Perjanjian Menikah Sirih

Alvaro terkekeh. Mengejek sikap Marsha yang bernostalgia atas kejadian di masa lalu. Lelaki tampan itu berkacak pinggang lalu menatap Marsha dengan menggigit sejenak bibir bawahnya.

"Semua ****** pasti akan senang jika di ajak bernostalgia.Tapi, kau...."

"Saya bukan ******! Sudah saya katakan itu kecelakaan dan malam ini juga kecelakaan." lagi - lagi Marsha menyela cepat ucapan dari Alvaro di karenakan dirinya tak terima akan penilaian Alvaro terhadap dirinya.

"Bukan ******? Atas apa kau menyucikan imagemu yang sudah kotor di pikiranku?" langkah Alvaro terhenti, berdiri sejajar di hadapan Marsha. " Kejadian empat tahun yang lalu sudah membuktikan image mu yang sesungguhnya di mataku. Jangan mengelak! Aku tidak suka dengan perempuan penipu." sambung Alvaro mengutarakan pemikirannya.

"Jika anda sudah tahu kotornya saya. Kenapa anda masih ingin bernostalgia dengan sampah seperti saya? Rasanya dengan penampilan dan kuasa yang anda miliki, anda bisa dengan mudahnya mendapatkan perempuan yang jauh lebih cantik dari saya. Jauh lebih suci dari saya yang begitu hina di mata anda," Marsha menggeram kesal.

Tangan Alvaro merayap ke pinggul Marsha dan berhenti di punggung belakangnya.Menghentak tubuh Marsha hingga menabrak tubuhnya. Hawa panas yang keluar dari mulut menerpa wajah cantik Marsha. Menggoda perempuan itu lewat permukaan bibirnya yang menjelajah bebas di bibir Marsha.

"Aku perlu memberikan pertanggung jawabanku

akan kejadian empat tahun yang lalu. Jika kau bilang itu kecelakaan. Maka aku pun setuju. Itu adalah kecelakaan." ujar Alvrao. Kini bibir Alvaro bergesek panas di sisi telinga Marsha, dan berkata lagi, " Aku tidak mau jika nantinya kau menuntut kepadaku di kemudian hari. Aku hanya ingin semuanya terselesaikan dengan hasil yang impas. Aku membantumu dan kau juga membantuku." Bibir Alvaro menempel sejenak di sisi telinga Marsha yang mulai memerah.

Sialan! Alvaro Samudera sungguh sialan! Lelaki itu sungguh lihai memantik api hasrat yang meredup pada diri Marsha hingga menyala.Hanya dari sentuhan itu saja Marsha sudah terbuai dan memori ingatannya kembali berjalan mundur akan pelukan hangat dan kenyamanan yang Alvaro Samudera berikan empat tahun yang lalu. Sentuhan Alvaro Samudera yang terekam secara tak sadar saat kedua mata Marsha masih mampu bertahan.

Alvaro terkekeh mendapati Marsha yang memejamkan kedua kelopak matanya. Perempuan itu tengah meresapi sentuhan bibir Alvaro yang hangat, yang mampu mengirimkan gelenyar berbeda di relung jiwanya. Gelenyar berbeda yang tak pernah Marsha dapatkan dari lelaki lain termasuk dengan mantan kekasihnya, Nakula.

"Kau sangat menikmati sentuhanku? Perempuan yang sangat sensitif," cibir Alvaro hingga Marsha membuka kedua matanya.

"S... saya..."

"Ssst!" telunjuk Alvaro menempel di bibir Marsha. " Kau sungguh jauh berbeda dengan empat tahun yang lalu. Dulu kau sangat berani, tapi saat ini kau begitu malu - malu kepadaku," jemari Alvaro bermain di permukaan kulit bahu Marsha yang mulus, dan mulai menurunkan tali tipis yang menggantung di lengannya yang ramping."

"Semuanya masih sama." bibir Alvaro mengabsen di kulit bahu Marsha. " Harumnya juga masih sama seperti dulu," ucap Alvaro yang kini sudah berlanjut ke lekukan leher Marsha.

