"Apa maksud dari ucapanmu itu, Ark?"
"Bukan apa-apa. Segera bersiap."
Mendengar ucapan Ark, Jay segera bangun. Dia merasa malas, yang paling penting ... pria itu sangat lapar. Namun, rasa laparnya tiba-tiba menghilang.
"K-Kenapa aku tiba-tiba merinding?"
Melihat ke arah Ark, Jay tiba-tiba menggigil.
Di sisi lain, Ark telah bersiap. Dia memakai semua perlengkapan dengan ekspresi tenang. Sebaliknya, Jay yang belum selesai mengatur semuanya menjadi agak panik. Pria itu melihat ke kiri-kanan dengan curiga.
ROOAARR!!!
Tiba-tiba suara raungan demi raungan terdengar di berbagai penjuru kota. Perisai yang hendak Jay angkat langsung jatuh ke lantai. Buru-buru mengambilnya kembali, pria itu menghela napas panjang. Tampak lebih lega daripada sebelumnya.
"R-Raungan makhluk macam apa itu, Ark?"
"Zombie."
"Apakah kamu bercanda? Jelas, kita melawan berbagai zombie! Tidak ada yang seperti itu."
"Percayalah, itu hanya raungan zombie normal."
"Zombie ... normal?"
"Anggap saja, zombie yang kita lawan sebelumnya adalah versi cacat. Sedangkan yang akan datang adalah versi normal."
"B-Bagaimana kamu bisa tahu? Lalu, kenapa zombie sebelumnya bisa dalam kondisi cacat?"
Mendengar berbagai pertanyaan Jay, Ark diam. Dia tidak menjelaskan karena tidak ingin identitasnya diketahui.
Sebenarnya, ketika dunia digabungkan, akan ada masa dimana semuanya belum terselesaikan secara menyeluruh. Orang-orang akan menyebutkan waktu itu sebagai 'masa tutorial'. Namun, sayangnya, masa tutorial sendiri kurang lebih hanya 18 jam. Setelah itu, perubahan pertama dunia akan selesai.
Selain itu, tentu masih ada perubahan kedua yang akan terjadi setelah satu bulan dua dunia bergabung. Bahkan, ada juga penggabungan tahap-tahap berikutnya. Di masa itu, makhluk yang harus mereka hadapi bukan hanya zombie yang menggigit dan mencakar.
Jadi, pada dasarnya, dunia memaksa penghuninya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dalam 18 jam. Itu berarti, orang-orang yang sulit beradaptasi akan segera tersingkir karena seleksi alam. Setiap kali akan ada perubahan, manusia dipaksa untuk beradaptasi.
Yang mampu akan hidup, yang tak mampu akan mati. Sesederhana itu.
"Aku pikir kita tidak akan ditemukan setidaknya sampai paruh kedua malam. Namun, terima kasih karena telah membanting perisai dengan keras ...
Tamu-tamu kita datang lebih cepat daripada yang seharusnya dijadwalkan."
Melihat ke arah jalan, beberapa zombie bergegas ke arah rumah tempat Ark dan Jay berada. Namun tidak lagi berjalan seperti robot konslet, pada zombie berlarian lebih cepat daripada rata-rata orang melakukan sprint.
Menoleh dan melihat beberapa zombie yang tampak gila, Jay tidak bisa tidak protes.
"Aku tidak sengaja menjatuhkannya!"
"Tidak ada bedanya." Ark mengangkat bahu. "Bersiaplah untuk menyambut tamu."
Setelah mengatakan itu, Ark memegang tombak panjang dengan ekspresi dingin.
Pada saat Jay linglung, beberapa zombie dengan ganas bergegas ke arah mereka. Sebagian dari mereka masuk ke rumah, sementara sebagian lainnya melompat lalu memanjat dinding dengan ekspresi gila.
Bukan hanya tampak seperti mayat pucat berjalan, sekarang mereka tampak lebih gila dengan air liur yang menetes dari mulut mereka.
"Seperti yang aku katakan sebelumnya. Jangan terkena cakaran apalagi gigitan mereka. Aku tidak ingin membunuh temanku sendiri."
Setelah mengatakan itu, Ark langsung maju. Ketika salah satu zombie naik, pemuda itu sudah ada di pinggir atap. Tombak melesat secepat ular yang menggigit mangsanya. Dalam sekali tusuk, Ark langsung melubangi leher zombie itu, merusak tulang belakang lehernya.
Belum sempat merespon, Ark langsung menendang zombie itu. Bersama dengan suara teredam, zombie itu langsung hancur ketika jatuh dari lantai tiga.
Ark berjalan santai. Dia menusuk tenggorokan zombie itu seolah bukan apa-apa. Setiap kali zombie itu jatuh, suara seperti buah semangka utuh yang dijatuhkan dari ketinggian terdengar. Bahkan tanpa melihat langsung, Jay yang membayangkannya merasa mual.
"Pegang perisaimu erat-erat, Jay."
"Ada apa?"
Meski bingung, Jay masih melakukan apa yang Ark katakan.
