"B..bubu kan begitu bang, kurang enak aja di dengar karena kita blom pacaran", jawab Cha dengan gugup.
"Hmmm..., ya udah kita jalani aja dulu Cha, gimana?", mau kan pacaran sama abang?", Binyu bertanya dan mencoba merayu Cha. "Maaf ya bang, keputusan Cha udah bulat, Cha blom mau pacaran karena Cha gak mau buat nyokap marah, Cha harap abang mau mengerti", kata Cha.
Binyu yang mendengar jawaban dari Cha, merasa kesel banget karena keinginan nya untuk menang taruhan jadi terhambat. Tapi Binyu tidak menyerah begitu saja, dia akan berusaha terus memberikan perhatian dan kasih sayang buat Cha, agar nanti Cha jatuh cinta sama dia. Saat ini Binyu membiarkan Cha menolaknya, tapi beberapa hari kemudian pasti Cha mau menerima nya, dia akan berusaha meluluhkan hati Cha, masa dia harus kalah sama anak kecil, begitulah pemikiran Binyu.
Binyu berpura-pura mengeluarkan suara sedih nya dan berkata, "Cha.., mungkin saat ini Cha blom bisa nerima abang, tapi abang teteeeeep sayang sama Cha, karena awal kita bertemu, abang sudah jatuh cinta sama Cha, Cha itu cewek yang unik, cuek dan beda dengan cewek yang selama ini dekat sama abang", Binyu mulai mengeluarkan gombalan mautnya.
"Makasih bang karena abang sudah punya perasaan sama Cha, tapi kita temanan aja dulu ya bang, Cha blom bisa mengatakan iya karena terlalu cepat buat kita jadian", kata Cha lagi.
"Iya Cha, abang akan menunggu kamu membuka hatimu buat abang, sampai kapan pun rasa sayang abang tidak akan berubah", kata Binyu.
"Ya udah bang, udahan dulu ya, Cha mau beres-beres rumah dulu, makasih atas perasaan nya ya bang", kata Cha. "Iya sayang, jangan lupa besok abang anter ya kamu ke sekolah", Binyu mengingatkan Cha untuk besok sambil memberikan ciuman dari handphone, "emmmuach, mimpi yang indah sayang, jangan lupa mimpiin abang ya Cha", kata Binyu menyeringai.
"Iya bang, Assalamu'alaikum bang", Cha menyudahi tlp nya.
"Wa'alaikumussalam sayang, sampai ketemu besok ya", jawab Binyu.
Setelah selesai telponan, Binyu mulai menyusun siasat buat mendapat kan Cha. Tidak ada yang tau apa niat Binyu menginginkan Cha menjadi pacarnya, bahkan Bayu sahabatnya sendiri juga tidak tau apa niat Binyu mendekati Cha. Bayu hanya tau bahwa Cha itu menjadi bahan taruhan mereka, sapa yang menang akan mendapatkan uang 100jt, tiket ke Paris, dan yang kalah akan menghabiskan malam dengan wanita bayaran. Hahahaha sungguh taruhan yang enak, kalah menang sama-sama enak.
Di rumah Cha, dia sedang bersih-bersih rumah di sore hari. Ibunya sedang pergi ke asrama kebidanan tempat kakak nya sekolah. Dan Cha hanya sendirian di rumah. Cha duduk di teras depan sambil melihat orang lalu-lalang. Dia berfikir betapa sepinya kehidupan yang dijalani nya.
Papa nya Cha jarang pulang, kadang sampai setahun tidak pulang ke rumah, bahkan bertelponan dengan Cha juga tidak pernah. Rasa rindu merambat ke hati Cha. Hal seperti ini sudah dilalui Cha sejak SD, jarang ketemu papanya, kalau pun pulang ke rumah, yang ada mama dan papanya tidak pernah akur, selalu ribut. Bahkan ketika lebaran datang, papa nya tidak pulang kerumah dengan alasan pekerjaan masih banyak dan blom bisa pulang ke I********.
Kasihan sekali Cha dan adik-adik nya, kurang perhatian dan bahkan sering di acuh kan oleh orang tuanya. Yang perioritas bagi mama nya hanya anak pertama sampai ke tiga saja, karena mereka sudah pada besar. Mereka bertiga menjadi kebanggaan kedua orang tuanya. Mama dan papa nya lebih perhatian kepada kakak-kakak Cha, setiap keinginan dan kebutuhan mereka lebih diprioritaskan.
Terkadang Cha ingin berontak terhadap sikap mama nya yang terlalu protect terhadap anak-anak nya. Cha merasa tidak nyaman dengan cara berfikir mama nya. Cha merasa di kekang dalam segala hal, tidak bebas berekspresi, tidak boleh memberikan pendapat jika ada masalah. Cha merasa bosan, jenuh, tidak ada yang bisa diajak nya untuk berbagi di dalam rumahnya, karena dirumah hanya ada adik-adiknya saja, sedangkan kakak nya sibuk dengan kehidupan mereka masing-masing.
Begitulah kehidupan yang dijalani Cha, hampa, berjalan sendiri tanpa ada yang menjadi panduan atau panutan baginya.
Keesokan harinya, Cha bersiap untuk berangkat sekolah, seperti biasa, mama nya selalu menyiapkan sarapan tepat jam setengah tujuh. Cha bersama adik-adiknya pun sarapan bareng mama nya. Suasananya hening tanpa ada percakapan, karena memang di keluarga Cha tidak diperboleh kan makan sambil berbicara, dan itu sudah menjadi aturan dikeluarganya.
Tidak ada yang berani membantah aturan yang ada dirumah nya, terkecuali Cha, dia kenal menjadi anak pemberontak dan melawan, sehingga mama nya kurang suka melihatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 227 Episodes
Comments
tintakering
lanjut
2022-10-05
0