...Happy Reading...
Rasa capek dan lelah yang Gemintang rasakan belum juga terobati, namun William kembali berulah dengannya, membuat rasa benci terhadap suaminya itu semakin bertambah berkali-kali lipat.
" Gemintang... jangan pernah coba-coba bermain dibelakang aku, kamu pergi dengan siapa tadi?" William langsung mencengkeram lengan istrinya.
Cih... bukan aku, tapi kamu yang sudah bermain dibelakangku!
" Aku pergi menjemput Sabrina, tadi aku dijemput oleh sahabat Sabrina, karena dia ternyata ada dirumahnya, setelah bergaduh dengan kekasihnya dijalanan, lalu Sabrina dibawa pulang kerumahnya." Jawab Gemintang yang langsung mengarang cerita bebas saja.
" Jangan bohong kamu!" William semakin menyudutkan istrinya ke tembok kamarnya.
Aku harus lebih waspada lagi jika bertemu dengan Chris kembali ini, sepertinya dia mengikutiku tadi.
" Kamu tahu sendiri, aku tidak pernah bisa berbohong denganmu." Jawab Gemintang dengan santai, banyaknya kejadian yang menyakitkan akhir-akhir ini membuat dirinya pandai berakting dalam segala hal.
Tapi itu dulu, tidak untuk sekarang dan seterusnya.
" Kali ini aku maafkan, lain kali jangan pernah pergi berdua saja dengan seorang pria!" Ancam William yang sama sekali tidak membuat Gemintang merasa takut.
" Okey.. kalau begitu aku mau mandi trus istirahat dulu ya mas, badanku capek banget!"
" No, kamu harus melayani suamimu malam ini."
" Mas... aku capek, kamu denger nggak sih!" Gemintang langsung meninggikan intonasi suaranya.
Bugh!
William langsung mendorong istrinya diatas kasur empuk milik mereka.
" Kamu sudah bilang capek dari tadi sore, tapi kamu masih bisa menjemput sahabatmu, masak sekarang mau ibadah sama suami sendiri kok nggak mau?" William langsung menindih tubuh Gemintang dan langsung mengeksekusi dua gundukan didepannya.
" Emh... mas, jangan sekarang ya, beneran mas aku capek banget!" Suaminya itu tahu kalau kelemahan istrinya ada disana, jika dia sudah bermain-main disana sudah pasti istrinya hanya bisa pasrah saja akhirnya.
" Aku kangen banget sama kamu sayang!" William tahu dimana titik-titik kelemahan Gemintang yang lainnya.
Aku juga kangen, tapi aku muak denganmu sekarang mas.
" Hmpt... mas, tolonglah, aku tidak punya tenaga untuk itu!" Gemintang mencoba mendorongnya saat kepala suaminya sudah melorot ke pusat intinya.
" Kamu tinggal menikm@tinya saja sayang, biar aku yang bekerja!" William langsung mengeluarkan ketrampilannya disana, dan berhasil membuat Gemintang merem melek setelah baju miliknya berhasil berserakan dilantai.
Tidak sulit bagi William melepaskan itu semua, karena dia sudah hafal letaknya walau suasana sedang gelap sekalipun.
Mau menolak Gemintang juga tidak punya tenaga, sebenarnya didalam lubuk hatinya dia masih sangat mencintai William, dan saat-saat seperti inilah yang selalu dia rindukan, karena memang suaminya itu selalu memberikan kesenangan tersendiri saat bermain di atas kasur mewah miliknya.
" Mas... emph... besok saja ya?" Disela-sela aktifitasnya, dia masih berharap suaminya menghentikan aksi yang membuatnya melayang-layang ke nirwana.
" Aku rindu kamu yank!" Walau kata-kata itu tidak lagi membuat hati Gemintang tersentuh seperti dulu lagi.
Akhirnya William menyatukan dirinya kembali dengan istrinya, setelah beberapa hari dia tidak mendapatkan jatah dari istrinya itu.
Kata rindumu dulu sangat aku nantikan mas, bahkan saat-saat seperti ini, tapi sekarang aku jijik denganmu, semua rasa yang engkau berikan menjadi Hambar bagiku, hanya rasa kebencian yang selalu tertanam dihatiku untukmu.
Selain rasa penat dan lelah, Gemintang juga tidak bisa melawannya saat ini, dia juga tidak kuat mendorong tubuh kekar suaminya agar segera mendorong pedang pusakanya yang masih bergoyang asyik didalam sana.
" Sayang... love you!"
Itulah kata-kata yang selalu keluar dari mulut William saat dia sudah hampir sampai dipuncaknya.
" Sayang... kenapa kamu diam saja."
Karena biasanya Gemintang pasti menjawab dengan kata love you more dengan wajah penuh dengan gelora asmara.
" Hmm.."
Walau tidak bisa dia pungkiri, dia sudah mengej@ng beberapa kali karena ulah suaminya, yang selalu bisa mengajaknya sampai ke puncak asmara sebagai seorang istri, namun kali ini bukan senyuman yang dia tampilkan, tapi air mata yang menetes di pipinya.