"Menghadap ke kiri."
"Sudah kubilang, ada apa, Ark?"
Masih melakukan apa yang Ark katakan, Jay memprotes. Namun detik berikutnya, pintu terbuka dan beberapa zombie langsung melompat ke depan dengan ekspresi gila.
BRUAK!
Ditabrak beberapa kali, Jay yang menahan dengan perisai tidak bisa lagi diam di tempat. Pria itu sampai terdorong mundur beberapa langkah. Namun zombie tidak akan hanya berhenti ketika mereka menabrak perisai Jay.
Sebaliknya, mereka tampak lebih gila. Mereka mencoba terus menyerang dengan cara mencakar dan mengigit. Dengan sebuah perisai bundar cukup besar di tangannya, Jay bisa menahan serangan demi serangan. Hanya saja, setelah beberapa saat, pria itu telah kelelahan.
"Apakah pedang dan tombak itu hanya pajangan?"
Mendengar cibiran Ark, sudut bibir Jay berkedut.
"Kedua tanganku sudah digunakan untuk memegang dan menahan perisai! Tidak bisakah kamu berhenti mencibir dan segera membantu sahabatmu yang sekarat ini!"
Sebagai tanggapan, Ark masih menusuk dan menendang jatuh para zombie yang memanjat. Melirik ke arah beberapa zombie yang mengelilingi Jay mulai bergegas menyerangnya, pemuda itu masih tenang.
Tombak di tangan kanan masih menusuk zombie yang memanjat. Sementara tangan kiri yang kosong langsung meraih kapak pemadam kebakaran. Tangan kiri Ark bergerak, dia menampik cakar zombie dengan punggung kapak, lalu dengan kejam membacok leher makhluk itu. Terakhir, dia memutar tubuhnya dan menendang zombie jatuh dari atap.
Melihat operasi Ark yang menggunakan dua tangan untuk melakukan hal-hal berbeda bersamaan membuat Jay tercengang. Dia bahkan nyaris terkena gigitan karena melongo ketika melihat sahabatnya menusuk, memukul, membacok, dan menendang seolah seolah sedang menari.
'Omong kosong suci! Bukankah kita sama-sama manusia? Kenapa operasi aneh semacam ini masih bisa dilakukan?'
Jay mengutuk dalam hati. Sambil terus bertahan dengan perisai, dia melirik dan mencoba mempelajari gerakan Ark. Hanya saja ...
Jangankan menirunya, Jay bahkan tidak tahu gerakan apa saja yang digunakan!
"Jika kamu terus melongo, aku sendiri yang akan menendangmu, Jay. Ambil pedang itu, lalu ikuti aba-aba yang aku katakan."
"Hah?!"
"Lakukan saja!"
"Tsk! Jika aku mati, aku tidak akan memaafkan dirimu, Bung!"
Setelah mengatakan itu, Jay hanya memegang perisai dengan tangan kiri. Dia beberapa kali menahan serangan zombie. Hanya saja, rasanya lebih berat daripada sebelumnya.
Menggertakkan gigi, Jay memegang pedang dengan tangan kanannya.
"Tahan!"
Mendengar ucapan Ark, Jay langsung memasang posisi bertahan. Zombie langsung membenturkan kepalanya ke perisai dengan kejam.
"Dorong!"
Mendengar ucapan Ark, Jay mendorong perisai. Zombie terdorong mundur dan sedikit terpental.
"Tebas!"
Mendengar perintah lanjutan, Jay langsung bergerak untuk melawan zombie. Dia langsung menebas, kemudian kembali ke dalam kondisi bertahan.
"Tsk! Makhluk itu tidak mati!"
"Pada dasarnya, zombie itu memang dengan mayat hidup. Jadi—"
"Bukan itu yang aku maksud!"
Melihat bagaimana Jay menjadi lebih santai meski kesal, Ark mengangkat sudut bibirnya. Setelah itu, pertarungan mereka berjalan sedikit lebih lancar daripada sebelumnya. Ya ... walau sebagian besar yang menghabisi zombie adalah Ark.
Ketika fajar kembali tiba, Ark dan Jay duduk di atap dengan keringat membasahi seluruh tubuh mereka. Mereka tampak sangat lelah. Tidak hanya itu, mereka juga tampak kelaparan.
"Ini benar-benar lebih parah daripada sebelumnya. Menurutmu ... berapa banyak korban yang akan selamat, Ark?"
Mendengar pertanyaan Jay, Ark menunjukkan tangan kiri dan mengangkat lima jarinya.
"Apa? Kamu bilang, setengah dari populasi lenyap?"
Jay tampak terkejut. Namun ucapan Ark berikutnya membuatnya tidak bisa mempercayai apa yang dia dengar.
"Kemungkinan besar ... hanya 5% penduduk kota yang selamat."
>> Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 512 Episodes
Comments
Luthfi Afifzaidan
up
2025-01-16
0
Denis Saputra
cuma di manfaatin sama Jay /Smug/
2024-11-19
1
Alaric Atharbatha
4
2024-07-21
0