Mobil audi putih melaju dengan kencang dan berhenti di salah satu komplek apartemen tertentu di kota jakarta.
"Ayo keluar, apa yang kamu tunggu?..." Lestari yang keluar lebih awal bertanya dengan heran.
"Ya, tentu..." Fatir masih tidak percaya dengan apa yang terjadi.
Dia baru saja ikut dalam mobil kakak iparnya dan mendatangi apartemennya. Tidak hanya itu, hahkan berniat memiliki satu malam disana.
Fatir benar - benar gugup, bahkan dalam mimpinya. Dia tidak pernah memimpikan hal seperti ini.
Fatir masih ingat, di saat dia menjadi menantu dan menikahi istrinya yang dingin. Kakak iparnya tidak pernah melirik dirinya sama sekali.
Keduanya menggunakan satu lift yang sama untuk mencapai lantai atas. Dengan cepat memasuki ruang apartemen yang cukup bersih.
Ruangan apartemen tidak terlalu besar, hanya terdiri dari satu ranjang tidur, kamar mandi, dapur dan balkon belakang. Benar - benar cukup umum.
"Ingat, jangan menyentuh apapun! Aku akan kekamar mandi..." Lestari memberikan peringatan keras. Walau bagaimanapun, dirinya belum pernah mengundang siapapun untuk mengunjungi apartemen miliknya.
"Ya, aku mengerti..." Jawab Fatir dengan panik.
Bahkan setelah dirinya menikah, Dia tidak pernah mengunjungi kamar istrinya. Fatir tidur dalam kamar yang berbeda, rasanya dia sama sekali tidak menikmati kehidupan suami istri. Belum lagi bercinta, bahkan jika dirinya ingin bermain sabun. Dia tidak bisa melakukannya.
Namun sekarang berbeda, Joni agung sudah bisa bangun dari tidur panjangnya. Untuk itu, Fatir harus bisa mengontrol dirinya. Jika tidak, dia akan kerepotan.
"Gyurrrr..."
Fatir memiliki pendengaran yang sangat baik, untuk itu dia dapat mendengarkan guyuran air yang ada di kamar mandi.
Itu sangat membuatnya tidak bisa tenang. Fatir melihat kearah pintu kaca yang ada di dekatnya. Walaupun terpisahkan dengan pintu kaca. Tidak menutup kemungkinan, jika kakak iparnya sedang telanjang di dalam kamar mandi.
Memikirkan kakak iparnya yang sedang mandi, Fatir tanpa sadar berfantasi liar dan memiliki joni agung yang bergerak - gerak.
Sial, apa yang aku pikirkan!
Untung saja, sebelum joni agung menjadi tegang, Fatir bisa mengontrol dirinya dengan baik.
"Sekarang kamu bisa menggunakan kamar mandi..." Lestari keluar dari kamar mandi hanya berbalut dengan handuk saja.
Dia benar - benar memperlihatkan bahu putih salju dan rambut basahnya yang belum kering. Untuk Fatir yang perjaka, pemandangan ini sangat tak tertahankan.
"Baik..." Fatir dengan panik menutup pintu kaca, setelah dia memasuki kamar mandi.
"Sial, apa yang aku pikirkan, aku harus tenang. Dia adalah kakak iparku, dan malam ini tidak ada yang akan terjadi. Yang harus aku lakukan adalah, hanya perlu tidur dan tidak merugikannya..." Fatir berbicara dalam hatinya.
Tetapi, sebelum ini, kakak iparnya mandi dan telanjang dalam satu kamar mandi yang sama. Untuk itu dia sedikit tidak bisa tenang, menggunakan apapun yang ada di sana.
Menggunakan sabun yang sama, sikat gigi yang sama, hingga handuk yang? sama. Rasanya seperti bersentuhan secara tidak langsung dengan tubuh kakak iparnya.
"Aku sudah selesai..." Fatir kembali dengan pakaian lamanya.
Saat dia melihat Lestari yang sekarang, dia benar - benar terpukau.
Lestari, tidak memiliki riasan apapun, namun penampilannya dapat membuat pria manapun menjadi gila. Dengan pakaian tidur yang cukup tipis, dan tubuhnya yang matang, bahkan untuk bagian tertentu, tidak dapat membuat Fatir melupakannya.
"Kamu bisa tidur di sampingku..." Lestari benar - benar berpikir jika Fatir masih impoten, sehingga dia tidak memiliki kekhawatiran di hatinya.
"Kakak ipar, aku bisa tidur dilantai saja..." Kata Fatir setelah memenangkan hatinya.
