Di depan pintu bangsal VVIP.
"Apakah kamu Dokter terbaik di rumah sakit ini?..." Pemuda itu bertanya kearah Lestari.
"Itu benar..." Jawab Lestari dengan tenang, dia tidak mengetahui tentang identitas pasien. Sehingga membuatnya tidak nyaman.
Walaupun Lestari menjadi dokter terbaik, namun dia berada di rumah sakit umum. Kemampuannya terbatas, belum lagi peralatan rumah sakit tidak memadai.
Jika Lestari tidak mampu menangani Pasien, biasanya dia akan membuat surat rujukan untuk pergi ke rumah sakit kota.
"Namaku Raul, yang lebih penting tolong selamatkan Nona Mawar Irawan..." Raul memohon.
Walaupun Raul sangat yakin, Dokter rumah sakit umum tidak dapat menyembuhkan kondisi Mawar. Setidaknya, itu bukan salah dirinya.
"Apakah Pasien dari keluarga Irawan?!..." Tanya Lestari dengan tidak bisa tenang.
Siapa yang tidak mengenal keluarga Irawan. Itu salah satu keluarga kaya raya di Indonesia. jika Lestari melakukan kesalahan, dia bisa kehilangan pekerjaannya dan yang lebih buruk adalah dijebloskan kedalam penjara.
"Itu benar, aku adalah temannya yang kebetulan keluar bersama dengannya..." Raul menjelaskan, dia tidak mungkin mengatakan sebagai pengejarnya.
"Biarkan aku melihat pasien lebih dulu..." Kata Lestari dengan ekspresi serius.
Bahkan, jubah putihnya berkibar saat dia berjalan kedalam bangsal VVIP.
"Kamu dilarang masuk..." Tono yang melihat Fatir berusaha masuk kedalam bangsal, berusaha untuk menghentikannya.
"Dokter, Apakah dia dokter juga?..." Raul dengan perlahan melihat Fatir yang terlihat seumuran dengan dirinya.
"Tentu saja tidak, dia hanya sampah yang menjadi adik ipar Dokter Tari..." Tono menjelaskan dengan seksama.
"Itu benar, aku bukan dokter. Tetapi aku memiliki sedikit pengetahuan tentang pengobatan..." Fatir menjawab.
"Haha, Sudah jelas kamu membual. Jika kamu masuk kedalam, kamu akan membuat sakit pasien semakin parah..." Tono langsung mengejek dengan penuh kemenangan.
Fatir terdiam, dia kesulitan untuk memberikan perlakuan terhadap pasien, jika dia tidak memiliki lisensi kedokteran.
"Bro, lebih baik kamu tunggu di luar agar tidak mengganggu Dokter Tari, dalam memberikan perawatan..." Tono berkata lagi, kemudian menutup pintu bangsal.
Fatir hanya bisa menggeleng, dia hanya ingin mengetahui kemampuan pengobatan dirinya sendiri, setelah mendapatkan warisan Pertapa. Fatir memilih duduk dengan tenang di dekat pintu bangsal VVIP.
_
_
_
Sedangkan itu, di dalam bangsal VVIP.
Seorang wanita cantik, terlentang di atas ranjang. Dia adalah keponakan Nagisa irawan, Kondisinya terlihat sangat buruk. Hampir di sekujur tubuhnya terlihat pucat. Juga memiliki nafas yang lambat, seolah akan menipis kapan saja dan berhenti bernafas.
Lestari menyentuh leher wanita itu, lalu mengambil denyut nadinya, dan berkata, "Sejak kapan pasien berada dalam kondisi ini?..."
Lestari menatap Raul, untuk memastikan dugaannya?
"Satu jam yang lalu, saat didalam perjalanan..." Raul menjelaskan.
"Apakah, kamu mengemudi! dengan kaca mobil terbuka?..." Tanya Lestari.
"Ya, begitulah Dok..." Raul mengakui.
"Pasien mengalami gejala masuk angin, dia kesulitan bernafas. Apakah dia mengalami penyakit asma?..."
"Benar, Dok..."
"Kalau begitu, aku akan memberikan suntikan obat bius, dan biarkan dia istirahat, maka semuanya akan baik - baik saja..."
Lestari tidak lagi mengambil penundaan, dia mengeluarkan jarum suntik dan langsung memberikan suntikan pada lengan pasien.
Lestari, sangat percaya dengan penilaiannya. itu karena dirinya cukup sering mengalami gejala seperti pasien ini. Itu terjadi karena pasien berkendara dan mengalam mabuk kendaraan.
Gejala akan semakin lebih buruk jika pasien memiliki riwayat penyakit asma.
"Terima kasih Dok..." Raul sangat bersyukur dengan kemampuan hebat Lestari.
Namun detik berikutnya, Kondisi pasien semakin buruk.
"Ah!..."
