🍁🍁🍁🍁🍁🍁
🍂🍂🍂🍂🍂🍂
#KelasAra.
"Sorry ya, gue gak bisa Terima lo!" tolak Ara pada teman laki-lakinya yang baru saja menyatakan cinta tepat di depan Gala juga, kakak angkatnya.
"Kenapa? apa lo udah punya pacar?"
Ara hanya menggeleng kan kepalanya sebagai jawaban seraya melirik kearah Gala yang berdiri tepat di sisinya dengan tangan melipat di dada.
Belum sempat berdebat, nyatanya bel masuk sudah berbunyi, semua murid duduk di tempatnya masing-masing begitu pun dengan Ara yang melepas kepergian Gala dengan senyum kecil di ujung bibirnya.
.
.
"Dia cowok yang keberapa yang lo tolak, Ra?" kekeh Merlin, teman sebangku Ara.
"Entah, Gue gak ngitungin"
Ara yang memiliki tubuh langsing dan mulus juga berotak pintar tentu menjadi incaran siswa laki laki di sekolahnya termasuk salah satu guru olah raganya yang diam diam juga menyimpan rasa.
"Kenapa nolak mulu sih? Lo normal kan?" tanya Merlin lagi, ia yang sangat dekat dengan Ara sampai detik ini tak pernah tau alasan temannya itu terus menolak.
"Gak apa-apa, takut gak bisa fokus belajar aja"
Merlin hanya bisa mencibir kearah Ara karna ia bosan dengan alasan yang selalu sama dari hari ke hari, sebab bukan hanya siswa satu sekolah yang mengincar Ara, dari luar sekolah maupun anak kuliahan sudah banyak yang menjadi korban penolakan Ara.
.
.
.
Ara yang pulang di jemput oleh supir pun hanya diam tak bersuara. Ia galau bukan karna drama penolakan tadi tapi perkataan Merlin bagai terus terngiang di telinganya sedari tadi.
Jangan gitu, Ra... sekarang lo bisa cuek nolak banyak Cowok dan bikin sakit hati mereka. Trus kalo suatu hari nanti posisi mereka di balik gimana? lo nya yang cinta tapi di tolak. Nangis kejer gak tuh.
"Neng Ara, udah sampe nih" ucap Mang Bidin, langsung membuyarkan lamunan Ara.
"Kok cepet banget ya, Mang?" jawabnya sambil turun dari kursi depan.
Ara tak pernah duduk di kursi belakang jika sedang berdua dengan Mang Bidin, karna ia cukup tahu diri siapa dia sebenarnya. Mang Bidin dan Ibunya yang bernama Titin sama-sama pekerja di kediaman Tuan Bumi Rameza Rahardian Wijaya.
Langkah Ara langsung masuk ke arah dapur kotor karna tak ada siapapun di lantai bawah, ia akan menyapa ibu kandungnya lebih dulu seperti biasa baru akan menemui ibu angkatnya sembari menuju kamarnya sendiri di lantai atas.
"Bu, Ara pulang."
"Iya, Nak. Bagaimana sekolah mu?" tanya Titin sambil menarik kursi untuk putrinya.
"Gak gimana-gimana, Ara lapar bu"
Titin hanya mengangguk kan kepala, ia langsung menyiapkan makan siang untuk putrinya yang begitu amat di manjakan oleh majikannya. Ara tak pernah di bedakan antara Gala maupun Aurora. Ketiganya selalu mendapat kasih sayang yang sama dari Bumi dan Khayangan bahkan dari keluarga besar Rahardian Wijaya.
"Tadi pagi kamu di antar Tuan Gala dan memintanya juga untuk ke dalam kelasmu, kenapa?" tanya Titin yang duduk di hadapan Ara yang begitu lahap menikmati makan siangnya.
"Iya, kok ibu tahu?" Ara balik bertanya.
"Nyonya besar tadi sangat khawatir, takutnya kamu ada masalah di sekolah sampai meminta Tuan Gala ikut mengantarmu"
"Gak ada apa-apa, Bu. Cuma lagi pengen di anter kak Gala aja" sahutnya sambil terus mengunyah.
Titin menghela napas berat, anak gadisnya kini sudah beranjak remaja dan cantik, tapi semakin Ara tumbuh besar ia juga semakin merasa khawatir, terlebih ia tak pernah tahu bagaimana Ara di luar rumah jika bersama teman-temannya.
.
.
.
"Ra, Ibu minta kamu untuk sedikit menjaga jarak dengan Tuan Muda Gala ya"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Ragil Saputri
cerita yg selalu menarik andong ....eeeh salah maksudnya menarik bt dibaca he he he
semangat Thor 💪💪🥰🥰
2023-07-02
0
Susan Handayani
mungkin ibunya s Ara berfikir anaknya tdk pantas tuk bersanding dgn anak majikannya
2022-11-27
0
sikulsum ummu
kenapa emang nya bu😆😆😆 kepo dikit...
2022-07-21
0