakak!"
"P*rsetan dengan cinta kamu itu. Aku berharap kamu cepat-cepat pergi dari kehidupanku agar aku bisa menikah dengan Meylin! Dan asalkan kamu tahu kalau aku tidak akan menyesali kepergianmu!"
Reynal tertawa getir dengan air mata yang berderai. Dia menatap langit-langit ruangannya.
"Kamu benar, Bell. Kalau aku menyesal karena sudah menyia-nyiakan istri sebaik kamu! Aku membuang permata dari genggaman ku dan memilih batu zamrud yang ternyata batu kali!"
Di tengah-tengah penyesalan Reynal. Seorang pria tampan bertubuh tegap masuk ke dalam ruangannya tanpa permisi.
Reynal segera menoleh ke arah pintu masuk, ingin mengumpat orang yang masuk tanpa permisi. Dia menghapus air matanya dengan kasar.
"Kurang …"
Umpatan Reynal berhenti saat melihat sosok pria tampan yang tak lain adalah kakak iparnya Brayen.
"Kak!" Reynal berdiri ingin menyambut kakak iparnya.
Namun …
Brayen malah melempar map coklat ke atas meja Reynal.
"Tanda tangani itu sekarang!" tegas Brayen dingin membuat Reynal menelan ludahnya kasar.
Pria itu segera membuka map coklat itu. Dahi Reynal berkerut keheranan saat membaca surat gugatan cerai dari pengadilan agama.
"Surat cerai?"
"Iya, jangan bacot! Cepat tanda tangan!" Brayen berkata dengan nada dingin sedikit membentak menatap tajam Reynal seolah-olah ingin menelan hidup-hidup.
"Buat apa surat cerai, Kak! Toh, Bella sudah meninggal."
Reynal berkata dengan jujur merasa heran dengan maksud surat cerai itu.
"Lalu kenapa kalau adikku meninggal? Aku dan keluargaku hanya ingin kamu dan adikku tetap bercerai meski dia sudah meninggal! Asal kamu tahu kalau gugatan cerai sudah duluan Bella ajukan sehari sebelum dia pendarahan!" tegas Brayen membuat Reynal terkejut.
Pria itu tak pernah menyangka Bella akan menggugat cerainya.
"Aku tidak mau!" balas Reynal tak kalah tegas membuat Brayen murka.
Pria itu menarik kerah kemeja Reynal lalu menatap tajam adik iparnya itu.
"Apa alasan mu tidak mau, s*lan?! Apa kamu enggak malu dengan perbuatan keji mu, huh?!" bentak Brayen menggelegar.
"Buat apa tanda tangan kalau istriku sudah meninggal? Atau jangan-jangan Bella belum meninggal?"
Reynal balik bertanya dengan nada dingin membuat suasana hening.
*
*
*
Maaf ya kak telat up … seperti biasa kalau novel belum kontrak author jarang crazy up, nanti setelah kontrak baru crazy up …
Love you kakak reader ❤️
Bersambung.
Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰🥰
Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
Bella tidak mungkin akan kembali lagi dengan kau Reynal, lelaki dayus 😏
2024-08-08
0
Sandisalbiah
jelas Reynal jd curiga.. Bella udah meninggal, otomatis cerai mati lalu utk apa lagi tanda tangan surat cerai.. ternyata gak bego² amat si Reynal krn masih mikir ke sana tp saat dia selingkuh dgn meylin otaknya nyungsep kemana kok gak di pake, mana ada perempuan baik² yg mau jd selingkuhan suami org..
2024-08-04
0
Wati_esha
Tq update nya ya.
2023-08-06
0