"Bibir ini..." ucap Alvaro kembali sambil jemarinya naik ke bibir Marsha, bergesek di bibir kenyalnya. " Apakah rasanya masih sama?" tanya Alvaro dengan menggoda.

Marsha tidak menjawab perempuan itu diam ketika bibirnya di jelajahi bebas oleh jemari Alvaro. Keputusan Marsha malam ini sudah bulat. Ego dan harga diri Marsha singkirkan demi masa depan Rania.

"Tapi nanti saja aku menyicipinya. Sekarang segera ganti pakaianmu dan temui aku di luar.Ada hal lain yang ingin ku sampaikan!" Ucap Alvaro segera membalikkan tubuhnya setelah melemparkan senyuman manis kepada Marsha yang terlihat kesal.

"Ke... kenapa?" tanya Marsah kecewa. Karena sekelebat sensi yang sudah naik akan sentuhan dari Alvaro Samudera kini tertahan saat Alvaro menarik diri dan melepaskan dirinya.

Alvaro menghentikkan langkahnya dan kembali membalikkan tubuh gagahnya seraya melemparkan tatapannya pada Marsha.

"Nanti saja kita lanjutkan, setelah kau setuju untuk aku miliki seutuhnya," ucap Alvaro sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Cepat, kau kenakan pakaian yang tertutup. Jika kau tidak ingin Sekretarisku juga ikut menikmati kemulusan aset tubuhmu itu," sambung Alvaro mengingatkan.

...*********...

"A...apa ini? Perjanjian menikah sirih?" Marsha begitu terkejut setelah membaca isi dari Map yang berisikan perjanjian penawaran dari Alvaro Samudera itu.

"Ya. Aku akan memenuhi semua keinginanmu. Membersihkan nama baikmu, dan mengembalikkan rutinitas mu di bank milikku. Tapi dengan satu syarat kau harus setuju untuk menikah sirih denganku. Aku telah menelusuri kehidupanmu dan keluargamu. Karena kedua orang tuamu sudah tiada. Kita bisa memakai wali hakim pada pernikahan sirih kita sedangkan Pamanmu juga sudah menghilang bagaikan di telan bumi dan tidak di ketahui dimana rimbanya saat ini. Adikmu yang berada di Inggris juga, sedang membutuhkan biaya, bukan? Jadi Marsha, kau tak ada alasan untuk menolak penawaran manis dariku," Alvaro dengan penuh percaya dirinya langsung menyampaikan maksud dan tujuannya malam itu.

"Selama kau bersedia menjadi Istri Sirihku aku berjanji akan memberikan tanggung jawabku kepadamu seperti memberi nafkah. Kau juga harus segera meninggalkan rumah reyot yang kau tinggali selama empat tahun ini dan segera pindah ke rumah pribadi milikku.Biaya pendidikan adikmu juga akan aku akan tanggung hingga pendidikannya selesai. Dan di saat itu juga pernikahan sirih kita juga akan berakhir. Apa kau mengerti? Ada hal lagi yang ingin kau tanyakan?" Alvaro mengucap kembali isi perjanjian dari nikah sirih yang telah di baca oleh Marsha tadi.

Marsha masih terdiam. Tak bisa berkata - kata. Niatnya menyetujui penawaran dari Alvaro tak akan sejauh ini. Setelah menyerahkan tubuhnya kepada Alvaro, Marsha sudah bertekad untuk tidak lagi terikat apa pun dengan lelaki yang sudah menorehkan luka di hatinya itu.

Namun, kenyatannya sungguh berbanding jauh dari yang ada di pikirannya. Marsha dengan bodoh dan polosnya menganggap Alvaro Samudera, tak akan mengajukan syarat apapun kepada dirinya. Satu pikiran yang lolos dari kejelian Marsha ketika menimbang keputusan yang berakhir menerima penawaran dari Bos besarnya itu.

