"Denganku, Masalah akan teratasi..." Kata Fatir untuk menyakinkan Lestari.
Melihat Fatir menjadi bisa diandalkan, Lestari linglung untuk sementara waktu, dan tiba - tiba merasakan perasaan yang tak dapat dijelaskan di dalam hatinya.
Bagaimana mungkin!
Bagaimana sampah yang tidak berguna ini membuatku merasakan rasa aman seperti ini?
Kata - kata Fatir, tentunya menenangkan kecemasan Lestari. Tetapi, tenang saja tidak akan cukup, karena Lestari tidak yakin, Apakah Fatir dapat menyembuhkan pasien yang dirinya saja tidak sanggup.
"Bagaimana, cara kamu menyembuhkan pasien?..." Lestari menggunakan jari - jari giok miliknya, untuk meraih tangan Fatir, sambil berbisik.
Fatir terdiam, Ini pertama kalinya ada wanita cantik yang berinisiatif untuk menyentuh tangannya. Rasanya benar - benar lembut.
"Ehm, selama ini, aku memiliki sedikit pemahaman tentang pengobatan, untuk itu aku akan mencoba menyembuhkannya..." Fatir mengatakan omong kosong.
Kemudian Fatir melihat wajah cantik pasien tersebut. Tanpa ragu - ragu dia mengulurkan tangannya dan menekan dua jarinya sedikit di bagian dalam lehernya.
Ekspresi Fatir setenang air, kemudahan dengan cepat menyimpulkan penyebabnya. Tetapi dia tidak langsung mengatakannya kepada Lestari atau yang lainnya.
Itu karena Fatir mengetahuinya begitu saja. Jika dia harus menjelaskannya, itu akan panjang. Lebih baik menyelamatkan kehidupan pasien cantik ini terlebih dahulu.
"Kakak ipar, Tolong jangan bertanya kembali, apakah kamu memiliki jarum suntik dengan panjang 30 cm lebih panjang lebih baik?..." Tanya Fatir.
Lestari bertanya - tanya tentang kegunaan jarum tersebut, dan mengapa Fatir membutuhkannya. Tentunya, tidak banyak jarum suntik dengan panjang 30 cm.
Entah mengapa, Lestari secara kebetulan memilikinya karena belum lama ini rumah sakit memiliki kesalahan penerimaan peralatan dari pusat.
"Tunggu sebentar..."
Dengan cepat mengambil, Lestari memberikannya kepada Fatir. Seolah, karier pekerjaannya tergantung dengan tindakan Fatir, Dia menatap Fatir dengan berharap.
"Kakak Ipar, tahan bahunya dengan posisi kepala lebih tinggi dari perut..." Lestari langsung mengikutinya tanpa penundaan.
Fatir melepaskan, kancing pakaian pasien cantik tersebut.
"Apa yang kamu lakukan, apakah kamu pikir. Dia wanita yang mudah kamu sentuh..." Raul meraung dari kejauhan saat melihat tindakan Fatir.
"Bisakah kamu diam, aku hanya membantunya untuk keselamatannya..." Kata Fatir dengan dingin.
"Modus, Kamu bukan dokter, kamu hanya ingin mengambil manfaat darinya bukan?..." Raul sekali lagi berteriak dengan kebencian.
Dia masih merasakan rasa sakit di bagian perutnya. Jika pasien tidak tertolong, Maka Raul akan menuntut tindakan Fatir dan menjebloskan dia kedalam penjara.
"Jika dia menjadi semakin buruk, maka aku akan memenjarakan kamu..." Raul menambahkan.
"Aku tidak peduli..."
Fatir hanya mengambil ujung jarum tersebut, dia menggunakan energi Qi untuk membungkus jarum tersebut. Hal ini dia lakukan agar tidak menciptakan luka lainnya.
Ujung jarum menembus kulit salju yang ada di bagian tengah dada. Itu terus masuk kedalam dan menuju kebagian lambung. Seketika, cairan putih susu keluar dari rongga tengah jarum.
Itu terlihat seperti air mancur. Setelah beberapa menit, pernafasan Pasien cantik tersebut kembali normal dan Fatir dengan cepat mencabut jarum suntik dan tidak ada luka sama sekali pada bagian kulit yang tertusuk.
"Uhuk... uhuk..." Pasien cantik berbatuk beberapa kali kemudian melihat sekelilingnya dengan bingung.
"Di mana ini?..." Kata wanita cantik tersebut.
"Nona Mawar, kamu baik - baik saja?..." Raul bertanya dengan senang.
"Ya, Aku baik - baik saja..." Jawab Mawar dengan nada datar.
Raul adalah pengejarnya, dan Mawar secara tidak sengaja bertemu dengannya dan kemudian dia tidak ingat bagaimana dia bisa berada di rumah sakit.
Fatir yang melihat kesembuhan sementara pasien cantik ini cukup senang juga. Dia melakukan kebaikan seperti permintaan pertapa agung.