Lestari menjadi panik, wanita ini secara mengejutkan memiliki kondisi tubuh semakin buruk. Terutama setelah mendapatkan suntikan obat bius.
"Dokter Tari, mengapa semakin buruk?..." Raul berkata dengan cemas. Dia semakin yakin jika wanita itu tidak dapat tertolong dan membiarkan kesalahan menjadi milik Lestari.
"Dok, kamu harus tahu, jika Nona Mawar kenapa - napa. Maka kamu akan bertanggung jawab..." Perkataan Raul semakin menakuti Lestari.
Wajah Lestari pucat, dan dia terus menepuk dada pasien dengan tangannya untuk membuat pernafasan pasien kembali stabil. Hatinya panik. Pasien seharusnya baikan sekarang. Kenapa tiba - tiba menjadi lebih buruk.
"Tolong bersabar, Pasien membutuhkan peralatan oksigen. Dan harus dirujuk ke rumah sakit kota secepat mungkin..." Kata Lestari dengan tidak tenang.
Lestari memiliki keringat di dahinya, dia sudah melakukan yang terbaik dengan memberikan CPR. Tetapi tidak mengalami perubahan sama sekali.
"Lakukan secepatnya, gunakan mobilku..." Raul berteriak.
Dia menjadi lebih panik dibandingkan dengan Lestari. itu karena Raul, mengetahui alasan yang sebenarnya mengapa pasien bisa berada dalam kondisi tersebut.
_
_
_
Di dekat pintu bangsal VVIP.
Fatir hampir tertidur karena menunggu, tetapi tidak terjadi. Ketika pintu bangsal di dekatnya, terbuka dengan suara keras.
"Bamm!..."
Pasien cantik dengan kondisi pucat, seketika lewat di depan dirinya. Ketika ranjang khusus terdorong dengan tergesa - gesa.
Seketika, Fatir melihat sesuatu yang salah. karena kehidupan wanita itu akan dalam bahaya hingga kematian. Dan jika itu terjadi, maka kakak iparnya, akan terseret kedalam kasus penanganan ilegal.
"Berhenti..."
Fatir langsung bergegas menghalangi kepergian pasien yang terjadi di depannya.
"Sialan, apa yang kamu lakukan..." Raul berteriak marah.
Lestari dan Tono, juga kesal dengan tindakan Fatir yang sembrono. Khusus untuk Lestari. Mengapa dirinya membiarkan adik iparnya tetap tinggal. Padahal dirinya cukup membencinya.
"Menyingkir, jika tidak aku akan membuatmu menyesal..." Raul berjalan mendekati Fatir dan berniat untuk memberikan pukulan keras.
"Bammm!..."
Sayangnya, yang tersingkir dan terpukul, bukanlah Fatir. Melainkan Raul. Itu karena, sebelum pukulannya mengenai Fatir. Sebuah pukulan dengan sedikit kekuatan mengenai perut Raul.
"Ahhh!..."
Raul memuntahkan semua makanan yang ada di perutnya, sebelum dia menatap sosok Fatir dengan kebencian.
Untung saja, Fatir tidak menggunakan semua kekuatannya. Jika tidak, Raul akan mati ditempat.
Fatir sendiri tidak tahu, niatnya yang hanya memukul dengan sedikit kekuatan akan membuat Raul menjadi seperti itu. Dia mengabaikan Tatapan kebencian dari Raul dan berjalan kearah Pasien.
Tono menatap Fatir dengan tercengang dan tidak berani menghentikan tindakan Fatir. Yang lebih terkejut lagi adalah Lestari.
Sebagai kakak iparnya, dia mengetahui seberapa buruk Fatir dalam perkelahian. Belum lagi, Fatir mengatakan pingsan karena kalah saat berhadapan dengan kelompok penculik.
Sekarang Lestari sangat yakin, jika Fatir adalah seorang pembohong.
"Apa yang kamu lakukan?!..." Tanya Lestari.
"Kakak ipar, Jarak antara rumah sakit umum dengan rumah sakit kota. Setidaknya membutuhkan 30 menit yang tercepat. dan membutuhkan 1 jam jika terjadi kemacetan panjang..." Kata - kata Fatir adalah fakta dan itu menyelamatkan pasien dari kasus kematian.
Tetapi, jika tidak mendapat alat bantu pernafasan dalam bentuk peralatan oksigen. Akan mustahil untuk membuat pasien selamat dari kematian.
Entah itu pergi sekarang, atau tidak. Hasilnya, pasien tidak akan tertolong.
"Kakak ipar, kamu bisa tenang, biarkan aku untuk melihat kondisinya..." Kata Fatir dengan tersenyum.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Anonymous
ini penangan yg bagus
2024-04-19
1
Kenyang
lnjut
2023-06-15
0
Robby Both Rengkung
up 👍
2023-01-10
0