...Happy Reading...
Sejenak aku mengingat-ingat, dosa apa yang sudah aku perbuat, sehingga aku mendapatkan musibah seperti ini, bahkan menyangkut rumah tangga abangku juga.
Aku ingin menyelesaikan semua sekarang juga, namun masih banyak yang harus aku lakukan, aku bahkan belum mengecek keuangan perusahaanku juga.
Dan kini baru aku sadari, sakit yang mendalam itu adalah ketika kepercayaan kita dikhiananti oleh orang yang paling kita sayang, intinya jangan mudah percaya kepada orang lain, karena baik diluar belum tentu baik didalam hatinya.
" Sayang... kamu ada masalah apa sih?"
Dia ternyata mengejarku sampai taman depan, lalu memeluk tubuhku dari belakang, dan menyandarkan dagunya dibahu kananku dengan mesra.
Sebenarnya aku sangat takut jika suatu saat nanti aku tidak bisa melupakannya dan mungkin tidak akan bisa, karena bukan waktu yang sebentar aku mendapatkan kasih sayangnya, walau ternyata tidak tulus dari dalam hati, namun setidaknya dia memang selalu ada untukku di setiap keseharianku.
" Nggak ada mas, aku hanya bosan dirumah." Sebisa mungkin aku menahan air mata yang ingin menetes, aku tidak ingin terlihat lemah didepannya.
" Kalau begitu jalan-jalan dong sayang? apa uangmu sudah habis? mau aku transfer berapa?"
Dia langsung mengeluarkan ponsel disakunya, untuk soal uang dia memang tidak pernah perhitungan denganku, setiap bulan dia selalu rajin mentransfer nafkah wajib untukku, bahkan jika aku ingin membeli barang branded dan memintanya pun dia tidak menolak.
" Enggak masih ada kok." Jawabku yang ingin mencoba lepas dari pelukannya, namun dia malah mengeratkan kembali.
" Tumben masih, nggak usah irit-irit, suamimu ini masih mampu beliin apapun yang kamu mau?"
Ya.. kamu mampu, karena perusahaan itu juga milikku, walau tidak bisa aku pungkiri, karena jasa kamu lah perusahaanku berkembang pesat menjadi perusahaan raksasa seperti sekarang ini.
" Aku pengen coba kerja, jadi wanita karier kayaknya enak deh."
" Ngapain yank... nanti kamu capek, bukannya dulu kita sudah berkomitment kalau aku saja yang kerja, dan kamu tinggal melayani aku saja dirumah?"
Itu dulu mas, saat aku belum tahu kalau kamu tega menduakan aku dibelakangku, dengan kakak ipar ku lagi, entah terbuat dari apa hatimu itu..
Walau suaranya lembut seperti salju yang biasanya membuat hatiku meleleh, tapi sekarang aku tidak akan tergiur lagi oleh pesonanya.
" It's okey, mencoba sesuatu hal yang baru itu tidak ada salahnya kan mas, karena nasip orang kedepannya itu, kita tidak akan tahu?"
Aku mencoba tersenyum walau mungkin hatiku sudah berdarah, sekarang aku baru tahu, ternyata pura-pura baik-baik saja itu sungguh sangat menyesakkan hati.
Dulu saat aku masih kuliah semester akhir, aku sempat membeli baju-baju untuk ke kantor, walau akhirnya hanya ku simpan saja, karena akhirnya mas William melamarku.
Dan sekarang aku mencoba mencarinya kembali, karena tidak mungkin aku memakai celana jeans dan T sirt ataupun gaun ke kantor, untuk shoping ke Mall sepertinya kelamaan, jadi aku memutuskan untuk membongkar lemariku dulu yang jarang aku buka.
Rok selutut berwarna abu-abu, dipadukan dengan blazer berwarna senada dan tidak lupa aku keriting ujung rambutku agar lebih terlihat elegan, make up tipis-tipis ditambah blush on agar lebih terlihat fresh, tidak lupa aku pakai sepatu high heels agar lebih terlihat anggun.
Walau aku tak semahir kakak ipar dalam hal ber make up, tapi karena wajahku sudah putih glowing dari remaja, jadi wajahku sudah pasti tak kalah cantik dibandingkan dengan mbak Farah, apalagi soal imutnya, dia sih kalah jauh sama aku.
" Sayang... kamu cantik banget."
Hoek... cantik kok diselingkuhin, ingin sekali aku muntah mendengar pujiannya, padahal kalau dulu pasti aku sudah langsung menghamburkan diri kepelukannya dan menghujani civman di seluruh wajahnya.
" Dari dulu kan mas, emang kemana saja pandangan mas selama ini?"
Aku hanya tersenyum tipis saja, saat melihat dia memandangi penampilanku dari atas sampai ke bawah.
