Fatir yang berdiri di depan Lestari, mulai menghitung jumlah orang yang ada di depannya.
Beberapa staf rumah sakit umum hanya bisa ketakutan berhadapan dengan selusin bawahan Raul. Namun tidak dengan Fatir.
Melalui penglihatannya, Sumber masalah ada pada Raul dan Tono. Kedua orang ini bersinggungan dengan Fatir. Terutama Raul, dari awal. Fatir tidak terlalu menyukainya.
Pria - pria besar yang menjadi bawahan Raul, mereka hanya manusia biasa dengan sedikit kekuatan. Untuk itu Fatir harus menyesuaikan kekuatannya, jika tidak, itu akan menjadi pembunuhan instan.
Raul membawa selusin pria besar, mereka menatap Fatir dengan hinaan. Salah satu diantara mereka berdiri tepat di depan Fatir.
"Nak, jangan salahkan kita menggertak, tetapi salahkan ketidakberuntungan milikmu karena menyinggung Bos Raul..." Kata pria besar.
Dia dengan perlahan mulai mengincar Fatir dengan sebuah pukulan. Menurutnya, cukup dengan satu pukulan darinya. Akan dengan mudah terselesaikan.
Sayangnya, dia tidak pernah tahu, seberapa kuat Fatir yang berdiri di depannya.
"Kraaak!..."
Suara pergeseran tulang sendi dapat terdengar dengan nyaring di telinga semua orang. Dengan satu pukulan tersebut, mungkinkah Fatir terluka?
Tantunya tidak!
"Ahhhh!..."
Di ikuti oleh teriakan pria besar, semua orang akhirnya memahami. Siapa yang terluka, dan siapa yang tidak.
Pukulan yang seharusnya mengenai Fatir, namun tidak terjadi. Fatir menangkap pukulan pria besar kemudian dengan kedua tangannya dia memutar tangan pria besar kebelakang.
Hasilnya, tangan pria besar tidak sesuai dengan posisi awal. Lebih tepatnya menghadap kebelakang. Semua orang bisa mengetahuinya tentang seberapa kuat Fatir karena dapat melakukan.
"Baaammm!..."
Fatir mengakhirinya dengan satu pukulan untuk melumpuhkan pria besar.
Kondisi pria besar itu, membuat siapapun yang melihatnya bergidik. Setalah anggota badan tidak sesuai dengan posisi awal. Itu membuatnya berhenti bergerak seketika.
"Kalian semua habisi dia..." Teriak Raul dengan panik.
Dia akhirnya menyadari tentang kekuatan Fatir, tetapi dia kesulitan untuk menerima kenyataan.
"Krak!..."
"Ahhh!..."
"Baaammm!..."
Satu persatu pria besar lainnya berakhir dengan kondisi yang sama di depan Fatir. Itu kekalahan sepihak tanpa memiliki ketegangan sama sekali.
"Berikutnya adalah kalian berdua..." Kata Fatir sambil melihat Raul dan Tono.
Raul dan Tono ketakutan, pria didepannya benar - benar terlalu kejam. Selusin pria besar ini tidak hanya di kalahkan tetapi berakhir dengan mengenaskan.
Semua orang dapat mengetahui jika mereka semua akan berakhir di ranjang rumah sakit untuk sisa hidup mereka.
"Ahhhh!..."
Tono sangat menyesal, mengapa dia memilih berdiri di pihak yang berlawanan dengan Fatir.
Dia hanya bisa menerima nasibnya berakhir di ranjang rumah sakit untuk sisa umurnya.
"Baammm!..."
Dengan satu pukulan dari Fatir, membuat Tono tergeletak tak sadarkan diri.
"Jangan mendekat, Jika kamu melukaiku kamu akan berakhir dengan menyedihkan..." Sekarang yang tersisa adalah Raul.
Raul tahu, jika dirinya bukan lawan Fatir. Untuk itu dia harus melarikan diri untuk kehidupannya. Sedangkan untuk balas dendam, dia masih memiliki seribu macam cara untuk melakukannya.
Fatir tidak mungkin melepas Raul, sedangkan ancaman darinya tidak pernah Fatir tanggapi sama sekali.
Sayangnya, sebelum Fatir melumpuhkan Raul. Dari kejauhan mobil ambulan dan beberapa mobil mewah berdatangan. Tentunya, Mereka bagian dari Nagisa yang datang kembali untuk kesembuhan keponakannya.
"Apa yang terjadi..." Nagisa mendengus dingin.
Dia menemukan beberapa orang tergeletak di depan rumah sakit dengan kondisi yang mengerikan.
"Nyonya Irawan, Dia pelakunya. Orang - orangku berusaha untuk menutup rumah sakit umum, tetapi Dia memukuli mereka semua..." Raul sangat bahagia dengan kedatangan Nagisa.
Dia tidak peduli dengan tujuan Nagisa, setidaknya dia terselamatkan dari keganasan Fatir.
"Minggir..." Nagisa tidak peduli dengan bawahan Raul, tujuannya adalah Fatir. dan karena waktu yang sangat mendesak. Dia tidak ingin membuang waktu.
