Selesai sudah pengumuman dari Ketua OSIS, Cha dan Shanti beranjak dari depan, mereka meninggalkan aula. Ketika mereka hendak keluar sekolah, tiba-tiba...
"Tunggu.....!" kenapa kalian buru-buru keluar, bagaimana kalau aq traktir makan siang di cafe dekat sekolah kita, ya sambil membicarakan acara PENTAS SENI", kata Yoga yang tadi mengejar kedua sahabat tersebut.
"Oh boleh-boleh, asyiiik ditraktir cowok cakep, ketua OSIS lagi", celetuk Shanti dengan semangat.
"Duh kayaknya gw duluan deh pulang, tar nyokap nyariin lagi", kata Cha.
"Yaaaaa mana enak gw sendirian Cha cewek nya, ayolah Cha sesekali kita makan bareng Ketua OSIS", Shanti mencoba membujuk Cha agar mau ikut bersama mereka.
Cha lalu berfikir sejenak, dia menimbang-nimbang keinginan sahabatnya. "Mmmmm baiklah, tapi jangan lama-lama ya tar gak enak sama nyokap gw Shan", bisik Cha sama Shanti.
"Yeeeeee, yuk lah kita berangkat", mereka berempat ada Yoga dan Bimo, Cha dan Shanti menuju parkiran dimana mobil Yoga terparkir.
Mereka pun masuk ke mobil, dan didalam mobil, Shanti paling heboh berbicara, Yoga hanya senyum-senyum saja melihat tingkah Shanti yang heboh. Yoga juga melirik Cha dari kaca spion nya.
"Khemmm khemmm....., fokus-fokus nyetirnya, jangan lirik-lirik bahaya loh....", sindir Shanti yang tidak sengaja memergoki Yoga sedang melihat Cha dari kaca spion.
"Hehehehe, nih juga fokus kok Shan..., oh ya gimana dengan kalian, mau nampilin apa buat PENTAS SENI nanti", Binyu mencoba mengalihkan pembicaraan supaya Shanti tidak terus-terusan menggodanya.
"Blom kepikiran mau nampilin apa, lihat nanti aja deh, yang penting sekarang kita isi perut dulu, gw sudah laper nih....", Shanti sudah tidak sabar ingin cepat-cepat sampai di cafe.
"Nah tuh cafenya, kita dah sampai, yuk turun, gw juga dah kelaparan nih", Bimo ikut menimbrung kata-kata Shanti.
Mereka pun keluar dari mobil dan menuju ke Cafe. Tempat nya tidak begitu ramai, tapi masakannya mantep-mantep enak. Shanti dan Bimo bergegas masuk ke dalam cafe, sedangkan Cha jalan bareng Yoga. Mereka tidak ada yang berbicara sampai ke tempat duduk yang sudah dipilih Bimo dan Shanti.
"Bimo..., lo duduk samping gw aja, gw pengen ngobrol lebih dekat dengan Lo, sini-sini", lalu Shanti menarik tangan Bimo untuk duduk disampingnya. Shanti sengaja melakukan itu agar Cha dan Yoga bisa dekat. Karena Shanti lebih suka kalau Cha dengan Yoga dibanding dengan Binyu.
"Ih....Shan, kenapa duduk nya pisahan gini, gak enak tau dilihat orang berpasang-pasangan, tar dikirain pacaran lagi", kata Cha dengan wajah sewotnya.
"Aamiin, semoga terjadi", kata Shanti yang emang seneng banget menggoda Cha. Shanti senyum-senyum melihat tingkah sahabatnya itu, Shanti juga melirik Yoga yang ternyata pura-pura cuek dan tanpa ekspresi.
"Udah ayuk kita pesan makanan, masa gara-gara duduk aja jadi batal makan, dah laper nih......", Bimo nyeletuk.
Akhirnya mereka berempat makan bersama. Shanti dan Bimo paling heboh, mereka membuat suasana tidak dingin seperti es. Sesekali Bimo menggoda Shanti, dan sebaliknya Shanti juga menggoda Bimo. Mereka tidak sadar bahwa pasangan yang berada dihadapan mereka lagi kesel dan bahagia. Ya, Cha kesel karena Shanti sengaja membuat nya dekat dengan Yoga. Sedangkan Yoga bahagia bisa makan berdua dan duduk bersebelahan dengan Cha.
Tiba-tiba handphone Cha berdering, Cha buru-buru melihat handphone nya dan tertera nama Binyu. Cha menjauh dari mereka dan mengangkat tlp nya.
"Assalamu'alaikum bang...", kata Cha dengan bahagianya. Akhirnya orang yang dipikirkan tlp juga.
"Wa'alaikumussalam Cha, gimana khabarnya, kamu baik-baik aja kan. Abang minta maaf karena tidak bisa memberikan khabar sama kamu karena ortu abang lagi membuat persiapan acara kumpul keluarga, jadi abang bener-bener sibuk Cha, maaf ya udah buat kamu khawatir sayang", kata Binyu yang berpura-pura menyesal.
