...Happy Reading...
Pesta anniversary mewahku yang menghabiskan uang ratusan juta itupun berakhir dengan bagaimana aku tidak tahu dan tidak mau tahu, seolah semua memang hanya sia-sia untukku.
Teman-teman sosialitaku dan seluruh keluarga besarku semua menanyakan aku, tapi suamiku yang menghadapi mereka semua, karena aku tiba-tiba tidak enak badan katanya.
Sedangkan Sabrina langsung memilih pulang saja, dia juga tidak minat melanjutkan pesta itu, walau pada awalnya dia yang terlalu bersemangat dalam acaraku.
Pagi yang biasanya diawali dengan senyuman dan sebuah kecvpan manis untuk membangunkanku pun tak lagi aku harapkan, biasanya kalau aku terbangun duluan aku tetap pura-pura tidur sampai suamiku melakukan ritual untuk membangunkanku.
Namun sekarang aku memilih bangun duluan dan langsung mandi keramas, walau malam tadi tidak melakukan apapun, berasa tubuhku terasa panas dan tidak nyaman karena dia selalu menempel ditubuhku, walau aku sering mendorongnya saat dia terlelap, namun pasti tangannya balik lagi melingkar ditubuhku, karena biasanya aku marah jika dia tidur tidak memelvkku, jadi sudah menjadi kebiasaannya seperti itu.
" Sayang... sayang... kamu dimana yank."
Dia langsung koar-koar saat bangun pagi tidak melihat aku disampingnya.
" Aku didalam kamar mandi mas." Jawabku dengan malas.
" Buka pintunya yank, kamu lagi apa? tumben pake dikunci segala." Ternyata dia sudah ada didepan pintu kamar mandi.
" Aku sedang bertelor!" Ucapku asal, padahal aku hanya duduk saja, berselimutkan handuk, karena malas duduk diranjang yang sama lagi dengannya.
" Ya sudah... mas tunggu di balkon ya."
Bodo amat... aku harus bagaimana setelah ini? aku perlu healing ini, tapi kemana? dengan siapa? Sabrina kan gila kerja.
Akhirnya setelah aku intip keluar, dan tidak melihat suamiku didalam kamar aku langsung mengambil bajuku dan memakainya dengan cepat dan segera turun ke dapur, karena tenggorokanku terasa kering kebanyakan menangis tadi malam.
" Hai dek... sudah bangun kamu, gimana keadaanmu? sudah membaik?"
Bagaimana aku tidak stress, jika disetiap sudut ruangan aku bertemu dengan dua ahli Neraka ini.
" Hmm... sudah membaik." Jawabku tanpa sudi memandang wajahnya, sepertinya dia akan bahagia melihat aku lemas seperti ini, karena sudah pasti mas William akan mencarinya yang katanya masih rasa peraw@n itu.
Argh... b@ngs@t, kenapa aku selalu kepikiran dengan ocehan gila mereka malam tadi.
Aku mengusap wajahku dengan kasar dan menghela nafas berkali-kali.
" Kenapa sih dek? mau mbak anter ke dokter sekarang?" Ucapnya kembali yang semakin membuatku muak mendengarnya.
" Fuuh... it's okey, nggak papa kok, aku cuma capek aja." Sekuat hati aku mencoba untuk terlihat baik-baik saja.
" Abang Lewis kapan pulang mbak?" Tanyaku untuk sekedar mengingatkan kalau dia itu punya suami yang setia nun jauh disana.
" Emm... belom pasti katanya, bulan lalu saat dia sedang mendarat katanya sih dua bulan lagi, tapi tau sendirikan, terkadang abangmu pulangnya nggak pasti."
Ciih... kamu pasti senengkan mbak, karena abang nggak pulang-pulang, atau bahkan berharap abang tidak pulang sama sekali, biar kamu bisa bersenang-senang dengan suamiku.
Biasanya aku selalu menghiburnya jika dia sudah mengeluh seperti itu, makanya aku jarang menanyakan kabar bang Lewis dengannya takut dia sedih, namun sekarang aku tahu, mungkin itu hanya topengnya saja yang sedih, dalam hatinya dia bersorak riang gembira.
" Aku buatin kalian sarapan ya? suami kamu mana?"
Ya... tanyakan saja suamiku terus? apa kamu menginginkannya kembali malam ini?
" Masih diatas mbak, mungkin lagi mandi." Jawabku dengan malas.
" Ya sudah, kamu mau makan apa?" Tanyanya dengan lembut.
Mulai sekarang aku tidak akan sebaik itu dengan kamu Farah... karena kamu sudah merusak rumah tanggaku dan melukai abangku, sampai matipun aku tidak akan pernah memaafkanmu.
" Nasi goreng mbak, pake seafood ya, sama sosis juga boleh deh."
Selama hidup satu atap dengannya, saat dia bertanya seperti itu aku selalu segan, karena dia lebih tua dariku, bahkan kalau ditanya mau makan apa, aku selalu menjawab apa saja, namun sekarang aku tidak akan sungkan lagi dengannya, akan aku buat mereka berdua menyesal karena telah mengkhianati aku dan abangku.
