Marsha berakhir memilih menghadapi situasi kesialan di pagi hari yang ia dapatkan. Dengan langkah yang sempat meragu, Marsha akhirnya membuka pintu kamar hotel yang ia tiduri semalaman.
"Na... Nakula aku bisa jelaskan semuanya," Marsha tergagap saat kekasihnya mendesak untuk masuk dan melihat kekacauan kamar hotel yang Marsha tempati.
"Kau memang anak yang tak punya perasaan, Marsha. Rasanya orang tuamu tak pantas memiliki seorang putri yang murahan sepertimu," Nakula berang kemarahannya tidak bisa di tahan akan kekecawaan yang mendalam yang ia dapatkan pagi ini.
"Jaga ucapannmu, Nakula. Atas dasar apa kamu menilaiku seperti itu? Ingat! Kau masih kekasihku belum menjadi suamiku! Seperti ini saja kau sudah berucap kasar tanpa dasar." Marsha membela diri akan tuduhan Nakula yang kurang ajar ia perdengarkan.
"Tanpa dasar kau bilang?! Kau tidak melihat keadaan dirimu pagi ini? Masih berlaku sok suci?" bukannya meminta maaf mulut Nakula semakin gencar menuduh dan menghina kacaunya keadaan Marsha pagi ini.
"Kurang ajar kau, Nakula!" Marsha menggeram dengan kemarahannya yang terpancing.
Seketika tangan Marsha menjadi ringan hingga dengan mudahnya melayang ke wajah maskulin Nakula. Tak pedulikan lagi status yang terikat di antara dirinya dan juga Nakula. Namun Nakula dengan sigap menahan tangan Marsha untuk tak mendarat keras di wajahnya.
"Lebih kurang ajar mana denganmu, Marsha?! Saat kedua orang tuamu mengalami kecelakaan hingga meregang nyawa kau malah enak - enakkan bermalam dengan seorang pria.Menjual diri dan kesucianmu dengan pria tua. Apa begitu buntunya kau memerlukan uang hingga harus melakukan cara haram seperti ini?" Nakula tak tahan lagi. Lelaki itu berakhir membentak Marsha dengan sadarnya.
"A.. Apa? Apa yang tadi kau ucapkan?" tanya Marsha yang tergagap dengan tubuhnya yang mulai melemah.
"Kedua orang tuamu mengalami kecelakaan dan meninggal dunia. Sejak kemarin aku dan Om Yudha terus menghubungimu, tapi nyatanya kau sedang bersenang - senang. Pantas saja! Selembar cek kosong di atas meja itu dan baju brand ternama yang membuatmu menjadi anak yang tak tahu diri seperti ini," Nakula menghempaskan tangan Marsha hingga tubuh Marsha itu jatuh terduduk di atas lantai.
Marsha tak melawan, tubuhnya pasrah di perlakukan kasar oleh lelaki yang masih menjadi kekasihnya itu. Dan tak ada sedikit pun tenaga yang terkumpul pada diri Marsha setelah mendengar kabar mengenai kedua orang tuanya. Kabar yang bagaikan sambaran petir yang memukulnya keras. Bagaikan sebuah cambuk yang menyakitkan sekujur tubuh hingga tak mampu bangkit. Perih, sangat perih hingga namun tak beradarah.
Marsha bingung. Seketika perempuan itu menjadi kacau. Marsha di landa frustasi hingga tak tahu harus mengekspresikan perasaannya saat ini.
Napas Marsha sesak organ - organ vitalnya di remas paksa hingga menyakiti sekujur tubuhnya. Tulang - tulangnya juga ikut remuk hingga tak mampu menopang tubuhnya yang lemah.
Apalagi ini? Hari apa sih ini? Ini bukan April dan ini buka April Mop! Jika ini semua prank, aku akan menghajar Nakula seketika!
Marsha menggeleng - gelengkan kepalanya dengan bibirnya mengulas senyum getir saat perempuan itu berucap di dalam hati. Meyakinkan diri dengan apa yang di terima olehnya.Namun, semua itu hanya membuat Marsha menjadi kacau, akan air mata yang menitih jatuh dari kedua matanya.
Marsha belum percaya. Jemarinya menyakiti kedua tangannya dengan mencubitnya. Meyakinkan jika semua ini adalah mimpi buruk.
Tapi sia - sia, Marsha dengan jelas merasa sakit akan kekejaman jemarinya. Hingga jemari Marsha semakin brutal menyiksa tangannya untuk meyakinkan semua yang ia dapatkan bukanlah kenyataan.
"Ini Mimpi! Ini pasti mimpi!" Marsha berteriak histeris dengan deraian air mata yang terjun bebas dari kedua matanya.
"Tak ada gunanya kamu menangis. Lebih baik sekarang kamu mandi dan segera menghilangkan jejak kotor itu dari tubuhmu untuk menghadiri pemakaman kedua orang tuamu," Nakula membalikkan tubuhnya dengan kembali berucap, " Dan juga, lebih baik hubungan kita berakhir sampai di sini saja. Aku bukanlah lelaki yang rela mendaptkan sisa - sisa sampah dari lelaki lain,"
Nakula berakhir pergi meninggalkan Marsha yang masih menangis histeris, menyesali perbuatannya yang kemarin malam yang terbujuk ajakan dari sahabatnya, Liora.
Bersambung...
Maaf Author baru bisa Up lagi hari ini.
Terima kasih sudah membaca. Maaf jika masih banyak typho.
Jangan lupa like, komen, vote dan hadiahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments
Jasmine
Liora laporkan kepolisi krn sdh menjebakmu Marsha...bukti ada s
cctv sewaktu Liora memasukkan pil perangsang ke dlm minumanmu
2022-05-16
1
Allfan Nur Muhammad Ramadhan
lanjutttt 👍
2022-05-10
0