"Ya!!!..." Raul tidak percaya, jika Nagisa mengabaikan dirinya. Dia hanya patuh untuk berpindah ke sisi lain dan membiarkan Nagisa menemui Fatir secara langsung.
"Sembuhkan keponakanku..." Kata Nagisa saat dia menatap Fatir secara langsung.
Fatir terdiam, dia tidak biasa di pandang oleh wanita cantik dan lebih tua darinya. Tentunya Dia mengetahui, jika penyakit pasien cantik kembali kambuh lagi. Dan dirinya harus menyembuhkannya.
Fatir tahu, jika dia harus membantu kesembuhan pasien cantik. Tetapi keputusan ada di tangannya. Dia bukan orang penurut, dan tahu apakah dia harus menyembuhkannya atau tidak.
"Maaf, aku tidak bisa melakukannya..." Kata Fatir sambil menggeleng.
Semua orang langsung terdiam.
"Keponakanku, kambuh dari penyakitnya. Dan kamu sebelumnya berkata, bisa menyembuhkannya..." Kata Nagisa dengan perlahan. Dia entah mengapa, sangat yakin jika pria muda didepannya bisa membantu kesembuhan keponakannya.
Semua orang menatap Fatir, yang baru saja menolak permintaan Nagisa.
"Selama kamu menyembuhkannya, aku akan memberikan kamu uang satu triliun..." Suara Nagisa sekali lagi terdengar.
Semua orang langsung terdiam. Nagisa memang kaya raya, namun tidak menyangka akan memberikan imbalan begitu murah hati.
Jika itu Fatir sebelumnya, dia akan menerima tawaran Nagisa dengan sangat bahagia. Tetapi tidak dengan sekarang. Dengan warisan dari pertapa agung, Fatir bisa mendapatkan kekayaan dengan cepat.
Namun mengingat kembali, jika kemampuannya bukan untuk di perjual belikan, Fatir hanya bisa menolaknya.
Lestari yang berada di belakang Fatir, hanya bisa terdiam. Awalnya dia terkejut jika Fatir memiliki keterampilan seni bela diri yang sangat kuat. Sekarang Dia tidak menyangka, jika Nagisa dari keluarga kaya raya akan berkata seperti itu.
Bukannya tindakan Fatir sebelumnya hanyalah keberuntungan, dan jika dia melakukan tindakan selanjutnya. Itu tidak mungkin menjadi keberuntungan yang kedua kalinyan.
"Ini bukan masalah imbalan, Dia mengatakan jika aku bukan dokter dan rumah sakit akan di tutup. Jadi mohon maaf atas kekuranganku..." Fatir menunjuk kearah Raul yang tercengang.
Nagisa bukan orang bodoh, dia memahami. Jika tindakan Raul yang menjadi alasan Fatir untuk menolak menyembuhkan keponakannya.
"Kamu, minta maaf sekarang juga..." Kata Nagisa dengan dingin.
Raul tidak mempercayai kedua matanya, mengapa situasi menjadi terbalik. Walaupun dia sangat membenci Fatir, dia tetap meminta maaf.
"Maaf..."
"Jangan meminta maaf kepadaku, meminta maaf kepada kakak iparku..." Kata Fatir dengan dingin.
Tentunya permintaan maaf saja tidak akan cukup. Fatir memahami kebusukan Raul, jika hari ini ia dilepaskan begitu saja. Pastinya akan membawa masalah di masa depan.
Fatir masih memiliki cara untuk membuat Raul menyesal karena menyinggung dirinya dan juga menyeret kakak iparnya.
"Dokter Tari, Maaf... Aku benar - benar minta maaf..." Raul membungkuk, tetapi dia sangat marah di dalam hatinya.
"Tidak apa - apa..." Jawab Lestari, kedua matanya tidak lepas dari sosok Fatir. Dia benar - benar terkejut jika adik iparnya yang dia anggap sampah akan begitu luar biasa.
"Jadi bagaimana dengan sekarang?..." Tanya Nagisa, dengan berharap, agar Fatir menyembuhkan keponakannya.
"Tentu saja aku akan menyembuhkannya, tetapi aku tidak menginginkan imbalan apapun, dan tidak menginginkan ketenaran apapun. Karena aku murni untuk membantu..." Fatir tersenyum.
Sedangkan Nagisa menjadi terdiam. Dia mengenang tentang suaminya, melalui perkataan Fatir. Saat itu dia pertama kali bertemu dengan suaminya dan mengatakan sesuatu yang sama, yang tidak menginginkan aset keluarga Irawan, sebelum mengobati kakeknya.
Siapa pria muda di depannya ini?! Pikir Nagisa dengan tidak bisa tenang.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Nayla Nazafarin
jngn2 suami nagisa ayahnya fatir?
2024-08-23
0
Eric ardy Yahya
EH RAUL , GAK USAH KAMU BERKELIT , BUKANNYA KAMU YANG MAU MELUMPUHKAN FATIR KARENA DIA BARU SAJA MEMUKUL KAMU ? GAK USAH KAMU MENJILAT KE NAGISA.
2024-04-23
1
Anonymous
ini yg pertama ia dengar seperti suaminya
2024-04-19
0