Tentu saja, awalnya Fatir seperti bermimpi karena secara tiba - tiba memiliki kemampuan pengobatan tertinggi. Fatir tanpa sadar melihat cincin batu akik di jarinya dan mengangguk puas.
Di sampingnya, Lestari melihat Fatir seperti dia melihat hantu. Benar - benar mengejutkan, adik ipar sampah, ternyata memiliki keterampilan medis yang cukup ajaib.
Tidak, itu tidak mungkin!
Lestari langsung menyangkalnya, Menurutnya, tindakan Fatir terlalu beresiko. Dan itu semua hanya kebetulan. Benar, hanya kebetulan.
"Mawar, kamu baik - baik saja?..." Seorang wanita cantik datang dari kejauhan. Dia mendapatkan telpon dari pihak rumah sakit tanpa sepengetahuan Raul.
Raul yang melihat kedatangan Nagisa Irawan menjadi panik. Dia berharap tindakannya tidak akan di ketahui orang semua orang.
"Tante Nagisa, aku baik - baik saja..." Jawab Mawar, dengan perlahan turun dari ranjang.
Nagisa yang memiliki usia berkepala empat sulit dipahami jika dia terlihat berusia pertengahan dua puluhan.
Mengenakan, gaun merah menggoda, pinggang ramping. Dengan sepatu hak tinggi. Rambutnya bergelombang, sosok wanita cantik dan dewasa yang sulit dilupakan saat pertama kali melihatnya.
"Nak Raul, katakan mengapa keponakanku bisa masuk ke rumah sakit?..." Kata Nagisa dengan dingin.
"Nyonya Irawan, karena kita mengemudi, Nona Mawar masuk angin. Karena aku panik, aku langsung membawanya ke rumah sakit umum terdekat..." Raul dengan panik menjelaskannya.
"Tetapi, rumah sakit umum ini memiliki pelayanan yang buruk. Hampir saja Nona Mawar tidak dapat tertolong..." Raul berkata dengan kebencian kearah Fatir.
"Apa!... Apa yang sebenarnya terjadi..." Nagisa melihat Lestari, karena dia mengenakan jas putih.
Sedangkan Fatir yang menjadi penolong sebenarnya, hanya terabaikan seperti karakter tidak penting.
"Nyonya Irawan, Saya bisa menjelaskannya..." Kata Lestari dengan panik.
Wanita cantik di depannya, bukan karakter yang mudah tersinggung. Jika Nagisa tidak puas, dia bisa menutup rumah sakit umum tersebut dan karier dokter Lestari dan seluruh staf rumah sakit, akan berakhir.
"Tidak perlu ada penjelasan..." Semua orang melihat Raul yang menyeringai.
"Pria ini..." Raul menunjuk Fatir. "Dia bukan dokter, tapi mencoba untuk menangani kondisi Nona Mawar. Tidak hanya itu, dia bahkan dengan lancang membuka pakaiannya juga..." Kata Raul dengan kemenangan, Dengan dukungan Nagisa, menjebloskan Fatir ke penjara tidaklah mustahil.
Nagisa akhirnya, memperhatikan sosok Fatir dan entah mengapa, sedikit mirip dengan seseorang yang di kenalnya. Tetapi dia tidak peduli.
"Nak Raul, kamu akan mengurus sisanya..." Nagisa lebih mementingkan tentang kondisi keponakannya, Mawar.
Sebelum Nagisa dan Mawar pergi, Suara Fatir mengejutkan semua orang.
"Mungkin Dia baik - baik saja untuk saat ini, tapi aku hanya mengobati gejalanya saja dari pada akar penyebabnya. Jika kamu ingin penyembuhan secara keseluruhan, kamu harus mendapatkan beberapa perawatan dariku secara berkala..." Fatir berkata tanpa memperdulikan tatapan semua orang.
"Mawar, Kamu baik - baik saja?..." Tanya Nagisa.
"Aku baik - baik, Bahkan rasanya sangat baik..." Jawab Mawar dengan tersenyum lembut.
"Kamu dengar sendiri?..." Tanya Nagisa. "Rumah sakit kota, memiliki dokter terbaik diantara terbaik. Juga memiliki peralatan yang lebih memadai. Jika keponakanku mengalami kondisi buruk, itu akan cepat tertangani..."
"Mawar, Kita akan pergi rumah sakit kota, untuk melakukan perawatan lebih lanjut..." Dengan begitu, Nagisa dan Mawar pergi menggunakan mobil pribadinya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Eric ardy Yahya
DASAR TIDAK TAU DIRI . KALAU BUKAN KARENA FATIR , KAMU UDAH HABIS DIBUNUH SAMA TANTE NAGISA . KALAU BEGINI MENDING KAMU MATI DIPUKUL SAMA ANAK BUAH TANTE NAGISA DIBANDINGKAN MENYELAMATKAN KEPONAKAN TANTE NAGISA
2024-04-23
1
Anonymous
jln mulai buat fatir
2024-04-19
0
Nanik Purba
huuhh pada sombong 😏😏😏😏
2023-09-08
0