Bibir Alvaro menyapa bibir Marsha yang hangat. Menyapu bibir Marsha dengan begitu lembut hingga perempuan itu memejamkan kedua matanya. Untuk pertama kalinya secara sadar, Marsha merasakan sapaan bibir Alvaro yang begitu lihai dan memanjakkan. Sapuan bibir Alvaro tak menggebu, tak menekan hingga tak melukai tubuh Marsha yang tak sehat.
Alvaro begitu hati - hati mengeluarkan kehangatan tubuhnya pada Marsha yang mulai menggigil akan pakaiannya yang sudah tersingkap dari tubuhnya. Sudah jatuh tergeletak di bawah kaki Marsha. Pun juga dengan tas Marsha yang juga ikut terjatuh.
Alvaro menuntun tubuh Marsha terjatuh di atas ranjang tidur. Lalu merangkak naik ke atasnya untuk segera memenjarakan tubuh Marsha yang sudah tak tenang ingin segera di berikan kehangatan.
"Tenang. Aku akan menghangatkanmu hingga kau lupa kesadaranmu," bisik Alvaro pada Marsha yang sudah tidak berdaya.
Alvaro meraih tubuh Marsha yang meringkuk di bawah bed cover kedalam pelukkannya. Menenggelamkan tubuh ramping yang membutuhkan kehangatan itu ke dalam pelukannya yang gagah. Menyatukan kulit tubuh mereka yang polos, luput dari helaian benang yang menghalangi. Saling menempel, saling menstransferkan kehangatan tubuh dan saling menyeimbangkan kehangatan suhu tubuh.
Alvaro memempatkan wajah pucat Marsha untuk bersandar di dadanya yang bertelanjang. Kedua tangannya mengusap - ngusap punggung Marsha yang sama polosnya dengan dada miliknya. Usapan tangan gelisah yang penuh rasa khawatir.
Alvaro Samudera terpaksa menghentikkan segala keinginannya terhadap aset tubuh milik Marsha yang tadi sempat membuatnya juga hilang kendali dan ikut - ikutan Marsha yang lunglai di bawah titik kesadarannya.
Namun, kesadarannya segera kembali saat menyadari rintihan Marsha. Tubuh ramping yang ada di bawah tindihan tubuh gagahnya yang menggigil kedinginan. Meminta peredam lain selain kehangatan tubuh milik Alvaro yang juga membuatnya melayang. Wajah pucat Marsha dengan suhu tubuhnya semakin tak normal membuat Tuan Muda itu di landa kecemasan yang mendera jiwanya.
Cara Alvaro ingin membantu Marsha meredam demam yang mendera perempuan itu yaitu dengan melakukan penyatuan di antara tubuhnya yang ternyata gagal total. Alvaro yang masih sampai pada titik kenikmatan kulit jenjang leher Marsha terpaksa terhenti akan titik sanubarinya tersentuh melihat Marsha yang tak berdaya di bawah tubuh gagahnya.
'Jangan jadi pengecut! Jadilah gentlemen yang terhormat!'
Kata - kata yang terngiang di telinga Alvaro hingga menjadikan alarm yang terampuh bagi dirinya yang begitu berhasrat terhadap Marsha. Alvaro berkahir menarik diri dan memeluk tubuh Marsha dengan rasa yang berkecamuk di dalam dirinya.
Alvaro meraih handphonenya yang berada di atas nakas. Jemarinya langsung bergerak lincah di atas touchscreen lalu menempelkan handphone miliknya di sisi telinga kirinya meski sempat berdecih kesal, namun Alvaro kembali menyentuh lauar touchscreen handphonenya lalu meletakkannya kembali di sisi telinga kirinya.
"Dimana?" tanya Alvaro pada seseorang yang terhubung melalui sambungan telepon. "Segera ke rumah pribadiku! Aku sangat perlu keahlianmu saat ini." ucap Alvaro dengan nada perintah yang angkuh lalu ia langsung memutuskan panggilan teleponnya secara sepihak.
...******...
"Bagaimana kedaannya?" tanya Alvaro menampakkan raut wajah cemasnya.
"Dia demam di karenakan terlalu stress dan tubuhnya juga mengalami dehidrasi. Seprtinya lambungnya juga bermasalah karena pola makannya yang tak teratur. Apa Kak Alvaro menyiksanya dengan tak memberikannya makan? Oh, iya, Kak, kenapa Kak Alvaro tak memberikan satu Asisten rumah tangga di rumah Kak Alvaro ini? Jangan terlalu kejam jadi laki - laki hanya karena Kak Alvaro tak memiliki perasaan kepadanya." ucap Saga yang memberikan kejelasan akan hasil pemeriksaannya kepada Marsha yang terbaring lemah.
"Kau terlalu cerewet!" Alvaro menjawab singkat. Namun, lirikan matanya begitu tajam mengarah kepada adik sepupunya itu.
"Aku berkata serius, Kak. Walau Kak Alvaro tak menaruh hati kepadanya, setidaknya jangan siksa dia seperti ini. Mana mungkin dia sanggup membersihkan rumah besar yang berlantaikan dua ini hanya seorang diri?" Saga masih saja membandel dengan lidahnya yang tak kenal takut kepada Kakak sepupunya itu.
"Tapi dia yang tak berkeinginan untuk di berikan seorang Asisten rumah tangga dan aku hanya menuruti keinginannya saja." jawab Alvaro singkat dengan tatapan matanya mengarah ke Marsha yang masih terbaring lemah.
Perempuan itu sudah mendapatkan pertolongan medis dari Saga. Sebotol infus yang mengantung dengan jarumnya yang telah menusuk masuk ke dalam pergelangan tangan Marsha dengan menstransferkan cairan yang akan membantu menstabilkan keadaan tubuh Marsha. Setelah mendapatka pertolongan medis seperti itu membuat Alvaro terlihat lega namun, masih khawatir dengan kedaan perempuan yang tadi membuatnya ketagihan akan sacuil aset tubuh yang Marsha miliki.
"Aku akan pergi setelah cairan botol infus itu habis," ucap Saga mengusik perhatian sang Kakak Sepupu dari perempuan yang masih tertidur pulas di atas ranjang. "Jangan khawatir Kak. Dia akan baik - baik saja setelah ini." sambung Saga yang menepuk bahu Alvaro.
Bersambung..
Terima kasih sudah membaca. Maaf jika masih banyak typho.
Jangan lupa untuk like, komen, vote dan hadiahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments
@widarti
pasti yg nabrak orang tua marsha smp meninggal adalah viona
2022-10-25
0
Allfan Nur Muhammad Ramadhan
kasihan kamu Marsha, stres , sakit hati , dan merasa dirinya di permainkan oleh Alvaro , yg akhirnya tumbang
2022-05-25
1
Jasmine
ada apa dgn marsha knp tiba2 sakit sebelumnya bersemangat tuk melayani varo
2022-05-25
0