Langkah kakiku meninggalkan Kharis tapi hatiku aduh ketinggalan di sana gimana dong perasaan ku campur aduk antara senang karena penjelasan Kharis dan juga perasaan kwartir Karena dengan ucapan ku tadi Kharis bisa meraba perasaanku gimana ini .
Di saat ku melamun sendiri sepintas Bu Riska menasehati aku supaya aku tidak larut dalam menyembunyikan perasaanku .
"Nduk kalau suka bilang suka kalau tidak suka bilang tidak suka ,jangan di biasakan menyembunyikan keinginanmu dan perasaanmu ".
"injih Bu ".
lirihku apa mungkin ya Bu Riska tahu perasaanku pada Kharis ah jadi malu kan .
"kring kring suara telfon ".
"Zainab nduk ada telfon nih ".panggil Bu Riska
"injih Bu sebentar".
ku angkat telfon itu dan ternyata yang menelfon Arya
"hallo ini dengan Zainab ".dari suaranya sepertinya ini Arya
"Arya hai apa kabar ".tanyaku dan teriakku sangking kagetnya Arya menelfon biasanya pakai hp kok sekarang pakai telfon rumah .
kami mengobrol cukup lama sih melepas kangen setelah kami berpisah.
Kharis yang saat ini sedang duduk di ruang tamu sambil membuka laptopnya tanpa sengaja mendengar kan aku yang sedang berbicara.
keheningan kala itu berubah jadi rame . karena aku dan Arya kalau sudah berbicara tak bisa pelan pasti heboh sendiri.
Setelah kami bicara cukup lama ku tutup telfonnya .
"udah ya Arya besok ngobrol lagi hhhhh ". tertawa kecilku menutup pembicaraan kami .
setelah ku taruh telfon ku berjalan menuju dapur ingin bantu Bu Riska yang sedang menyiapkan makanan ku lewat di depan Kharis .
ku lempar senyum sambil jalan ,eh tiba -tiba saja aku kepeleset .
"sleep beluk".
aduh sakitnya tapi aku tahan karena malu dengan kaki kesakitan ku berusaha bangun dan kembali berjalan .
sedang di ruang tamu Kharis hanya tertawa melihatku ,ih sebel sih tapi ya malu juga .
sesampai di dapur Bu Riska yang mengetahui aku menahan sakit bertanya "kenapa nduk jatuh di mana ,biar ibu obati dulu ".
perhatian Bu Riska memang tak ada yang meragukan beliau selalu tahu yang aku butuhkan ,love you Bu Riska 💗💗💗💗💗💗 .
kakiku di urut pakai minyak urut supaya lebih enak di kasih ramuan Jawa agar cepet membaik lalu ku disuruh istirahat tapi aku tolak ,niatku ingin membantu Bu izinkan ya Bu.
senyum Bu Riska menandakan beliau mengizinkan ,lalu aku membantu sebisanya aja .
setelah selesai semuanya ku berjalan ke kamar melewati Kharis lagi ,dia menggoda dengan berkata
" hati -hati ya kalau jalan jangan karena kesenangan jadi lupa semuanya ".
"Ih kamu sudah tahu orang jatuh bukan di tolong malah di tonton dasarnya egois ya begitu".
" bukan egois mau bantuin takut salah kan suasana bahagia ".
ku berlalu sambil memasang mata tajam pada Kharis diapun hanya tersenyum melihat tingkahku .
sebel sih sebenarnya tapi ada benarnya yang dia bilang kalau pun tadi dia menolongku pasti aku jadi tambah malu lagi .
waktu makan malam tiba Bu Riska memanggilku dan bertanya apa aku bisa untuk berkumpul di meja makan atau di ambilkan saja .
ku berusaha untuk berjalan tapi karena kakiku masih sakit jadi aku tahan melihat expresi dari wajahku Bu Riska tahu kalau aku memaksa diri .
" ya udah kalau tidak bisa jangan di paksakan nduk biar IBu ambilkan ya ".
"injih Bu maaf merepotkan ".
setelah Bu Riska sampai di ruang makan beliau menceritakan keadaanku dan ingin mengantarkan makan malam ku .
"biar Kharis yang mengambilkan Bu ".
lalu Kharis menuju kamarku sambil bawa makanan dan minuman sekalian buat dia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments