Lemari Pantry

Marsha terbangun dari tidurnya. Kedua matanya menatap langit - langit platfon kamar berwarna putih dengan ukirannya bergaya klasik. Jauh berbeda dengan langit - langi kamarnya terdahulu. Matanya mengerjap beberapa kali, mengembalikkan pandangannya yang kabur sejenak untuk bisa kembali normal. Tangannya meraba sensor on - off dari jam nakas yang berbunyi, alarm pagi yang mengusik ketenangannya.

Marsha tertidur lelap semalaman?

Tentu tidak! Semalaman kepala Marsha berdenyut kencang hingga tidak tertahankan.Langkah kaki yang bertelanjang tak mengenakan alas berlari ke arah dapur berharap bisa menemukan obat pereda sakit kepala yang di derita olehnya. Hingga akhirnya Marsha menemukan sebuah kotak obat yang berisikan obat - obatan umum untuk pertolongan pertama.

Efek samping obat - obatan yang di konsumsi oleh Marsha lah yang membuat perempuan berpostur ramping itu tertidur selama beberapa jam, istirahat yang cukup dan nikmat yang Marsha rengkuh setelah otaknya begitu keras berpikir.

Setelah Sekretaris Rafael meninggalkannya seorang diri di rumah mewah nan besar itu, Marsha kembali meratapi nasib dan keputusannya. Pada umumnya sepasang insan yang telah resmi menyandang status baru sebagai pasangan Suami - Istri pasti akan meluangkan waktu mereka untuk memberikan cinta, perhatian dan kasih sayang dan pastilah malam pertama yang berkesaan. Pun dengan keromatisan yang tiada tara yang di rengkuh oleh keduanya.

Namun, semua berbanding terbalik oleh Alvaro dan juga Marsha. Keduanya tak melewatkan malam pertama seperti lumrahnya pasangan yang baru saja menikah. Tak melewatkan malam pertama yang berkesan dengan segala keromatisan dan kehangatan yang istimewa. Kemarin malam terlewatkan begitu saja, sia - sia tanpa ada coretan cerita yang patut untuk di kenang, yang ada hanyalah keheningan malam yang sunyi dari rumah yang di peruntukkan untuk Marsha.

"Astaga! Apa yang aku harapkan dari semua ini?" Marsha tersentak akan lamunannya yang kembali mengingat malam dingin yang ia lewatkan semalaman.

"Sadarlah,Marsha. Semua ini hanyalah rasa tanggung jawabnya kepadamu! Ngaca, Marsha! Ngaca!" Marsha berucap seorang diri lalu bangkit dari rebahannya.

...******...

Marsha menapaki anak tangga untuk turun dari lantai atas ke lantai bawah . Rambutnya yang tergerai tak rapi menutupi punggungnya yang terekspose akan pakaian yang di kenakannya. Kedua kakinya yang bertelanjang tak mengenakan alas telah sampai menapaki lantai bawah dari bergaya elegan minimalis itu.

Kedua bola mata mengawasi keadaan ruangan bawah yang sama sepinya seperti kemarin malam.Hanya Marsha lah penghuninya seorang diri yang berada di rumah berlantaikan dua itu.

"Dia pasti tak akan datang sepagi ini, mungkin dia akan siang atau sore atau pun malam?" Marsha terhenti sejenak akan ucapannya yang sedikit ragu ia keluarkan namun ludahnya tak sabar untuk meneruskan. "Atau mungkin tak usah datang saja?" lanjut Marsha bersungut - sungut kesal.

"Tch! Bodo amat! Yang penting pagi ini aku merdeka!" Marsha berdecih dengan berucap seorang diri. "Lebih baik cepat - cepat mengisi perutku yang sudah keroncongan saat ini."

Marsha mengulas senyuman dengan langkah kaki berjalan menuju ruangan dapur. Mencari makanan yang bisa ia lahap dan mengenyangkan perutnya yang mengisap hingga ke ulu hati.

Bagaimana tidak, semalaman Marsha tak makan apapun di karenakan dirinya yang terlalu pusing merenungi nasib.

Marsha bersikap acuh tak waspada pada keadaan sekitar yang sunyi. Tubuhnya melenggang cepat menuju ke ruangan dapur dengan rasa yang sudah tidak sabar. Marsha bersikap seperti biasa seperti saat ada di rumah lamanya mengenakan hot pants berwarna merah muda yang membentuk kemolekan tubuh di bawah pinggulnya. Keseksian Marsha semakin menggoda dengan crop top berwarna sama dengan belahan bagian depan menunjukkan padatnya dada Marsha miliki.

Marsha membuka lemari pantry untuk mencari makanan yang ada di dalamnya. Kedua matanya langsung tertarik pada bungkusan biskuit dengan selai bluberry yang menggoda lidahnya untuk mencicipinya.

Telapak kaki yang bertelanjang tak mengenakan alas itu berjinjit agar tangannya bisa menjangkau biskuit roti yang ingin di raihnya. Namun, tinggi tubuhnya dengan agak ke dalamnya keberadaan biskuit berselaikan blueberry tersebut membuat Marsha kesusahan menjangkaunya.

"Kenapa tak bisa minta bantuan? Kau tak punya mulut untuk berbicara?"

Tubuh Marsha tersentak saat merasakan kehangatan tubuh seseorang yang menguar dari belakang tubuhnya. Suara bariton yang begitu familiar Marsha dengar membuat tubuhnya semakin menegang.

Alvaro? Kapan lelaki itu sudah ada di rumah aset pribadi miliknya? Bukankah tadi Marsha sudah benar - benar menilisik ruangan bawah bahwa tidak ada orang lain selain dirinya sendiri.

Jantung Marsha berdebar dengan kencang. Tubuhnya gugup dan menegang. Kedua matanya membelalak setelah otaknya menelaah jika di belakang tubuhnya saat ini adalah Alvaro Samudera, yang telah menjadi suaminya dan yang kemarin telah menikahi dirinya secara sirih.

Tangan Marsha yang ingin merosot turun dari jangkauan biskuit tertahan oleh tangan Alvaro yang mencengkramnya lembut. Lalu membimbing tangan Marsha untuk turun dan berlabuh di permukaan perutnya yang luput dari pakaian.

Alvaro seolah setengah merangkul Marsha dengan tubuhnya yang semakin mendesak tubuh Marsha hingga membentur meja pantry. Bibir Alvaro mendekat dan mengecup helaian rambut Marsha yang tergerai tak rapi. Sementara hidungnya mengedus - endus keharuman rambut Marsha. Satu tangan Alvaro yang terbebas tak tinggal diam. Segera mungkin tangan itu bekerja, menyingkap rambut Marsha untuk Alvaro bisa menyapa kemulusan kulit punggung, bahu serta leher jenjang Marsha.

"Sejak kapan anda ada disini?" tanya Marsha yang sedikit gemetar ketika Alvaro mengecupi punggungnya.

"Ini rumahku kau tak punya hak untuk melarangku," Alvaro berucap angkuh dengan menandakan kepemilikannya.

"Tapi ini masih pagi dan saya belum man....," ucapan Marsha terhenti ketika sentuhan bibir Alvaro begitu terasa sensual di kulit bahunya.

Sebuah erangan kecil lolos keluar dari mulut Marsha yang menganga kecil, ketika Alvaro begitu bernafsu pada secuil kemulusan kulit bahu Marsha. Menggigit kecil hingga membuat Marsha bergerak gelisah dan merangsang bulu - bulu halus pada sekujur tubuhnya yang menegang, bergidik akan sentuhan Alvaro yang membuat Marsha mengeluarkan lenguhan sensual yang menggoda.

"Ahh...." lenguhan terakhir yang membuat otak sadar Marsha tak berdaya.

Alvaro tak menggebu mencumbui kulit bahu Marsha. Lelaki itu begitu pintar seolah sudah paham akan gerakannya mematikan lawannya bertekuk lutut akan sentuhannya. Alvaro begitu membuat Marsha lunglai jatuh terduduk pada titik kesadarannya hingga perempuan itu jatuh pasrah di pelukkan tubuh Alvaro. Tali tipis yang ada di bahu Marsha pun sudah bergeser posisi, merosot hingga ke lengan ramping Marsha.

"Kau begitu menggoda Marsha. Apa kau sengaja memancingku di karenakan jadwalku hari ini yang datang mengunjungimu?" tuduh Alvaro yang keluar dari bibirnya yang terbenam pada bahu Marsha.

Bibir Alvaro merayap ke atas dengan sensualnya. Melanjutkan keinginannya menikmati leher Marsha yang entah mengapa memiliki magnet kuat yang menariknya. Seolah Alvaro akan merugi jika tak menyapa leher jenjang yang menggoda pandangan serta hasratnya.

Leher Marsha di tuntun oleh Alvaro untuk memiring dan berlabuh di bahu Alvaro yang lebar. Bersandar di sana hingga memudahkan Alvaro untuk menjelajah bebas tanpa penghalang.

Bersambung...

Terima kasih sudah membaca.Maaf jika masih banyak typho.

Jangan lupa untuk like, komen, vote dan hadiahnya.

Terpopuler

Comments

Jasmine

Jasmine

breakfastnya jd hareudang gitu ya thor

2022-05-20

0

Allfan Nur Muhammad Ramadhan

Allfan Nur Muhammad Ramadhan

lanjutannya mana nihhhh kok ditunggu tdk up juga , lanjutttt 😁😁🤭💪💪

2022-05-19

1

Allfan Nur Muhammad Ramadhan

Allfan Nur Muhammad Ramadhan

kok ... jd merinding sih 😁😁🤭
katanya ga suka ehhh tiba tiba nongol tuh Alvaro 🤣🤣🤣 lanjutttt 👍

2022-05-18

1

lihat semua
Episodes
1 Alvaro Samudera
2 Salah Memohon
3 Si Penganggu
4 Kesialan Pagi Hari
5 Sahabat Munafik
6 Acara Nanti Malam
7 Takdir Yang Aneh
8 Keputusan Yang Nekat
9 Perjanjian Menikah Sirih
10 Hubungan Formalitas
11 Lemari Pantry
12 Demi Masa Depan Adiknya
13 Menggoda Marsha
14 Sakit Hati
15 Sakit Tapi Tak Berdarah
16 Lelaki Berjas
17 Menuntut Kehangatan
18 Kecemasan
19 Takdir Meyesakkan
20 Nona Seratus Ribu Dan Tuan Halte
21 Haruskah Di Sini?
22 Makan Malam
23 Gosip Di Kantor
24 Mulut Kejam
25 Tuan Halte
26 Pertemuan Tak Terduga
27 Membersihkan Jejak
28 Alvaro Dan Bara
29 Tamu Misterius
30 Rasa Penasaran
31 Mulut Manis
32 Aku Iri
33 Permintaan Maaf Alvaro
34 Viona Dan Saga
35 Di Lecehkan
36 Perubahan Sikap Alvaro
37 Larangan Keras
38 Sebut Namaku
39 Pengumuman Novel Baru
40 Makan Malam
41 Sinyal Ketakutan
42 Salah Sangka
43 Gambaran Sisi Kejam
44 Lelaki Pencemburu
45 Meminta Bantuan
46 Masuk Dalam Perangkap
47 Korban Kecelakaan
48 Cemburu Yang Datang
49 Mencemaskan Keadaan Alvaro
50 Menjenguk Alvaro
51 Manisnya Gulali Kapas
52 Perasaan Labil
53 Perubahan Sikap
54 Hasil Penyelidikkan
55 Tuan Muda Pemarah
56 Hanya Sekedar Perjanjian
57 Sikap Manis Marsha
58 Kau Yang Lebih Berhak
59 Ingin Bercinta
60 Lebih Egois
61 Mengadukan Semua Tingkah Alvaro
62 Terbongkar
63 Stop Alvaro!
64 Mimpi Buruk
65 Memilih Mengalah
66 Bolehkah, Aku Egois?
67 Hati Yang Kecewa
68 Amarah Yang Meledak
69 Cumbuan Alvaro
70 Menyuarakan Suara Isi Hati
71 Lidah Tajam Liora
72 Rasa Cemas
73 Perhatian Alvaro
74 Hubungan Yang Di Publikasikan
75 Menemui Papa Dan Bunda Mertua
76 Keberanian Saga
77 Pengakuan Alvaro
78 Gemercik Api Kecemburuan
79 Drama Perebutan Cinta
80 Sikap Hangat Kanaya
81 Suasana Haru
82 Mood Booster
83 Melampiaskan Rasa Cemburu
84 Bayangan Ketakutan
85 Mood Booster Awal Pagi
86 Perempuan Aneh
87 Jejak Nakalku
88 Kencan Manis
89 Kedatangan Rania
90 Kedatangan para Nona Muda
91 Layanan Kamar
92 Menghilangkan Kekhawatiran
93 Keresahan Hati
94 Pengap Karena Rasa Cemburu
95 Jangan Macam-macam
96 Kesedihan Kanaya
97 Keinginan Kanaya
98 Begitu Menggoda
99 Kelinci Nakal
100 Keinginan Marsha
101 Peringatan Dari Saga
102 Permintaan Alvaro
103 Pengakuan Alvaro
104 Memberikan Ruang
105 Menemui Viona
106 Pengakuan Viona
107 Marsha Dan Kiran
108 Rencana Marsha
109 Perjalanan Kerja Ke Luar Kota
110 Berusaha Tenang
111 Menemukan Keberadaan Marsha
112 Acara Birthday Party
113 Selalu Bertengkar
114 Aku Rindu
115 Trip Panas
116 Memancing Hasrat
117 Sikap Kiran
118 That is Love
119 Bulan Madu Impian
120 Membeli Oleh-oleh
121 Sepupu Yang Menyebalkan
122 Kabar Pernikahan
123 Adik Sepupu Tidak Berguna
124 Kabar Bahagia
125 Kesabaran Saga
126 Periksa Kandungan
127 Betapa Beruntungnya Aku
128 Pemberi Kehangatan
129 Rencana Balas Dendam
130 Dua Mangsa Yang Terjerat
131 Menyelamatkan Kiran
132 Kekesalan Bara
133 Tontonan Yang Seru
134 Aku Menyerah
135 Gayung Bersambut
136 Menikmati Keindahan
137 Berkabut Nafsu
138 Ingat Sentuhan Ini Baik - Baik
139 Permintaan Kiran
140 Pengakuan Bara
141 Rencana Alvaro
142 Air Mata Kesedihan
143 Kemarahan Anton
144 Pertanggung Jawaban Julian
145 Permintaan Dari Marsha
146 Aku Tunanganmu
147 Selamanya Aku Membencimu
148 Sinyal Waspada
149 Tunggu Aku Pulang
150 Berita Luar Biasa
151 Nasehat Marsha
152 Jangan Jadikan Aku Pelakor
153 Dimana Anakku?
154 Keputusan Kiran
155 Pendukung Terkuatku
156 Lunch Bersama
157 Kamar Hotel
158 Siasat Kiran
159 Melepas Rindu
160 Permintaan Dari Bara
161 Salah Tingkah
162 Perdebatan Bara Dan Celina
163 Perintah Bara Dan Kegalauan Kiran
164 Pertanyaan Kiran
165 Izin Menginap
166 Keputusan Kiran
167 Perkataan adalah Doa
168 Meminta Restu
169 Tidak Ingin berdebat
170 Bertemu Lagi
171 Masalah Alvaro
172 Lelaki Kurang Ajar
173 Permintaan Alvaro
174 Dokter Magang
175 Harus Membuktikan
176 Kabar Bahagia
177 Informasi Tentang Dokter Julian
178 Undangan Pernikahan
179 Bukan Tempat Bergosip
180 Acara Makan Malam
181 Tingkah Aneh Alvaro
182 Pernyataan Naura
183 Salah Paham
184 Tuduhan Kejam Julian Dan Kondisi Alvaro
185 Bujukan Marsha Dan Alasan Naura
186 Jangan Galak - Galak
187 Salah Paham
188 Pembatalan Rapat
189 Sandiwara Di Mulai
190 Surat Kontrak Kekasih
191 Komentar Saudari Ipar
192 Memperkenalkan Naura
193 Pelukan Marsha
194 Sabar Demi Saham
195 Sebuah Motivasi
196 Hasil Penelusuran Diam - Diam
197 Sikap Malu - Malu Naura
198 Menggoda Naura
199 Pembalasan Naura
200 Pengakuan Cinta
201 Jangan Gugup
202 Ancaman Dari Julian.
203 Tidak Ingin Terlibat Lagi
204 Harapan Galang
205 Nenek Sihir Berulah
206 Tingkah Ke-tiga Lelaki
207 Kedatangan Si Kutu Busuk
208 Berlin Dan Naura
209 Penyerangan Dan Penculikan
210 Pesan Dari Galang Morris
211 Keadaan Marsha
212 Keadaan Naura Dan Berlin
213 Ruangan Rapat Rahasia
214 Rencana Naura Dan Berlin
215 Ancaman Dari Bodyguard Garry
216 Ketakutan Berlin Dan Penjelasan Rafael
217 Mengikuti Rencana Rafael
218 Penjelasan Naura
219 Istriku Ngambek?
220 Sidang Dadakan
221 Pembelaan Dari Rafael
222 Pertanyaan Naura
223 Penolakan Rafael
224 Rafael Pesimis
Episodes

Updated 224 Episodes

1
Alvaro Samudera
2
Salah Memohon
3
Si Penganggu
4
Kesialan Pagi Hari
5
Sahabat Munafik
6
Acara Nanti Malam
7
Takdir Yang Aneh
8
Keputusan Yang Nekat
9
Perjanjian Menikah Sirih
10
Hubungan Formalitas
11
Lemari Pantry
12
Demi Masa Depan Adiknya
13
Menggoda Marsha
14
Sakit Hati
15
Sakit Tapi Tak Berdarah
16
Lelaki Berjas
17
Menuntut Kehangatan
18
Kecemasan
19
Takdir Meyesakkan
20
Nona Seratus Ribu Dan Tuan Halte
21
Haruskah Di Sini?
22
Makan Malam
23
Gosip Di Kantor
24
Mulut Kejam
25
Tuan Halte
26
Pertemuan Tak Terduga
27
Membersihkan Jejak
28
Alvaro Dan Bara
29
Tamu Misterius
30
Rasa Penasaran
31
Mulut Manis
32
Aku Iri
33
Permintaan Maaf Alvaro
34
Viona Dan Saga
35
Di Lecehkan
36
Perubahan Sikap Alvaro
37
Larangan Keras
38
Sebut Namaku
39
Pengumuman Novel Baru
40
Makan Malam
41
Sinyal Ketakutan
42
Salah Sangka
43
Gambaran Sisi Kejam
44
Lelaki Pencemburu
45
Meminta Bantuan
46
Masuk Dalam Perangkap
47
Korban Kecelakaan
48
Cemburu Yang Datang
49
Mencemaskan Keadaan Alvaro
50
Menjenguk Alvaro
51
Manisnya Gulali Kapas
52
Perasaan Labil
53
Perubahan Sikap
54
Hasil Penyelidikkan
55
Tuan Muda Pemarah
56
Hanya Sekedar Perjanjian
57
Sikap Manis Marsha
58
Kau Yang Lebih Berhak
59
Ingin Bercinta
60
Lebih Egois
61
Mengadukan Semua Tingkah Alvaro
62
Terbongkar
63
Stop Alvaro!
64
Mimpi Buruk
65
Memilih Mengalah
66
Bolehkah, Aku Egois?
67
Hati Yang Kecewa
68
Amarah Yang Meledak
69
Cumbuan Alvaro
70
Menyuarakan Suara Isi Hati
71
Lidah Tajam Liora
72
Rasa Cemas
73
Perhatian Alvaro
74
Hubungan Yang Di Publikasikan
75
Menemui Papa Dan Bunda Mertua
76
Keberanian Saga
77
Pengakuan Alvaro
78
Gemercik Api Kecemburuan
79
Drama Perebutan Cinta
80
Sikap Hangat Kanaya
81
Suasana Haru
82
Mood Booster
83
Melampiaskan Rasa Cemburu
84
Bayangan Ketakutan
85
Mood Booster Awal Pagi
86
Perempuan Aneh
87
Jejak Nakalku
88
Kencan Manis
89
Kedatangan Rania
90
Kedatangan para Nona Muda
91
Layanan Kamar
92
Menghilangkan Kekhawatiran
93
Keresahan Hati
94
Pengap Karena Rasa Cemburu
95
Jangan Macam-macam
96
Kesedihan Kanaya
97
Keinginan Kanaya
98
Begitu Menggoda
99
Kelinci Nakal
100
Keinginan Marsha
101
Peringatan Dari Saga
102
Permintaan Alvaro
103
Pengakuan Alvaro
104
Memberikan Ruang
105
Menemui Viona
106
Pengakuan Viona
107
Marsha Dan Kiran
108
Rencana Marsha
109
Perjalanan Kerja Ke Luar Kota
110
Berusaha Tenang
111
Menemukan Keberadaan Marsha
112
Acara Birthday Party
113
Selalu Bertengkar
114
Aku Rindu
115
Trip Panas
116
Memancing Hasrat
117
Sikap Kiran
118
That is Love
119
Bulan Madu Impian
120
Membeli Oleh-oleh
121
Sepupu Yang Menyebalkan
122
Kabar Pernikahan
123
Adik Sepupu Tidak Berguna
124
Kabar Bahagia
125
Kesabaran Saga
126
Periksa Kandungan
127
Betapa Beruntungnya Aku
128
Pemberi Kehangatan
129
Rencana Balas Dendam
130
Dua Mangsa Yang Terjerat
131
Menyelamatkan Kiran
132
Kekesalan Bara
133
Tontonan Yang Seru
134
Aku Menyerah
135
Gayung Bersambut
136
Menikmati Keindahan
137
Berkabut Nafsu
138
Ingat Sentuhan Ini Baik - Baik
139
Permintaan Kiran
140
Pengakuan Bara
141
Rencana Alvaro
142
Air Mata Kesedihan
143
Kemarahan Anton
144
Pertanggung Jawaban Julian
145
Permintaan Dari Marsha
146
Aku Tunanganmu
147
Selamanya Aku Membencimu
148
Sinyal Waspada
149
Tunggu Aku Pulang
150
Berita Luar Biasa
151
Nasehat Marsha
152
Jangan Jadikan Aku Pelakor
153
Dimana Anakku?
154
Keputusan Kiran
155
Pendukung Terkuatku
156
Lunch Bersama
157
Kamar Hotel
158
Siasat Kiran
159
Melepas Rindu
160
Permintaan Dari Bara
161
Salah Tingkah
162
Perdebatan Bara Dan Celina
163
Perintah Bara Dan Kegalauan Kiran
164
Pertanyaan Kiran
165
Izin Menginap
166
Keputusan Kiran
167
Perkataan adalah Doa
168
Meminta Restu
169
Tidak Ingin berdebat
170
Bertemu Lagi
171
Masalah Alvaro
172
Lelaki Kurang Ajar
173
Permintaan Alvaro
174
Dokter Magang
175
Harus Membuktikan
176
Kabar Bahagia
177
Informasi Tentang Dokter Julian
178
Undangan Pernikahan
179
Bukan Tempat Bergosip
180
Acara Makan Malam
181
Tingkah Aneh Alvaro
182
Pernyataan Naura
183
Salah Paham
184
Tuduhan Kejam Julian Dan Kondisi Alvaro
185
Bujukan Marsha Dan Alasan Naura
186
Jangan Galak - Galak
187
Salah Paham
188
Pembatalan Rapat
189
Sandiwara Di Mulai
190
Surat Kontrak Kekasih
191
Komentar Saudari Ipar
192
Memperkenalkan Naura
193
Pelukan Marsha
194
Sabar Demi Saham
195
Sebuah Motivasi
196
Hasil Penelusuran Diam - Diam
197
Sikap Malu - Malu Naura
198
Menggoda Naura
199
Pembalasan Naura
200
Pengakuan Cinta
201
Jangan Gugup
202
Ancaman Dari Julian.
203
Tidak Ingin Terlibat Lagi
204
Harapan Galang
205
Nenek Sihir Berulah
206
Tingkah Ke-tiga Lelaki
207
Kedatangan Si Kutu Busuk
208
Berlin Dan Naura
209
Penyerangan Dan Penculikan
210
Pesan Dari Galang Morris
211
Keadaan Marsha
212
Keadaan Naura Dan Berlin
213
Ruangan Rapat Rahasia
214
Rencana Naura Dan Berlin
215
Ancaman Dari Bodyguard Garry
216
Ketakutan Berlin Dan Penjelasan Rafael
217
Mengikuti Rencana Rafael
218
Penjelasan Naura
219
Istriku Ngambek?
220
Sidang Dadakan
221
Pembelaan Dari Rafael
222
Pertanyaan Naura
223
Penolakan Rafael
224
Rafael Pesimis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!