" Tapi hari ini kamu beda banget, perfect pokoknya istri mas, sini civm dulu."
Najis gue.. bibiir itu sudah tak menarik lagi bagiku, astaga... selama ini aku join tuh bibiir sama si Farah? kok jadi jijik gini gue ngelihatinnya ya.
" Hehe... jangan dong mas, nanti make up ku luntur."
Aku langsung menahannya saat bibiir tipisnya mau nyosor kemana-mana.
" Dikit aja yank... aku kangen loh, tadi malam saja kamu nyuekin aku?"
Mulai malam ini dan seterusnya, aku akan terus seperti itu.
Wajahnya langsung terlihat sok imut dan pura-pura manja, namun aku sudah tidak berselera lagi.
" Nanti kita telat, nggak baik seorang CEO datang terlambat, sebagai atasan harus bisa jadi panutan dan contoh bagi seluruh karyawannya dong?"
Aku langsung mengusap pipinya walau terasa geli, dan dia akhirnya menjatuhkan civmannya ditangan mulusku.
" Okey.. tapi nanti malam aku akan balas dendam denganmu." Dia bahkan mengedipkan satu matanya.
" Ayo kita berangkat!"
Aku langsung jalan mendahuluinya sambil mengusapkan tanganku yang habis dia civm, ke blazer yang aku pakai.
Dalam perjalanan ke kantorpun aku lebih banyak diam, berulang kali dia mengajakku ngobrol tapi aku menjawabnya dengan singkat-singkat saja, padahal dulu aku yang sering cerewet dan membuat suasana mobil jadi hangat.
" Selamat pagi bu... wah, tumben berangkat ke kantor hari ini, ada acara apa nie bu?" Sekertaris suamiku langsung menyapaku saat mengantarkan kami masuk kedalam ruangan.
" Emang nggak boleh?"
" Tentu saja boleh dong bu, biar hari-hari pak William terasa menyenangkan jika ada ibu disini menemani sepanjang hari." Ucap Sekertarisnya itu basa-basi.
Itu menurutmu, kalau menurut CEO mu itu mungkin akan seperti neraka karena dia tidak akan sebebas dulu lagi.
" Owh iya pak, saya sudah membawa proposal yang bapak minta, dan saya sudah menghubungi agen model dari nona Farah, katanya mereka menyetujui kerja sama ini."
Apa? dia juga menjadikan mbak Farah modelnya? woah... ahli Neraka yang satu ini memang sengaja mengajakku untuk berperang, pantas saja beberapa kali mbak Farah jadi modelnya, pasti ada maksud terselubung dibalik kerja samanya, lihat saja... setelah ini kalian bisa apa tanpa hartaku!
" Okey, nanti biar saya lihat, kamu bisa keluar sekarang."
" Baik pak." Sekertarisnya langsung ingin undur diri namun langsung aku cegah.
" Tunggu."
" Ya.. ada apa ibu Gemintang, ada yang bisa saya bantu?"
" Emm... apa ada ruangan kosong yang lain?"
" Sayang... buat apa?" Suamiku langsung protes.
" Buat ruanganku lah, aku juga pengen punya ruangan sendiri mas."
" Ckk... kamu kan istriku sayang, ruanganku juga ruanganmu, sama aja kan? ngapain juga harus terpisah sih?"
Dia mulai kembali berlakon atau mungkin ada yang dia sembunyikan dariku? argh... aku jadi tidak bisa mempercayai semua orang disini.
" Mas... dari dulu tuh, aku pengen punya ruangan kerja sendiri, trus ada namaku tertera didepan pintu sana, boleh ya?"
Ajian rayuan mautku langsung aku keluarkan untuk mencari alasan, walau risih namun aku tetap bertahan untuk kembali bergelayut manja dilengan kekarnya.
" Fuuh... ya sudah."
Akhirnya dia mengalah, sepertinya dia mulai gelisah, namun entah apa yang ada dipikirannya, aku akan terus menyelidiki semuanya nanti, tidak akan aku biarkan dia menguasai harta kekayaan warisan dari almarhum ayahku, sampai kapanpun itu.
Pengkhianatanmu ini mungkin adalah satu di antara jalan agar aku bisa melihat wajahmu yang sesungguhnya.
..."Karena hidup bukan tentang siapa yang nyata di depanmu, ini tentang siapa yang nyata di belakangmu."...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Asngadah Baruharjo
Good Job Gemintang,aku menyayangimu🤣🤣🤣
2023-10-14
0
Siti Nahwa
rasain tuh willi klo nanti istrimu mengambil kembali perusahaanx
2022-07-03
0
Ani Loewes
bener...wanita cerdas.harus d balas dengan elegan
2022-06-30
0