"Jika kau sudah setuju. Lebih baik segera tanda tangani kontrak perjanjian itu dan kita akan langsung menikah sirih besok. Jika kau menolak, kau sudah tahu arah pintu keluar dari Presidential Room ini kan, Marsha Anindya Putri?" Alvaro mendesak Marsha untuk segera memberikan jawabannya hingga menyebut nama lengkap perempuan yang tengah berpikir itu.

"Kenapa Pak Alvaro? Kenapa harus sejauh ini?" tanya Marsha yang masih bingung.

"Karena balasan yang akan kau dapatkan setimpal dengan yang aku lakukan," sahut Alvaro cepat dengan sedikit menggeram.

"Tapi tak ada janin yang berkembang saat kejadian empat tahun yang lalu. Jadi, anda tak perlu repot - repot sampai harus bertanggung jawab dengan melakukan pernikahan sirih seperti ini," Marsha menyatakan keberatannya dengan memberitahukannya fakta yang ia hadapi setelah kejadian malam naas itu.

Alvaro mengulas senyuman mengejek.

"Aku tak suka melakukan negosiasi panjang seperti ini.Dalam hal bisnis saja aku malas, apalagi dalam hal pribadi seperti ini. Jika kau tidak mau, kau harus menandatangi surat pernyataan yang mengatakan kau tidak akan pernah menuntutku di kemudian hari akan kejadian yang sudah terjadi empat tahun yang lalu. Aku juga tak dapat memenuhi keinginanmu," ucap Alvaro yang kini sudah hilang kesabarannya menghadapi Marsha yang penuh dengan pertimbangan.

"Aku mau!" Marsha menyahut cepat.

"Baiklah, aku mau melakukan penawaran yang pertama dan memenuhi semua syarat yang anda ajukan, sampai batas waktu yang sudah tertera. Tetapi aku juga mau namaku bisa di bersihkan sebersih - bersihnya atas tunduhan kasus penggelapan itu." ucap Marsha lagi, yang pada akhirnya menyetujui penawaran dari Alvaro Samudera dengan kembali mengingatkan Alvaro akan keinginan dari dirinya.

Alvaro menyeringai puas. "Pilihan yang tepat," jawab Alvaro dengan memuji.

"Pihakku akan segera menyelesaikkan masalahmu di kantor sesuai dengan keinginanmu itu. Dan kau tidak akan masuk bekerja selama tiga hari dengan alasan cuti. Selama tiga hari kita akan menjalankan persayaratan dari diriku. Menikah Sirih, pindah rumah, menjalankan kewajibanmu sebagai seorang istri. Kau akan menepati aset rumah pribadi milikku yang akan sekretarisku beritahukan keberadaanya kepadamu. Tetapi kau tidak usah khawatir. Aku akan datang menemuimu setiap weekend saja. Selebihnya kau bebas melakukan apapun" Alvaro kemudian berusaha menekan poin - poin itama dari isi perjanjian yang lelaki itu ajukan.

"Selebihnya harap kau ingat poin - poin larangan yang tak boleh kau langgar," Alvaro beranjak dari duduknya.

"Malam ini sampai di sini dulu. Kita akan lanjutkan lagi, ketika kita sudah menjadi sepasang suami istri," sambung Alvaro Samudera kemudian meninggalkan Marsha yang sedang merenungi nasibnya.

Bersambung...

Terima kasih sudah membaca. Maaf jika masih banyak typho.

Jangan lupa umtuk like, komen, vote dan hadiahnya.

Terpopuler

Comments

🍁 Fidh 🍁☘☘☘☘☘

🍁 Fidh 🍁☘☘☘☘☘

sebenernya kalo dipikir2 untung sih si marsya .......
coba kalo dlu ga ditolong alvaro ...
malah bandot paruh baya itu .....
untung ja alvaro mau nikahin walaupun sirih .. truz mo biayaain adiknya jg .... tinggal jaga hati ma jalanin aja deh marsya ...