" Sayang.. emh!"
Akhirnya William melengvh panjang sebagai tanda berakhirnya perang malam ini dan menjatuhkan tubuhnya diatas tubuh sang istri, sambil memeluknya dengan erat dan menyembunyikan wajahnya di leher sang istri, karena memang seperti itulah kebiasaannya.
Anggap saja aku melakukan ini karena kewajibanku sebagai istrimu mas, tapi tidak untuk malam-malam selanjutnya, karena aku ingin pergi dari rumah ini, aku sudah tidak mau melayani kamu sebagai istri kamu lagi.
" Sayang.. kita pergi bulan madu lagi yok?" Tiba-tiba William kembali mengoceh saat tenaganya sudah kembali.
Jangan mimpi, bulan madu saja sana selingkuhanmu !
" Turun dulu dari situ mas, berat ihh!" Gemintang mencoba mendorong tubuh suaminya yang masih dengan santainya menguasai segalanya.
" Masak sih? biasanya kamu seneng kalau aku berlama-lamaan kayak gini?"
" Tapi ini berat mas beneran, mungkin karena aku kecapekan."
" Hmm... padahal aku masih pengen lagi." William merengek dengan manjanya.
" Ckk... aku udah nggak kuat mas, bisa pingsan nanti aku."
Padahal dulu, mau minta berapa ronde juga Gemintang jabanin, sekarang satu kali saja dia lakukan sudah sangat menyiksa batin.
Ya Tuhan... padahal dulu aku tidak pernah menolaknya, tapi kenapa dia masih meminta jatah dengan orang lain, apa terlalu banyak kekuranganku? atau suamiku yang masih belum terima dengan apa yang aku berikan dengan sepenuh hati untuknya?
" Kalau besok pagi minta lagi boleh?" Ucap William masih mengharapkan lebih, semakin ditolak dia malah semakin penasaran, semakin Gemintang menjauh darinya, semakin William tidak ingin berjauhan dengannya.
Astaga... terbuat dari apa hati suamiku ini, kenapa dia sama sekali tidak merasa bersalah dengan segala perbuatannya, mungkin hatinya dulu terbuat dari tanah sengketa sepertinya, jadi tidak berperasaan sama sekali.
" Mas.. buruan turun, aku gerah ini?"
" Yaelah yank... apa kamu mau aku tidur diluar malam ini?"
Gayamu mas, tiap malam juga pasti kamu melipir ke kamar Farah.
" Ya sudah nggak papa, mas tidur diluar aja malam ini." Jawab Gemintang yang sudah tidak perduli lagi.
" Kamu ini kenapa sih yank, dulu kamu marah banget kalau mas nggak masuk-masuk ke kamar, kenapa malah sekarang jadi ngusir begini?"
Dasar buaya! ngeles aja kamu bisanya!
" Tadi mas yang mau tidur diluar kan? emang siapa yang ngusir?" Gemintang masih mencoba untuk sabar.
" Kamu udah nggak sayang mas lagi ya?"
Aku bahkan benci banget sama kamu mas!
" Sayang kok, sayang banget malah, tapi kalau mas ngebolehin aku mandi dulu, lengket semua badan aku mas." Bersandiwara mungkin akan menjadi keahlian Gemintang saat ini.
" Yank?"
Saat William menjatuhkan dirinya kesamping tubuhnya, Gemintang langsung bangun dan berkari ke kamar mandi.
" Yank... kenapa di kunci pintunya? kita mandi bareng aja gimana?"
" Gantian aja mas, kalau enggak pakai kamar mandi kamar mb Farah saja, perutku mules!" Gemintang sengaja memancing suaminya.
" Ya sudah, aku mandi di luar saja."
Terdengar suara pintu kamarnya yang tertutup, sehingga membuat kaki Gemintang lemas dan ambruk dilantai.
Entah apa salahku ya Tuhan, kenapa harus aku yang tersakiti, apa karena aku terlalu banyak mengeluh dengan-Mu, sehingga engkau marah denganku? tapi untuk kali ini aku mohon, semoga Engkau tabahkan hati ini dan luaskan kesabaran hambamu, agar bisa melewati segala cobaan-Mu..
" Bang Lewis... tolong cepat pulang, aku butuh abang."
Akhirnya Gemintang terisak dibawah kucuran air showernya, agar air matanya tidak terlihat oleh siapapun, cukup hanya dia yang tahu betapa hancurnya dia kali ini.
..."Jangan pernah menyesali sehari dalam hidupmu. Hari-hari baik memberimu kebahagiaan dan hari-hari buruk memberimu pengalaman."...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Atoen Bumz Bums
knpa gak sewa detektif buat cari bukti byk2 biar cpt kelar
2024-08-10
0
Akun Lima
menurutku ini othornya yg bodoh karyanya ke taik bjir
2024-06-06
0
Firgi Septia
kalau jijik kenapa TDK melawan pasrah saja
2023-05-14
0