"Iya bang, Cha khawatir sama abang, Cha takut kenapa-kenapa abang disana. Tapi bener abang sehat disana kan?" tanya Cha yang merasa khawatir dengan Binyu.
"Iya sayang...., abang sehat kok, mungkin beberapa hari lagi abang balik ke M****, sayang mau dibawain oleh-oleh apa nih...?" tanya Binyu.
"Cha gak mau oleh-oleh, Cha cuma mau abang cepat pulang, Cha udah kangen, sepi tau bang pas abang gak ada disini", jawab Cha yang bersikap manja di tlp.
"Hehehe abang juga kangeeeen banget sama kamu sayang, udah gak sabar pengen peluk kamu", Binyu menggoda Cha.
Sedangkan Cha yang diseberang tlp, senyum-senyum mendengar kata-kata Binyu. Wajahnya juga merah merona, syukur gak ada orang yang lihat, kalau gak bisa dikirain lagi nahan sakit perut.
"Sayang kok diem sih, emang gak mau ya nanti kalau ketemu abang peluk, atau mau abang cium langsung..?" Binyu semakin menggoda Cha. Dia tau kalau Cha adalah gadis polos dan pemalu.
"Ih....abang, jangan godain Cha terus dong. Ya udah Cha tunggu abang ya di sini, salam buat keluarga disana", kata Cha dan menyudahi tlp nya.
"Iya sayang nanti abang sampaikan ya salam dari camen yang cantik, sampai ketemu sayang di M**** muach", Binyu pun menyudahi tlp nya.
Cha kembali ke meja dimana temen-temen nya sedang menunggu. Shanti yang melihat Cha dari jauh, udah menebak pasti Binyu yang tlp.
"Shan, yuk balik tar kelamaan, gak enak sama nyokap gw", kata Cha dengan wajah yang cuek.
"Loh, kenapa buru-buru Cha, kita kan baru kelar makan, ya nyantai la sebentar disini", Yoga mencoba menahan Cha agar mau menunggu sebentar lagi.
"Iya nih Cha, cepet amat baliknya, si amat aja blom balik-balik, hehehehe", canda Bimo supaya suasana tidak tegang.
"Ayolah Cha sebentar lagi, lagian lo juga dari tadi nerima tlp, masa langsung pulang begitu selesai tlp nan. Kita nyantai dulu sini ya", Shanti mencoba merayu Cha supaya pulangnya lebih lama dikit.
Cha pun berfikir, dia juga merasa gak enak sama Yoga dan Bimo. Terutama Yoga, dia sudah mau mentraktir makan siang. "Iya deh tar lagi pulangnya, tapi gak lama-lama ya, gw takut sama nyokap", Cha mengingatkan Shanti.
"Nah gitu dong cantik, tar gw anter deh pulang kerumah, ok", kata Shanti.
mereka berempat pun ngobrol sambil tertawa, apalagi Shanti yang hebohnya gak ketulungan, sampai pengunjung lain sesekali melirik ke meja mereka berempat. Akhirnya mereka pun pulang, Yoga mengantar Cha dan Shanti pulang terlebih dahulu.
"Makasih ya Cha udah mau makan bareng dengan qu", kata yoga tanpa menoleh ke arah Cha.
Cha yang mendengarnya merasa tidak enak, seharusnya dia yang berterima kasih karena sudah ditraktir makan siang sama Yoga.
"Eh i..iya sama-sama, qw juga makasih banget ya udah ditraktir makan siang, kata Cha basa basi.
Cha dan Shanti pun sampai didepan gang, seperti biasa kalau Cha tidak mau dianter sampai rumah karena takut dimarahin mamanya. Setelah Cha dan Shanti turun, Yoga pun langsung menancap gas pulang bareng Bimo. Shanti mengantar Cha sampai rumah. Mereka sudah was-was jika mamanya Cha yang membuka pintu rumah.
"Assalamu'alaikum ma.....!" seru Cha dengan mengetuk-ngetuk pintu rumah.
"Wa'alaikumussalam kak", jawab adik Cha dari dalam. Lalu pintu pun dibuka lebar-lebar.
"Loh dek, mama mana?" Cha bertanya sama adiknya.
"Mama biasa keluar bekerja dari tadi, paling bentar lagi juga pulang kok, kakak kenapa lama banget pulangnya, tar kalau mama tau bisa marah loh kak", jawab adik Cha sambil masuk kedalam rumah.
Cha pun menyuruh Shanti pulang, dan dia langsung masuk kerumah dan mengejar adiknya kedalam kamar.
"Mmmmm, dek jangan bilang mama ya kalau kakak pulang telat, masalahnya tadi kami disuruh kumpul di Aula buat mengumumkan acara PENTAS SENI. Habis tuh ketua OSIS ngajak kami makan siang bareng, kak gak mungkin nolak kan dek.....", bujuk Cha dengan memperlihatkan wajah melas nya supaya adiknya nurut sama dia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 227 Episodes
Comments
tintakering
bang binyu sma lagi😁
2022-10-24
0