2022-10-04

0

Allfan Nur Muhammad Ramadhan

Allfan Nur Muhammad Ramadhan

kok lama sih up nya , jgn lama lama nnt ketinggalan kereta author 😁😁🤭

2022-05-17

0

Jasmine

Jasmine

ternyata alvaro sdh kena virus bucin shg rela melakukan pernikahan sirih

2022-05-16

0

lihat semua
Episodes
1 Alvaro Samudera
2 Salah Memohon
3 Si Penganggu
4 Kesialan Pagi Hari
5 Sahabat Munafik
6 Acara Nanti Malam
7 Takdir Yang Aneh
8 Keputusan Yang Nekat
9 Perjanjian Menikah Sirih
10 Hubungan Formalitas
11 Lemari Pantry
12 Demi Masa Depan Adiknya
13 Menggoda Marsha
14 Sakit Hati
15 Sakit Tapi Tak Berdarah
16 Lelaki Berjas
17 Menuntut Kehangatan
18 Kecemasan
19 Takdir Meyesakkan
20 Nona Seratus Ribu Dan Tuan Halte
21 Haruskah Di Sini?
22 Makan Malam
23 Gosip Di Kantor
24 Mulut Kejam
25 Tuan Halte
26 Pertemuan Tak Terduga
27 Membersihkan Jejak
28 Alvaro Dan Bara
29 Tamu Misterius
30 Rasa Penasaran
31 Mulut Manis
32 Aku Iri
33 Permintaan Maaf Alvaro
34 Viona Dan Saga
35 Di Lecehkan
36 Perubahan Sikap Alvaro
37 Larangan Keras
38 Sebut Namaku
39 Pengumuman Novel Baru
40 Makan Malam
41 Sinyal Ketakutan
42 Salah Sangka
43 Gambaran Sisi Kejam
44 Lelaki Pencemburu
45 Meminta Bantuan
46 Masuk Dalam Perangkap
47 Korban Kecelakaan
48 Cemburu Yang Datang
49 Mencemaskan Keadaan Alvaro
50 Menjenguk Alvaro
51 Manisnya Gulali Kapas
52 Perasaan Labil
53 Perubahan Sikap
54 Hasil Penyelidikkan
55 Tuan Muda Pemarah
56 Hanya Sekedar Perjanjian
57 Sikap Manis Marsha
58 Kau Yang Lebih Berhak
59 Ingin Bercinta
60 Lebih Egois
61 Mengadukan Semua Tingkah Alvaro
62 Terbongkar
63 Stop Alvaro!
64 Mimpi Buruk
65 Memilih Mengalah
66 Bolehkah, Aku Egois?
67 Hati Yang Kecewa
68 Amarah Yang Meledak
69 Cumbuan Alvaro
70 Menyuarakan Suara Isi Hati
71 Lidah Tajam Liora
72 Rasa Cemas
73 Perhatian Alvaro
74 Hubungan Yang Di Publikasikan
75 Menemui Papa Dan Bunda Mertua
76 Keberanian Saga
77 Pengakuan Alvaro
78 Gemercik Api Kecemburuan
79 Drama Perebutan Cinta
80 Sikap Hangat Kanaya
81 Suasana Haru
82 Mood Booster
83 Melampiaskan Rasa Cemburu
84 Bayangan Ketakutan
85 Mood Booster Awal Pagi
86 Perempuan Aneh
87 Jejak Nakalku
88 Kencan Manis
89 Kedatangan Rania
90 Kedatangan para Nona Muda
91 Layanan Kamar
92 Menghilangkan Kekhawatiran
93 Keresahan Hati
94 Pengap Karena Rasa Cemburu
95 Jangan Macam-macam
96 Kesedihan Kanaya
97 Keinginan Kanaya
98 Begitu Menggoda
99 Kelinci Nakal
100 Keinginan Marsha
101 Peringatan Dari Saga
102 Permintaan Alvaro
103 Pengakuan Alvaro
104 Memberikan Ruang
105 Menemui Viona
106 Pengakuan Viona
107 Marsha Dan Kiran
108 Rencana Marsha
109 Perjalanan Kerja Ke Luar Kota
110 Berusaha Tenang
111 Menemukan Keberadaan Marsha