"Apa yang kamu katakan, bagaimana jika kamu masuk angin?..." Kata Lestari dengan kesal.
Mengapa adik iparnya tidak menurut sama sekali? haruskah di berikan arahan hanya untuk tidur saja?
"Tapi, kak, bagaimana jika aku merugikan kamu, di saat aku tidak sadar..." Kata Fatir dengan tidak tenang. Jika harus memilih, tentunya lebih baik tidur di lantai.
"Bukannya milikmu tidak bisa berdiri? Sudahlah cepat tidur..." Lestari tidak peduli sama sekali dan mengulung selimut.
"Baik..."
Fatir tidak memiliki pilihan lain selain tidur dalam satu ranjang yang sama dengan kakak iparnya yang hanya terpisahkan dengan bantal guling.
Berharap saja tidak ada yang terjadi.
_
_
_
Sedangkan itu, di tempat lainnya.
Nagisa baru saja pulang kerumah mewah miliknya di salah satu tempat di kota jakarta.
Dia benar - benar tidak bisa tenang. Karena dia masih memikirkan tentang Fatir.
"Benar, aku harus menyelidikinya..." Nagisa langsung pergi ruang komputer.
Dengan menggunakan kemampuan peretas, Nagisa mulai menemukan beberapa petunjuk tentang Fatir.
Lahir di salah satu rumah sakit umum di jakarta. Sudah menikah dengan Mayangsari. Pendidikannya juga cukup biasa. Apa yang Nagisa temukan tidak banyak, Fatir juga tidak menggunakan media sosial, sehingga Nagisa sedikit sulit mengetahui kehidupan Fatir dengan keluarganya.
Namun, bukan Nagisa. Jika dia tidak dapat menyelesaikan penyelidikannya. Sampai dia menggali dengan lebih jauh lagi, dia menemukan fakta yang mencengangkan.
"Tina, Mungkinkah! Fatir anak suamiku yang lainnya?!..." Nagisa tidak bisa tanang.
Suaminya memiliki banyak wanita dan akan dengan mudahnya berbagi satu malam yang panas dengan wanita manapun. Fakta ini membuat Nagisa sendiri gila.
Suaminya memiliki sebelas istri sah dan masih banya wanita lain yang belum terungkapkan.
"Mungkinkah ini hanyalah kebetulan saja?..." Nagisa mulai menemukan hal lainnya. Semakin dia mencari, semakin dia menyakini. Jika Fatir adalah anak suaminya dengan wanita lain dan itu berarti, Fatir adalah anak tirinya.
Dalam informasi yang Nagisa dapatkan, Fatir di besarkan dengan orang tua tunggal. Wanita yang menjadi ibu dari Fatir, memiliki nama lengkap Tina Astuti.
Wanita kelahiran jakarta. Dua puluh tahun lalu, pernah menjadi karyawan suaminya di bagian Agen penyewaan perumahan elite pondok indah.
Juga, Tina secara sepihak mengundurkan diri dan lebih memilih untuk hidup dalam kesederhanaan. Data rumah sakit tidak menjelaskan apapun tentang sosok ayah Fatir. Hal ini membuat Nagisa semakin yakin.
"Aku harus bertemu dengan Tina untuk mengklarifikasi siapa ayah Fatir..." Tentu saja Nagisa sangat bahagia jika Fatir benar - benar putra dari suaminya.
Dari awal, dia bertemu dengan Fatir. Dia sudah sangat familiar. Di tambah memiliki kemampuan medis yang luar biasa, dan sikapnya yang tenang. Selama Nagisa mendapatkan pengakuan dari Tina, maka semuanya akan mungkin.
Jika semuanya benar, maka Fatir akan menjadi pewarisnya selanjutnya. Tidak hanya memiliki aset keluarga irawan. Bahkan Angkasa corporation yang memiliki cabang perusahaan hampir di seluruh dunia, akan menjadi milik Fatir.
Nagisa tanpa sadar memikirkan Candra, yang menjadi anak suaminya, dan alasan kepergian suaminya. dan dia merasa sedih untuknya.
Sangat berbeda dengan Fatir yang memiliki kehidupan yang baik, Candra memiliki kesehatan yang terganggu. Hal ini membuat Nagisa depresi.
Nagisa menutup komputer, tidak lupa kencatat alamat tempat tinggal Tina. kemudian pergi tidur dengan penuh kesepian.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
uwa_botak
tina itu yg agen perumahan bukan sih...kalo gak salah inget yaa...
2024-10-17
0
Anonymous
nasibmu nak farit bagus
2024-04-19
1
Kenyang
lnjut💪💪
2023-06-15
0