Pagi itu, Fatir dengan cepat menyiapkan sarapan seperti yang setiap hari dia lakukan.
Ruang makan, terdapat meja yang cukup besar. Itu dapat menampung setidaknya lebih dari Lima orang sekaligus.
Terdapat Ibu mertua yang duduk di paling ujung. Sedangkan di tempat lain ada istrinya yaitu Mayangsari. Tetapi tidak dengan Fatir yang harus makan di belakang.
"Maya, Ibu dengar perusahaan memiliki masalah?..." Kata ibunya dengan peduli.
"Begitulah, ini hanya masalah pendanaan dalam modal utama yang belum terkumpulkan..." Jawab Mayangsari dengan nada berat.
Seperti biasa Mayangsari memiliki ekspresi yang begitu dingin. Tetapi, dia wanita yang cukup cantik dengan banyak pengejar. Karena berbagai alasan tertentu dia menolak setiap pria yang mencoba untuk mendekatinya.
Hal ini membuat orang tuanya menjadi geram. Belum lagi ketika Mayangsari memutuskan untuk menikah, dia memilih Fatir yang miskin dan impoten sebagai suaminya.
Benar - benar putri yang sulit di atur. Mayangsari juga memiliki saudara lain. Yaitu Lestari, tetapi dia lebih memilih tinggal di apartemen dari pada dirumahnya.
Lestari memutuskan untuk pindah di mulai sejak Fatir menjadi menantu. Hal inilah yang menjadikan orang tuanya semakin membenci Fatir.
"Maya, mengapa kamu tidak meminta bantuan Nak Farhan. Dia cukup baik, Juga Kaya raya. Pastinya masalah pendanaan modal perusahaan milikmu akan terselesaikan dengan cepat..." Ibunya langsung menyarankannya.
Tentunya, ibunya sangat ingin, Mayangsari menceraikan Fatir dan lebih memilih untuk dekat dengan Farhan yang cukup kaya dan juga keluarganya memilih perusahaan tertentu.
"Bu, Maya akan memikirkannya..." Jawab Mayangsari.
"Kamu harus menghubunginya, tidak mungkin suami kamu yang miskin bisa membantumu. Hanya Nak Farhan yang bisa membantumu..." Ibunya menambahkan.
"Baiklah, Maya pergi..."
Maya menyelesaikan sarapan miliknya dan dengan cepat pergi tanpa melihat atau berpamitan terhadap Fatir.
Baginya, Fatir hanyalah suami sampah yang sengaja dia nikahi hanya untuk menghentikan para pengajar dirinya. Tentunya, dengan Fatir yang impoten. Mayangsari tidak akan khawatir, jika Fatir meminta jatah.
Belum lagi, Fatir tidur di kamar pembantu. Tidak mungkin dia bisa berbagi kehangatan yang sama dengan Mayangsari.
Fatir tentunya mendengarkan perkataan Mayangsari dengan ibunya. Dia hanya diam tanpa kata.
"Aku sangat beruntung memiliki ibu mertua galak. Juga istri yang dingin..." Fatir melihat kepergian istrinya dengan mobil melalui kaca jendela.
"Lupakan saja, sekarang aku sudah membeli cincin batu akik. Setelah aku menjadi kaya raya, aku akan membeli rumah, mobil, dan lain sebagainya. Setelah itu ibu mertua tidak lagi marah, dan Mayangsari akan mencintaiku hahaha..." Dapur itu hanya terdengar suara tawa Fatir.
Tetapi detik berikutnya dia terdiam. "Tunggu dulu, aku kan impoten. Walaupun aku kaya dan memiliki banyak wanita. Apa gunanya jika tidak bisa berdiri?!..." Sekali lagi, Fatir merenungkan nasibnya yang sangat menyedihkan.
"Lupakan tentang itu, sekarang saatnya menjadi kaya raya..." Fatir melihat sekelilingnya, dan berharap ibu mertua galak tidak menemukannya.
"Bagus tidak ada siapapun..." Di sudut dapur, Fatir membungkuk dengan kain kasa di tangannya.
Dia memperlihatkan jarinya yang memiliki cincin batu akik dan dengan perlahan mengusap batu pada cincin miliknya.
"Aku sudah sarapan, jika sesuai dengan perkataan Paman sebelumnya, Aku tinggal menggosok dan meminta menjadi kaya raya..." Fatir dengan perlahan menggosok permukaan batu akik. dan dengan sebanyak tiga kali dia mengucapkan mantra yang sama.
"Aku ingin kaya!..."
"Aku ingin kaya!..."
"Aku ingin kaya!..."
30 menit berlalu.
Fatir bingung, dia sudah melakukan semua petunjuk dari penjual cincin, tetapi tidak ada perubahan apapun.
"Sialan, mengapa tidak mungkin jin yang akan memberikan tiga permintaan?..." Kata Fatir dengan kesal.
Merasa jika penjual cincin telah menipu dirinya, Fatir sangat menyesal karena menghabiskan 10 ribu untuk membelinya.