112 Acara Birthday Party
113 Selalu Bertengkar
114 Aku Rindu
115 Trip Panas
116 Memancing Hasrat
117 Sikap Kiran
118 That is Love
119 Bulan Madu Impian
120 Membeli Oleh-oleh
121 Sepupu Yang Menyebalkan
122 Kabar Pernikahan
123 Adik Sepupu Tidak Berguna
124 Kabar Bahagia
125 Kesabaran Saga
126 Periksa Kandungan
127 Betapa Beruntungnya Aku
128 Pemberi Kehangatan
129 Rencana Balas Dendam
130 Dua Mangsa Yang Terjerat
131 Menyelamatkan Kiran
132 Kekesalan Bara
133 Tontonan Yang Seru
134 Aku Menyerah
135 Gayung Bersambut
136 Menikmati Keindahan
137 Berkabut Nafsu
138 Ingat Sentuhan Ini Baik - Baik
139 Permintaan Kiran
140 Pengakuan Bara
141 Rencana Alvaro
142 Air Mata Kesedihan
143 Kemarahan Anton
144 Pertanggung Jawaban Julian
145 Permintaan Dari Marsha
146 Aku Tunanganmu
147 Selamanya Aku Membencimu
148 Sinyal Waspada
149 Tunggu Aku Pulang
150 Berita Luar Biasa
151 Nasehat Marsha
152 Jangan Jadikan Aku Pelakor
153 Dimana Anakku?
154 Keputusan Kiran
155 Pendukung Terkuatku
156 Lunch Bersama
157 Kamar Hotel
158 Siasat Kiran
159 Melepas Rindu
160 Permintaan Dari Bara
161 Salah Tingkah
162 Perdebatan Bara Dan Celina
163 Perintah Bara Dan Kegalauan Kiran
164 Pertanyaan Kiran
165 Izin Menginap
166 Keputusan Kiran
167 Perkataan adalah Doa
168 Meminta Restu
169 Tidak Ingin berdebat
170 Bertemu Lagi
171 Masalah Alvaro
172 Lelaki Kurang Ajar
173 Permintaan Alvaro
174 Dokter Magang
175 Harus Membuktikan
176 Kabar Bahagia
177 Informasi Tentang Dokter Julian
178 Undangan Pernikahan
179 Bukan Tempat Bergosip
180 Acara Makan Malam
181 Tingkah Aneh Alvaro
182 Pernyataan Naura
183 Salah Paham
184 Tuduhan Kejam Julian Dan Kondisi Alvaro
185 Bujukan Marsha Dan Alasan Naura
186 Jangan Galak - Galak
187 Salah Paham
188 Pembatalan Rapat
189 Sandiwara Di Mulai
190 Surat Kontrak Kekasih
191 Komentar Saudari Ipar
192 Memperkenalkan Naura
193 Pelukan Marsha
194 Sabar Demi Saham
195 Sebuah Motivasi
196 Hasil Penelusuran Diam - Diam
197 Sikap Malu - Malu Naura
198 Menggoda Naura
199 Pembalasan Naura
200 Pengakuan Cinta
201 Jangan Gugup
202 Ancaman Dari Julian.
203 Tidak Ingin Terlibat Lagi
204 Harapan Galang
205 Nenek Sihir Berulah
206 Tingkah Ke-tiga Lelaki
207 Kedatangan Si Kutu Busuk
208 Berlin Dan Naura
209 Penyerangan Dan Penculikan
210 Pesan Dari Galang Morris
211 Keadaan Marsha
212 Keadaan Naura Dan Berlin
213 Ruangan Rapat Rahasia
214 Rencana Naura Dan Berlin
215 Ancaman Dari Bodyguard Garry
216 Ketakutan Berlin Dan Penjelasan Rafael
217 Mengikuti Rencana Rafael
218 Penjelasan Naura
219 Istriku Ngambek?
220 Sidang Dadakan
221 Pembelaan Dari Rafael
222 Pertanyaan Naura
223 Penolakan Rafael
224 Rafael Pesimis
Episodes