" Sayang... sayangku!"
Ahli neraka yang berstatus sebagai suamiku sudah kembali berteriak dari kamar atas.
" Aku dibawah." Teriakku kembali, tanpa ada niatan berjalan menghampirinya, biasanya kalau dia memanggilku aku langsung berlari mendekatinya, namun lain dulu lain sekarang.
" Kenapa kamu tidak mengajakku turun yank? aku kira masih didalam kamar mandi, ternyata sudah disini." Wajahnya terlihat cemberut, tapi perduli apa aku sekarang?
" Aku haus banget tadi, hehe.."
Tidak akan ada lagi embel-embel kata maaf untukmu, perset@n mau apa lagi.
" Biasanya mau haus dan lapar kamu tetap nungguin aku turun? tumben sih, kamu masih pusing ya?" Dia ingin menyentuh keningku namun aku menahannya duluan.
" Sudah enakan kok, tadi haus banget soalnya, dari pada batuk-batuk ya kan?" Aku berusaha tetap tersenyum walau terasa sangat perih.
" Ya sudah.."
Akhirnya dia mengalah dan memilih duduk disampingku.
" Kamu juga sudah bangun Will, ini nasi gorengnya sudah siap, kalian berdua makanlah."
Farah menghidangkan nasi goreng di atas meja dengan senyuman yang terasa memuakkan bagiku.
" Mbak nggak makan juga?" Tanya suamiku sambil membalas senyuman juga, padahal memang biasanya dia seperti itu, namun kali ini terasa sangat menyakitkan bagiku.
" Ini punyaku."
Dia langsung duduk berhadapan dengan mas William dengan nasi goreng ditangannya.
" Mbak, aku pengen orange jus deh kayaknya."
Aku kembali menyuruhnya didepan suamiku, pengen tahu aja reaksinya seperti apa.
" Mau aku buatin sekarang?" Tanyanya masih dengan senyuman.
" Boleh deh mbak." Jawabku dengan cepat, entah apa yang ada didalam pikirannya, mampus situ dah.
" Sayang... kok nyuruh mbak sih, nggak sopan yank, kan ada bibi?"
Benar saja, suamiku langsung membelanya, tapi aku tidak perduli, ini belum seberapa pikirku.
" Aku pengen jus buatan mbak Farah, dia jago kalau bikin jus, rasanya lebih enak."
" Ya sudah... nggak papa, tunggu sebentar ya aku buatin." Akhirnya dia berlalu pergi ke dapur.
Harusnya dia berterima kasih denganku, karena aku memujinya didepan suamiku, biar kalian selingkuhnya semakin h○t bukan.
" Lain kali jangan begitu lagi ya yank, kalau kamu nyuruh mas nggak papa, tapi jangan nyuruh mbak, nggak enak, dia lebih tua dari kamu loh."
Benar sih ucapan suamiku, tapi dia sudah buruk dimataku, jadi aku tidak akan sopan lagi dengannya, karena dia telah merampas hak milikku.
" Nih.. seger banget memang, aku buatin dua, biar suami kamu coba juga jus buatan mbak."
Iyalah tuh... silahkan cari muka, kalau perlu muka tetangga itu bawa semua.
Disela-sela kami makan, tiba-tiba ponselku berbunyi, yang aku taruh dikursi sampingku, dan saat tanpa sengaja aku melirik ke arah bawah kolong meja, ternyata mereka berdua saling menyenggolkan kakinya dibawah sana.
" Aisshhh... woaahh... haha..."
Ingin menangis namun aku tidak bisa, akhirnya aku malah tertawa didepan mereka yang langsung terkejut dan membenahi cara duduk mereka.
" Ada apa sayang?" Wajah suamiku terlihat biasa, tidak panik sama sekali, itu berarti mereka memang sering melakukannya, aku saja yang terlaku bod○h karena tidak menyadarinya.
" Owh.. tidak, ini Sabrina lucu sekali, pagi-pagi sudah ngelawak aja dibawah kolong meja." Ucapku dengan sengaja.
" Hah? kok dibawah kolong meja?" Suamiku menaikkan kedua alisnya.
" Entahlah.. padahal enakan juga dikamar kita ya kan mas, hmm.. aku sudah kenyang, aku mau hirup udara segar dulu ditaman depan, silahkan kalian lanjutkan sarapannya."
Dan lanjutkan lah aksi senggol menyengolnya!
Aku langsung beranjak pergi dari sana, malas duduk lama-lama dengan dua ahli Neraka, panas sekali rasanya, akupun tidak perduli mereka mau melakukan apa.
Karena terkadang rasa sakit mampu merubah pendirian seseorang hanya dalam sekejab mata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Juan Sastra
pergi aja gem dan layangkan gugatan cerai tanpa alasan....sita tuh semua aset kamu..jgn mau di bodohi
2022-08-25
0
Febiarti Harlenia
klo ud lihay brarti ud lm mrka bgutu
2022-07-10
1
Eulis Apriliyani
ayo balas dengan buat c Farah jadi babu kamu ...
2022-07-10
0