"Sial... sial... mengapa aku yang pintar ini bisa tertipu!..." Karena kesal, Fatir berniat melemparkan cincin yang tersebut, tetapi tidak melakukannya.
"Aku sudah membelinya, setidaknya jika digunakan di jariku. Tidak terlalu buruk..." Fatir dengan begitu melakukan pekerjaan rumah lainnya, seperti ngepel, mencuci, dan lain sebagainya.
"Menantu bodoh, cepat kemari..." Ibu mertua memanggil dengan suara yang sangat keras.
Fatir yang berada di belakang, mau tidak mau harus berlari agar gorila ini tidak memakan meja karena kesal menunggu.
"Ya, Ibu mertua..." Jawab Fatir dengan nada seperti biasanya.
"Buatkan bekal untuk putriku Lestari dan antarkan secepat mungkin di tempat kerjanya..." Perintah Ibu mertua galak adalah mutlak.
Hal ini cukup sering terjadi, Fatir cukup sering membuatkan bekal untuk Lestari dan mengantarkannya.
Tanpa penundaan lagi, Fatir menyiapkan bekal makanan dan dengan demikian dia pergi keluar untuk mengantarkannya.
_
_
_
Saat ini, Fatir sedang dalam perjalanan ke rumah sakit umum.
Kakak iparnya, seorang dokter dan biasanya akan ada di rumah sakit pada jam tertentu. Kehidupan seorang dokter biasanya sangat sibuk, dan terkadang akan lupa makan siang jika memiliki banyak pasien. Untuk itu, ibu mertuanya beberapa kali mengirimkan bekal makanan.
"Aaaaaa... Tolong..."
Mendengar, suara wanita yang meminta tolong. Fatir tersenyum kecut, dia tidak bisa bela diri apapun. Dan karena di depannya sedang terjadi, kasus penculikan wanita. Dia mau tidak mau berniat mengulurkan bantuan.
Wanita cantik itu, memiliki empat pria asing di sekelilingnya. Fatir dengan cepat mendatanginya dan dengan bangga berteriak.
"Hentikan, Uraaaaa..."
Seketika, kedatangan Fatir membuat keempatnya terdiam. Mereka melihat kearah sumber suara dan tertawa.
"Hahaha, Sepertinya ada yang ingin menjadi pahlawan kesiangan..." Kata salah satu penculik.
"Cari mati nih orang..."
"Sepertinya, dia akan mati dalam kondisi perjaka..."
Kata perjaka adalah kata kutukan bagi Fatir, sehingga dia menjadi sangat marah.
"Kalian, beraninya hanya dengan wanita. Sini lawan aku Uraaaaa..." Fatir berkata dengan nada tinggi, dan hal tersebut membuat keempat langsung mengelilingi Fatir tanpa peduli dengan wanita yang akan mereka culik.
Wanita cantik yang terabaikan, menatap Fatir dengan rasa terimakasih. Tetapi dia tidak ingin mengungkapkannya dan lebih memilih untuk melarikan diri.
"Sialan, target melarikan diri..."
"Ini semua, gara - gara dia. Habisi dia jangan biarkan dia berjalan lagi..."
Menghadapi keempatnya, Fatir benar - benar ketakutan. Dia suda impoten, jika dia tidak bisa berjalan! kehidupan apa yang akan dia jalani?
"Bro... Sabar... Sabar... Jangan keras - keras..." Fatir tidak tahu harus berkata apa lagi.
Sayangnya keempat penculik itu sudah membenci Fatir, karena membuat target penculikan mereka melarikan diri.
"Bam... Bamm... Bammm..."
"Ahhh... Ahhhh... Ahhhhhh...."
Hal berikutnya, hanyalah teriakan Fatir yang kesakitan dan putus asa.
"Cabut, dia akan menjalani sisa hidupnya di ranjang rumah sakit..." Keempat penculik itu langsung pergi tanpa penundaan Lagi, meninggalkan Fatir yang di penuhi oleh luka - luka di sekujur tubuhnya.
Fatir yang memiliki tubuh lemah, benar - benar bukan lawan para penculik tersebut.
"Aahhh..." Fatir berteriak kesakitan dan pingsan.
Tentunya dia tidak menyadari, pada saat ini, gumpalan darah mengalir menuju jari Fatir dan menembus ke dalam cincin batu akik miliknya. Seketika batu akik yang kusam, memancarkan cahaya hijau terang.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Kholid Hafiedz
urrrraaaaaaaaa
2024-09-21
0
Nayla Nazafarin
oh begitu cara krjanya..harus di aliri darah dulu batu akik bereaksi
2024-08-23
0
Abbie Jard
ya gimana mau berbagi kehangatan.orang suami nya aja di suruh tidur nya misah gitu.apa lagi di bilang nya mandul🤣.mau sampai kapan pun kalau tidur nya misah ya ga bakalan punya anak.dan karena pernikahan ga saling cinta
2024-08-18
0