Updated 224 Episodes

1
Alvaro Samudera
2
Salah Memohon
3
Si Penganggu
4
Kesialan Pagi Hari
5
Sahabat Munafik
6
Acara Nanti Malam
7
Takdir Yang Aneh
8
Keputusan Yang Nekat
9
Perjanjian Menikah Sirih
10
Hubungan Formalitas
11
Lemari Pantry
12
Demi Masa Depan Adiknya
13
Menggoda Marsha
14
Sakit Hati
15
Sakit Tapi Tak Berdarah
16
Lelaki Berjas
17
Menuntut Kehangatan
18
Kecemasan
19
Takdir Meyesakkan
20
Nona Seratus Ribu Dan Tuan Halte
21
Haruskah Di Sini?
22
Makan Malam
23
Gosip Di Kantor
24
Mulut Kejam
25
Tuan Halte
26
Pertemuan Tak Terduga
27
Membersihkan Jejak
28
Alvaro Dan Bara
29
Tamu Misterius
30
Rasa Penasaran
31
Mulut Manis
32
Aku Iri
33
Permintaan Maaf Alvaro
34
Viona Dan Saga
35
Di Lecehkan
36
Perubahan Sikap Alvaro
37
Larangan Keras
38
Sebut Namaku
39
Pengumuman Novel Baru
40
Makan Malam
41
Sinyal Ketakutan
42
Salah Sangka
43
Gambaran Sisi Kejam
44
Lelaki Pencemburu
45
Meminta Bantuan
46
Masuk Dalam Perangkap
47
Korban Kecelakaan
48
Cemburu Yang Datang
49
Mencemaskan Keadaan Alvaro
50
Menjenguk Alvaro
51
Manisnya Gulali Kapas
52
Perasaan Labil
53
Perubahan Sikap
54
Hasil Penyelidikkan
55
Tuan Muda Pemarah
56
Hanya Sekedar Perjanjian
57
Sikap Manis Marsha
58
Kau Yang Lebih Berhak
59
Ingin Bercinta
60
Lebih Egois
61
Mengadukan Semua Tingkah Alvaro
62
Terbongkar
63
Stop Alvaro!
64
Mimpi Buruk
65
Memilih Mengalah
66
Bolehkah, Aku Egois?
67
Hati Yang Kecewa
68
Amarah Yang Meledak
69
Cumbuan Alvaro
70
Menyuarakan Suara Isi Hati
71
Lidah Tajam Liora
72
Rasa Cemas
73
Perhatian Alvaro
74
Hubungan Yang Di Publikasikan
75
Menemui Papa Dan Bunda Mertua
76
Keberanian Saga
77
Pengakuan Alvaro
78
Gemercik Api Kecemburuan
79
Drama Perebutan Cinta
80
Sikap Hangat Kanaya
81
Suasana Haru
82
Mood Booster
83
Melampiaskan Rasa Cemburu
84
Bayangan Ketakutan
85
Mood Booster Awal Pagi
86
Perempuan Aneh
87
Jejak Nakalku
88
Kencan Manis
89
Kedatangan Rania
90
Kedatangan para Nona Muda
91
Layanan Kamar
92
Menghilangkan Kekhawatiran
93
Keresahan Hati
94
Pengap Karena Rasa Cemburu
95
Jangan Macam-macam
96
Kesedihan Kanaya
97
Keinginan Kanaya
98
Begitu Menggoda
99
Kelinci Nakal
100
Keinginan Marsha
101
Peringatan Dari Saga
102
Permintaan Alvaro
103
Pengakuan Alvaro
104
Memberikan Ruang
105
Menemui Viona
106
Pengakuan Viona
107
Marsha Dan Kiran
108
Rencana Marsha
109
Perjalanan Kerja Ke Luar Kota
110
Berusaha Tenang
111
Menemukan Keberadaan Marsha
112
Acara Birthday Party
113
Selalu Bertengkar
114
Aku Rindu
115
Trip Panas
116
Memancing Hasrat
117
Sikap Kiran
118
That is Love
119
Bulan Madu Impian
120
Membeli Oleh-oleh
121
Sepupu Yang Menyebalkan
122
Kabar Pernikahan
123
Adik Sepupu Tidak Berguna
124
Kabar Bahagia
125
Kesabaran Saga
126
Periksa Kandungan
127
Betapa Beruntungnya Aku
128
Pemberi Kehangatan
129
Rencana Balas Dendam
130
Dua Mangsa Yang Terjerat
131
Menyelamatkan Kiran
132
Kekesalan Bara
133
Tontonan Yang Seru
134
Aku Menyerah
135
Gayung Bersambut
136
Menikmati Keindahan
137
Berkabut Nafsu
138
Ingat Sentuhan Ini Baik - Baik
139
Permintaan Kiran
140
Pengakuan Bara
141
Rencana Alvaro
142
Air Mata Kesedihan
143
Kemarahan Anton
144
Pertanggung Jawaban Julian
145
Permintaan Dari Marsha
146
Aku Tunanganmu
147
Selamanya Aku Membencimu
148
Sinyal Waspada
149
Tunggu Aku Pulang
150
Berita Luar Biasa
151
Nasehat Marsha
152
Jangan Jadikan Aku Pelakor
153
Dimana Anakku?
154
Keputusan Kiran
155
Pendukung Terkuatku
156
Lunch Bersama
157
Kamar Hotel
158
Siasat Kiran
159
Melepas Rindu
160
Permintaan Dari Bara
161
Salah Tingkah
162
Perdebatan Bara Dan Celina
163
Perintah Bara Dan Kegalauan Kiran
164
Pertanyaan Kiran
165
Izin Menginap
166
Keputusan Kiran
167
Perkataan adalah Doa
168
Meminta Restu
169
Tidak Ingin berdebat
170
Bertemu Lagi
171
Masalah Alvaro
172
Lelaki Kurang Ajar
173
Permintaan Alvaro
174
Dokter Magang
175
Harus Membuktikan
176
Kabar Bahagia
177
Informasi Tentang Dokter Julian
178
Undangan Pernikahan
179
Bukan Tempat Bergosip
180
Acara Makan Malam
181
Tingkah Aneh Alvaro
182
Pernyataan Naura
183
Salah Paham
184
Tuduhan Kejam Julian Dan Kondisi Alvaro
185
Bujukan Marsha Dan Alasan Naura
186
Jangan Galak - Galak
187
Salah Paham
188
Pembatalan Rapat
189
Sandiwara Di Mulai
190
Surat Kontrak Kekasih
191
Komentar Saudari Ipar
192
Memperkenalkan Naura
193
Pelukan Marsha
194
Sabar Demi Saham
195
Sebuah Motivasi
196
Hasil Penelusuran Diam - Diam
197
Sikap Malu - Malu Naura
198
Menggoda Naura
199
Pembalasan Naura
200
Pengakuan Cinta
201
Jangan Gugup
202
Ancaman Dari Julian.
203
Tidak Ingin Terlibat Lagi
204
Harapan Galang
205
Nenek Sihir Berulah
206
Tingkah Ke-tiga Lelaki
207
Kedatangan Si Kutu Busuk
208
Berlin Dan Naura
209
Penyerangan Dan Penculikan
210
Pesan Dari Galang Morris
211
Keadaan Marsha
212
Keadaan Naura Dan Berlin
213
Ruangan Rapat Rahasia
214
Rencana Naura Dan Berlin
215
Ancaman Dari Bodyguard Garry
216
Ketakutan Berlin Dan Penjelasan Rafael
217
Mengikuti Rencana Rafael
218
Penjelasan Naura
219
Istriku Ngambek?
220
Sidang Dadakan
221
Pembelaan Dari Rafael
222
Pertanyaan Naura
223
Penolakan Rafael
224
Rafael Pesimis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!